Sejumlah komunitas perempuan dan organisasi yang perduli terhadap isu perempuan, seperti Fatayat NU, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Sarinah GMNI, Kopri PMII, IPPNU, Mangga Berliterasi, dan BEM Fakultas Hukum Universitas Wiralodra Indramayu berkumpul di Kantor PCNU Indramayu, Rabu 19 Juni 2019.
Nama yang disepakati adalah “Wadon Dermayu Ora Meneng”, dengan argumentasi bahwa perempuan Indramayu tidak akan tinggal diam lagi, ketika muncul persoalan yang terkait dengan perempuan dan anak. Karena kelompok ini yang paling rentan dalam masyarakat, juga lemah dalam hal perlindungannya.
Pemimpin Redaksi (Pemred) Mubaadalahnews, Zahra Amin mengatakan, dirinya telah memberikan penguatan kapasitas untuk membangun kesadaran bersama tentang persoalan perempuan. Sebab hal itu bagian dari problem kemanusiaan, sehingga harus diselesaikan bersama.
“Terkait fitnah atau pesona perempuan dan aurat. Bagi sebagian perempuan masih menjadi ketakutan tersendiri, khawatir jika kehadirannya akan menimbulkan fitnah dan dianggap menggoda, sehingga membatasi ruang gerak mereka ketika melakukan kiprah dan peran nyata di masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, Koordinator Wadon Dermayu Ora Meneng yang terpilih, Tiana Jeanita menyatakan, perkumpulan komunitas dan organisasi ini menjadi kesempatan luar biasa bagi para pegiat dan penggerak perempuan Indramayu. Hal ini agar mereka lebih peduli terhadap persoalan-persoalan yang terjadi.
Karena, menurutnya, sampai hari ini, setiap komunitas hanya asyik dengan isu dan programnya masing-masing. Bahkan menganggap program milik komunitas sendiri yang paling prioritas, sehingga kurang peduli dan cenderung cuek dengan problem perempuan lainnya.
Setiap kali disodori angka secara nasional maupun level Jawa Barat terkait dengan problem perempuan dan perlindungan anak, lanjut dia, Indramayu menempati urutan terbanyak, tertinggi atau terbesar. Seperti AKI/AKB, Perkawinan Anak, Trafficking/TPPO, KDRT, Pelecehan dan Kekerasan Seksual.
“Kalau perempuan di Indramayu hanya diam saja, tidak melakukan apa-apa, maka persoalan perempuan tidak akan pernah selesai,” pungkasnya. (ZAHRA)