• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Yuk Ajak Anak Kenali Alam, Penuhi Hak Bermain Anak Saat Liburan

Mengajak anak-anak semacam kemah dan melakukan permainan tradisional di alam adalah upaya untuk memenuhi hak bermain anak, dan memberikan batasan bagi mereka dalam mengakses gadget

Nuril Qomariyah Nuril Qomariyah
13/07/2022
in Keluarga
0
Hak Bermain Anak

Hak Bermain Anak

263
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setiap 23 Juli, diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Hari anak tidak hanya kita rayakan dalam skala nasional saja, tapi juga di tingkat Internasional yang peringatannya setiap 1 Juni. Begitu pentingnya memperingati Hari Anak sehingga menjadi peringatan global setiap tahunnya. Lantas esensi apakah yang kita dapatkan setiap kali merayakan Hari Anak? Apakah sebatas seremonial semata?

Berdasarkan hasil Konvensi Hak-Hak Anak melalui Majelis Umum PBB pada 20 November 1989, Bagian 1 Pasal 1. Pengertian anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun. Di Indonesia sendiri, UU No. 35 Tahun 2014, tentang perubahan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Pasal 1 Ayat 1. Sedangkan maksud seorang anak adalah individu yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Itulah mengapa peringatan Hari Anak termasuk salah satu dari sekian banyak peringatan hari-hari besar di Dunia, termasuk di Indonesia. Anak-anak saat ini tengah memasuki masa krisis. Selain krisis informasi positif, mereka juga krisis identitas. Dan cenderung mudah untuk terdoktrin dengan hal-hal negatif dari dunia maya. Salah satunya adalah terpapar paham radikal yang bertebaran dengan masif di berbagi media saat ini.

Dampak Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan Anak

Mengutip dari postingan Instagram KEMENPPPA yang berjudul “Liburan Sekolah, Bermain Tanpa Gadget” disebutkan bahwa anak yang mengalami ketergantungan dan kecanduan penggunaan gadget dapat mengalami kesehatan fisik dan psikologis. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh pada keseharian anak-anak.

Dampak fisik yang anak alami akibat berlebihan dalam menggunakan gadget di antaranya, kebiasaan makan yang buruk, sehingga bisa menyebabkan anak kekurangan gizi atau bahkan obesitas. Kondisi ini bisa mengganggu prestasi akademik serta gangguan pertumbuhan pada anak. Sedangkan untuk dampak psikologis yang dapat terjadi meliputi, depresi, kesendirian, gelisah, agresif, kurang empati, fobia sosial, dan tidak dapat mengendalikan dorongan untuk menggunakan internet/teknologi.

Baca Juga:

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

Membangun Kehidupan yang Sehat Dimulai dari Keluarga

Mengapa Cinta Alam Harus Ditanamkan Kepada Anak Sejak Usia Dini?

Untuk itu perlu adanya suatu upaya melindungi masa anak-anak agar tidak terkontaminasi dengan hal-hal buruk yang mengancam masa depan mereka, termasuk masa depan bangsa kita nantinya. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan mengajak anak kembali ke alam dan mengurangi intensitas penggunaan gadget.

Seperti halnya dalam postingan instagram KEMENPPPA yang sudah disebutkan di atas, juga menjelaskan beberapa tips yang dapat kita lakukan untuk mengurangi intensitas anak menggunakan gadget. Misalnya, dengan memberikan anak kesibukan melakukan banyak kegiatan bermanfaat. Karena saat tidak ada hal yang memaksa anak untuk melakukan sesuatu, maka timbul perasaan malas dan enggan untuk bergerak, dan gadget menjadi pelariannya.

Bersikap tegas dalam mendidik anak, seperti memberikan gadget. tanpa adanya akses internet dan meng-uninstall aplikasi dan game yang cenderung membuat anak menjadi ketergantungan gadget. Game-game online inilah yang telah menggerus eksistensi permainan tradisional anak-anak, menjadi langka untuk ditemui saat ini. Kalau bukan di komunitas-komunitas yang memang bergerak untuk melestarikan permainan tradisional yang lebih dekat ke alam.

Tidak seperti game online yang kemungkinan besar memiliki dampak negatif pada psikis dan fisik anak. Permainan-permainan tradisional yang biasanya di ruang terbuka, justru akan membuat anak lebih aktif baik secara fisik maupun psikis. Hampir semua jenis permainan tradisional dimainkan secara berkelompok, sehingga anak-anak dapat mengasah kemampuannya dalam bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebayanya.

Permainan Tradisional Upaya Penuhi Hak Bermain Anak

Ada banyak permainan tradisional yang dapat mejadi pilihan edukasi bagi anak saat bermain di alam. Mulai dari Eggrang, Bentengan, Bakiak atau Teklek, Rangku Alu, Engklek, Lompat Tali, Gobak Sodor, Petak Umpet, dan masih banyak lainnya. Mungkin beberapa permainan di atas asing untuk anak-anak yang lahir di tahun 2000 an. Karena sejak lahir mereka sudah mengenal gadget dan segala bentuk game onlinenya.

Mengajak anak-anak semacam kemah dan melakukan permainan tradisional di alam adalah upaya untuk memenuhi hak bermain anak, dan memberikan batasan bagi mereka dalam mengakses gadget. Selain itu, saat anak-anak aktif bermain di alam akan lebih mudah untuk mengenalkan pada anak-anak untuk ikut serta melestarikan dan merawat lingkungannya. Karena perilaku mereka saat ini terhadap lingkungan akan berpengaruh pada kondisi lingkungan mereka di masa depan nantinya.

Bagaimana jika muncul pertanyaan, apakah ketika anak terbatasi waktunya untuk bermain gadget seharian, termasuk bagian dari melanggar dan membatasi hak bermain anak? Tentu saja tidak,  karena selain hak bermain anak juga memiliki hak untuk hidup sehat.

Penjelasan sebelumnya, bahwa ada banyak sekali dampak negatif penggunaan gadget bagi anak. Maka upaya membatasi penggunaan gadget bagi anak di sini justru merupakan dukungan untuk memberi hak bermain anak. Selain itu juga menjaga agar anak tetap terlindungi dari dampak buruk perkembangan teknologi yang sangat pesat. []

Tags: anak IndonesiaHak anakHak Bermainhari anakkeluarga
Nuril Qomariyah

Nuril Qomariyah

Alumni WWC Mubadalah 2019. Saat ini beraktifitas di bidang Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak di Kabupaten Bondowoso. Menulis untuk kebermanfaatan dan keabadian

Terkait Posts

Marital Rape

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

2 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Peran Ibu

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

1 Juli 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Keluarga Maslahah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

28 Juni 2025
Sakinah

Apa itu Keluarga Sakinah, Mawaddah dan Rahmah?

26 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID