• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

#10yearschallenge, Dosa Jariyah, dan Objektifikasi Perempuan

Tia Isti'anah Tia Isti'anah
18/01/2019
in Kolom
0
#10yearschallenge

#10yearschallenge

25
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – #10yearschallenge yang sedang ramai di media sosial menimbulkan polemik. Para ukhti dan akhi merasa tantangan itu menimbulkan dosa jariyah. Karena banyak perempuan yang mengupload foto 10 tahun lalu saat mereka belum menggunakan kerudung.

“Udah 10 tahun tapi ga pake hijab. Nanti jadi dosa jariyah mbak. Maaf cuma sekadar mengingatkan.” cuit salah satu akun twitter ketika mengomentari temannya yang melakukan #10yearschallenge.

Hal-hal seperti itu bukan hanya kali ini saja terjadi. Ketika istri dari Ifan Seventeen meninggal pun, warganet bermunculan di instagramnya dengan komentar serupa. Mereka meminta Ifan Seventeen sudi menghapus foto-foto sang istri yang tidak menggunakan hijab agar menghilangkan dosa jariyah. Padahal itu masih H+2 dari kematian sang istri.

Dosa jariyah seperti yang kita pahami bersama adalah sebuah dosa yang akan terus mengalir walaupun seseorang sudah meninggal. Menurut salah satu akun IG dengan nama @hanummahadistbelma , foto dengan aurat yang terlihat atau bahkan hanya wajah akan memunculkan syahwat atau nafsu orang yang melihatnya dan menurutnya itu menimbulkan dosa jariyah.

Lagi-lagi dalam kerangka pemikiran ini, perempuan dijadikan sebagai objek seksual. Padahal dalam tagar #MosqueMeToo banyak kasus kekerasan seksual yang juga terjadi di masjid-masjid.

Baca Juga:

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Bahkan Sabica, Perempuan asal Pakistan yang membuat tagar #MosqueMeToo viral. Dia mengalami pelecehan seksual ketika melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah.

Dan di sana dapat dipastikan bahwa perempuan menggunakan pakaian yang tertutup. Ini berarti pelecehan seksual bukan disebabkan oleh pakaian yang digunakan korban. Tapi bagaimana kerangka pikir pelaku ketika melihat perempuan.

Sehingga paradigma dosa jariyah yang kini ramai harus kita pertanyakan. Mengapa hanya menyasar perempuan? Mengapa tidak menyasar laki-laki yang juga harus menundukan pandangannya?

Padahal dalam Al-Qur’an sendiri perintah untuk ghodul bashar atau menjaga pandangan turun terlebih dahulu sebelum perintah untuk menutup aurat.

Dan perlu digarisbawahi bahwa perintah untuk menutup aurat dalam surat Al-Ahzab ayat 59 juga memiliki banyak tafsir. Quraish Shihab menafsirkannya lewat kaca mata asbabun nuzul ayat tersebut.

Ayat tersebut turun di tahun ke-5 hijriyah ketika perempuan muslim menggunakan pakaian serupa perempuan non-muslim. Yaitu blues dan kerudung yang leher dan dadanya terbuka. Sehingga karena hal tersebut banyak lelaki yang melakukan pelecehan seksual karena menganggapnya budak.

Juga disebabkan Kota Madinah saat itu yang belum tentram karena banyaknya perang. Sehingga terdapat banyak  janda dan yatim. Sehingga untuk rasa aman, Allah memerintahkan seluruh perempuan untuk mengenakan jilbab. Karena perempuan-perempuan bangsawanlah yang saat itu menggunakan jilbab.

Sehingga perintah untuk mengenakan jilbab adalah untuk memberikan rasa aman terhadap perempuan saat itu. Namun di zaman sekarang, ketika pelecehan bukan lagi disebabkan oleh pakaian, bukankah tafsir dari surat itu dapat berubah?

Jadi para ukhti dan akhi, sebelum membincangkan masalah dosa jariyah pada perempuan. Mari berikan juga pemahaman pada laki-laki bahwa mereka harus menjaga pandangan mereka.

Dan tolong perhatikan perempuan yang anda komentari itu. Barangkali saja mereka adalah para perempuan yang menggunakan tafsir surat al-Ahzab yang berbeda. Bukankah kita harus saling mengingatkan dengan baik? Jadi ya saya juga sedang mengingatkan anda dengan tulisan ini, dan semoga ini baik.[]

Tags: auratinstagramkorbanlaki-lakimedia sosialmenjaga pandanganpakaianpelecehanperempuantafsirtagartwitter
Tia Isti'anah

Tia Isti'anah

Tia Isti'anah, kadang membaca, menulis dan meneliti.  Saat ini menjadi asisten peneliti di DASPR dan membuat konten di Mubadalah. Tia juga mendirikan @umah_ayu, sebuah akun yang fokus pada isu gender, keberagaman dan psikologi.

Terkait Posts

Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rumah Tak

    Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID