• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

5 Cara Menghadapi Anak yang Tantrum di Kelas

Sebagai guru atau orang tua, kita harus memberikan pujian kepada anak yang tantrum. Kita bisa memberikan kata-kata yang membuat anak tenang atau bisa juga dengan pelukan.

Suci Rahmawati Suci Rahmawati
12/12/2023
in Publik
0
Anak Tantrum

Anak Tantrum

2.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam dunia pendidikan anak usia dini terkadang sering kali menemui anak yang tiba-tiba marah, menjerit atau bahkan sampai melempar barang, biasanya kita menyebutnya dengan tantrum.

Tantrum merupakan luapan emosi anak yang ditandai dengan teriakan, tangisan, kemarahan, jeritan anak dan bahkan sampai ada yang melempar barang yang ada di dekatnya.

Penyebab Tantrum

Saat aku menghadapi beberapa anak yang mengalami tantrum. Aku memperhatikan ternyata ada dua penyebab kenapa anak-anak ini mengalami tantrum. Dua penyebab tersebut sebagai berikut:

Pertama, anak tantrum di dalam kelas biasanya saat anak itu merasa tidak nyaman. Misalnya, ada seorang anak sedang nyaman bermain, tiba-tiba ada anak yang lain mengambil mainan tersebut. Lalu timbul lah emosi dari anak itu.

Adapun bentuk ekspresi dari emosinya adalah dengan teriakan, tangisan atau sampai melempar barang yang ada di sekitarnya.

Baca Juga:

Peran Penting Ayah di Masa Ibu Menyusui

Dari Nada ke Makna: Tafsir Relasi Ibu dan Anak dalam Lagu Jumbo

Nabi Saw Janjikan Pahala Bagi Orang Tua yang Mengasuh Anak Perempuan

Siapa yang Berhak Mengawinkan Anak Perempuan?

Ketika sudah terjadi seperti itu, kita harus segera menanganinya karena khawatir benda yang dilemparnya mengenai anak-anak yang lain.

Kedua, anak tantrum itu ketika ia tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Anak yang tidak bisa mengutarakan perasaannya, biasanya mereka luapkan perasaan itu dengan tangisan dan kemarahan.

Dua penyebab di atas menurutku sebaiknya harus juga dipahami dan dimengerti oleh para orang tua maupun guru-guru seperti aku ini. Sehingga, kita tidak akan kaget saat mereka kembali tantrum.

Lima Cara Menghadapi Anak Tantrum

Namun, aku sebagai guru, memiliki beberapa cara untuk menyelesaikan beberapa anak yang sedang mengalami tantrum. Beberapa cara ini sudah aku praktikkan saat aku mendampingi anak-anak yang sedang tantrum.

Berikut lima cara mendampingi anak-anak yang sedang tantrum.

Pertama, langkah awal yaitu dengan menjaga anak yang tiba-tiba marah dengan menjauhkan mereka dari anak yang suka jail. Tetapi menjauhkannya dengan cara dan perilaku yang baik.

Kedua, selalu memberikan pujian kepada anak yang suka tantrum. Jika ia masih menangis atau marah, maka alihkan kepada yang lain dengan mengajaknya bercerita, atau melihat hal-hal lainnya.

Ketiga, kita harus mengetahui terlebih dahulu anak ini tantrum karena frustasi atau manipulatif. Karena ketika manipulatif, orang tua atau guru boleh mendekati anak tersebut. Lalu kita sentuh, peluk sampai tenang. Ketika sudah tenang, kita bantu dengan melakukan apa yang ia tidak bisa.

Namun, apabila tindakan manipulatif ini, ia lakukan dengan cara berdiam, maka yang harus kita lakukan adalah cukup dengan cara memantaunya. Pasalnya, kalau kita dekati, ia akan semakin menjadi-jadi.

Sebagai orang tua atau guru, saat menghadapi kasus ini, kita harus tetap tenang jangan panik atau marah. Tetapi tetap berusaha untuk meredakan anak tersebut.

Keempat, melansir dari halodoc.com, orang tua atau guru jangan sampai berteriak atau marah kepada anak tantrum, jika kita melakukan ini, anak dapat meniru tindakan tersebut kepada orang tuanya atau gurunya.

Kelima, cara menangani anak tantrum yaitu jangan selalu menuruti keinginan anak, jika keinginannya itu berlebihan.

Dengan kelima cara di atas, bagi saya, dapat membuat kita sebagai guru atau orang tua dengan mudah menangani anak yang sedang tantrum. Misalnya dengan menjauhkan anak tantrum dari anak-anak yang suka jahil karena akan berdampak anak tersebut tantrum.

Bahkan kita bisa memberikan ruang untuk anak agar ia dapat mengekspresikan emosinya yang masih dalam pantauan guru atau orang tua.

Berikan Pujian kepada Anak Tantrum

Selain itu, sebagai guru atau orang tua, kita harus memberikan pujian kepada anak yang tantrum. Kita bisa memberikan kata-kata yang membuat anak tenang atau bisa juga dengan pelukan.

Kemudian, pentingnya juga kita untuk memahami kondisi anak, apakah ia sedang frustasi atau sedang melakukan tindakan manipulatif.

Hal ini penting karena cara untuk menangani keduanya itu berbeda, semisal jika anak itu frustasi maka kita bisa mendekati anak tersebut. Namun jika anak tersebut melakukan tindakan manipulatif. Maka sebaiknya berikan ruang sendiri terlebih dahulu untuk anak tersebut.

Dengan langkah-langkah di atas, semoga kita bisa menangani anak yang tantrum sesuai dengan keadaan atau kondisi anak tersebut. []

Tags: anakCarakelasmenghadapiTantrum
Suci Rahmawati

Suci Rahmawati

Terkait Posts

Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Nakba Day

Nakba Day; Kiamat di Palestina

15 Mei 2025
Nenek SA

Dari Kasus Nenek SA: Hukum Tak Lagi Melindungi yang Lemah

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version