• Login
  • Register
Rabu, 22 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

5 Langkah Membangun Keluarga Sakinah

Sakinah harus ditopang dengan mawaddah alias rasa cinta yang dianugerahkan Allah Swt ke setiap hati manusia, juga rahmah, rasa kasih sayang dengan makna melampaui sekadar cinta yang tak berbatas, dan tak berkesudahan

Thoah Jafar Thoah Jafar
12/03/2022
in Keluarga
0
Qadha Puasa, dan Praktik Kesalingan dalam Fikih Mubadalah

Qadha Puasa, dan Praktik Kesalingan dalam Fikih Mubadalah

203
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Samawa, kependekan dari sakinah, mawaddah, dan warahmah; menjadi ucapan simpel yang kerap terdengar di depan pelaminan. Melalui kata-kata itu, para tamu undangan mendoakan agar sahabat, kerabat, maupun temannya yang tengah berbahagia itu mampu mengarungi bahtera rumah tangga dengan langgeng dan sejahtera.

Ungkapan sakinah merujuk pada cita-cita “litaskunu” (agar kamu cenderung dan merasa tenteram) dalam QS. Ar-Rum: 21. Sedangkan mawaddah dan warahmah lebih menjadi semacam prasyarat agar seseorang manusia mampu merengkuh kesakinahan dalam rumah tangganya.

Lebih gampangnya, sakinah adalah puncak dari kemawadahan dan kerahmahan. Sakinah ialah institusi paling ideal pernikahan itu sendiri, sedangkan mawaddah dan rahmah adalah aplikasi yang bisa menunjang keberadaan intitusi tersebut.

Sakinah harus ditopang dengan mawaddah alias rasa cinta yang dianugerahkan Allah Swt ke setiap hati manusia, juga rahmah, rasa kasih sayang dengan makna melampaui sekadar cinta yang tak berbatas, dan tak berkesudahan.

Semua itu, perlu dan bisa dibangun melalui lima langkah saja. Antara lain:

  1. Keintiman

Setiap pasangan, suami dan istri, mesti membangun kesadaran persamaan hak dan tanggung jawab, terlebih dalam pengambilan keputusan rumah tangga.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami
  • Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri
  • Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?
  • Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

Baca Juga:

Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri

Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

Dalam Islam, kedudukan laki-laki dan perempuan sejatinya ditempatkan sejajar. Tidak ada alasan yang bisa menghalangi adanya distribusi beban sosial antara laki-laki dan perempuan demi kemaslahatan publik keluarga maupun masyarakat.

Kesetaraan suami dan istri dapat diwujudkan dalam bentuk hubungan kemitraan. Soal ini, persis yang difirmankan Allah Swt dalam QS. Al-Baqarah: 187;

“Mereka (para istri) adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka…,” (

Bahkan, Tafsir Jalalain, secara tegas menyebutkan bahwa pengistilahan “pakaian” pada ayat tersebut adalah kesalingbergantungan antara suami dan istri dalam sebuah biduk rumah tangga.

Pemahaman kesetaraan ini menjadi pangkal dari keintiman. Keyakinan tidak adanya sekat dan tingkatan kedua pasangan menjadi hubungan suami istri menjadi lebih intim dan sama sekali tersimpan ketertutupan yang berpotensi menjadi bom waktu dan mengganggu ketenteraman.

  1. Kejujuran

Setiap anggota keluarga diamanatkan untuk berlaku jujur. Akan tetapi, syarat dan kewajiban hidup jujur ini bukanlah tanpa dampak dan risiko.Kejujuran akan memandang segala persoalan secara faktual. Sementara sebuah fakta, sudah barang tentu tidak melulu berupa sesuatu yang mengenakkan.

Maka, kebebasan berpendapat harus diberikan kepada masing-masing anggota keluarga, terlebih kepada suami dan istri demi menjalin hubungan rumah tangga yang penuh keterbukaan. Jangan sampai dalih menghormati maupun menjaga perasaan pasangan malah menjadi api dalam sekam. Kejujuran juga merupakan jurus jitu memberangus cemburu dan kecurigaan, atau biang kerok lain yang dinilai bisa berimbas pada rapuhnya sebuah hubungan.

  1. Kegembiraan dan humor

Kejujuran dan kebebasan berpendapat pun tidak dikonotasikan hanya akan melahirkan ketegangan dan kecanggungan. Justru sebaliknya, ketiadaan sekat dan tingkatan menjadikan masing-masing orang bebas berinteraksi antarsatu sama lain, tanpa beban.

Terlebih dalam kehidupan rumah tangga, kegembiraan tidak boleh dimaknai sebagai sekadar anugerah yang turun begitu saja. Ia justru harus dibangun dan dibentuk dengan modal kesadaran masing-masing pasangan.

Salah satunya, membiasakan humor dan canda tawa dalam sebuah hubungan berprinsip kesalingan. Dengan keriangan yang terus terjaga, maka setiap persoalan pun tidak akan mudah mengimbas pada ancaman keretakan hubungan dalam rumah tangga.

  1. Kemampuan mengorkestrasi

Rumah tangga adalah bentuk kehidupan sosial paling dekat dan intim dalam lingkaran hidup seseorang. Maka, memahami pernikahan mesti selayaknya kerja-kerja organisasi yang terstruktur dan sistematis.

Organisasi menjadi format yang baik untuk mengatur tugas, hak, tanggung jawab, dan perbedaan sikap individu dalam sebuah kesatuan. Organisasi juga menjadi ruang paling baik untuk menjaga keajekan visi, misi, maupun keputusan tentang masa depan. Organisasi dengan tradisi bermusyawarah menjadi rujukan paling pas dalam sebuah bahtera rumah tangga menuju cita-cita sakinah, mawadah, pun warahmah.

Keterampilan organisasi dan negoisasi sangat diperlukan di tengah ego yang sesekali akan tetap muncul dalam benak seseorang. Kemampuan mengorkestrasi hasrat pribadi dengan kepentingan rumah tangga akan menjadi kunci suasana rumah tangga yang tenteram, tanpa ganjalan.

  1. Menjaga sistem nilai

Sistem nilai menjadi langkah pamungkas demi meraih kehidupan rumah tangga yang sakinah. Suami maupun istri, mesti sama-sama memegang dan berpanduan pada moral keagamaan, sosial, dan kemanusiaan yang kuat.

Nilai moral, bahkan menjadi acuan pokok dalam melihat dan memahami realitas kehidupan serta sebagai rambu-rambu dalam mengambil keputusan, terlebih dalam rumah tangga, yang setiap langkahnya berharap bisa tercatat sebagai pahala, bentuk pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya. []

Tags: istrikeluargamaslahahperkawinanrumah tanggasakinahsuami
Thoah Jafar

Thoah Jafar

Pengasuh Ponpes KHAS Kempek Cirebon

Terkait Posts

Marital Rape

Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?

21 Maret 2023
Dinafkahi Istri

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

20 Maret 2023
Generasi Strawberry

Self Diagnose, Parenting, dan Labelling: Penyebab Munculnya Generasi Strawberry

16 Maret 2023
Positive Vibes Keluarga

Pentingnya Kesalingan Membentuk Positive Vibes Keluarga

15 Maret 2023
Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga

Tiket Masuk Majlis Rasulullah Saw adalah Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga

14 Maret 2023
Terburu-buru Segera Menikah

Bestie, Jangan Terburu-buru untuk Segera Menikah

11 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Menjadi Minoritas

    Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist