• Login
  • Register
Senin, 4 Desember 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Sastra

9 dari Nadira; Perempuan Bercerita Melawan Stigma

Cut Novita Srikandi Cut Novita Srikandi
04/04/2020
in Sastra
0
202
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Apa yang saya temukan dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori ini sangat ironis. Buku ini bukan hanya mengupas sisi rahasia dari sebuah keluarga yang bisa saja terjadi pada keluarga manapun.

Namun lebih jauh, 9 dari Nadira mampu membongkar aspek yang terdalam dari stigma untuk menjadi perempuan “baik-baik” dalam masyarakat. Ya, 9 dari Nadira merupakan ironi dari kesempurnaan hidup seorang perempuan yang dianggap ideal.

Tokoh ibu merupakan sosok panutan bagi anak-anaknya, Nina, Arya, dan Nadira. Ibu digambarkan sebagai sosok yang selalu bisa menyelami emosi anggota keluarganya. Ia adalah istri yang ideal dan ibu yang baik bagi anak-anaknya. Dalam urusan dapur, sumur, dan kasur, Ibu mampu menguasainya dengan sangat baik.

Sebagai istri seorang wartawan senior yang kritis, ibu cukup sabar menghadapi berbagai persoalan dalam rumah tangganya. Ibu tidak pernah mengeluh bahkan memperlihatkan emosinya sekalipun saat mereka ditimpa masalah. Seolah malaikat, Ibu selalu mengukir senyum bagi siapapun yang berinteraksi dengannya. Sampai suatu ketika, Ibu ditemukan terkapar tidak bernyawa dengan menggenggam seonggok pil tidur di lantai yang dingin.

Kematian ibu yang mengguncang seisi rumah merupakan pembuka dari kumpulan cerita pendek ini. 9 dari Nadira merupakan kumpulan cerita pendek yang terdiri dari sembilan bagian di dalamnya. Atau dapat pula karya ini disebut novel karena cerita satu dan cerita lainnya saling berkaitan satu sama lain.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Akikah Bagi Laki-laki dan Perempuan
  • Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel
  • Islam: Agama yang Menyejajarkan Kemanusiaan Laki-laki dan Perempuan
  • Mengurai Pemikiran Leila Ahmed: Sosok Feminisme Muslim Asal Mesir

Baca Juga:

Akikah Bagi Laki-laki dan Perempuan

Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel

Islam: Agama yang Menyejajarkan Kemanusiaan Laki-laki dan Perempuan

Mengurai Pemikiran Leila Ahmed: Sosok Feminisme Muslim Asal Mesir

Fokus cerita memang ada pada tokoh Nadira, namun tokoh ibu terus mempengaruhi keseluruhan cerita. Yang menarik pada cerita ini adalah adanya perpindahan sudut pandang yang melibatkan perpindahan narator dan fokalisasi di dalamnya.

Pada cerita 1 sampai 5, perpindahan sudut pandang selalu terjadi melalui fokalisasi tokoh ibu pada saat adegan flash back yang ditandai dengan huruf yang dicetak miring pada setiap adegan tersebut. Meskipun di awal cerita, Ibu digambarkan telah meninggal dunia, namun suara Ibu tetap muncul di setiap bagian cerita.

Tokoh Ibu adalah center yang menentukan sisi psikologis tokoh-tokoh lainnya. Menariknya, saat fokalisasi tokoh ibu, sudut pandang selalu menggunakan narator orang pertama (aku). Hal ini mengimplikasikan bahwa tokoh ibu merupakan tokoh penggerak dalam cerita 9 dari Nadira.

Mengapa tokoh ibu menjadi penting? Sosok ibu dalam keluarga sudah mewakili kesempurnaan perempuan sebagai istri dan ibu dalam masyarakat. Namun mengapa dalam cerita ini tokoh ibu justru dihilangkan nyawanya? Mengapa ibu dipaksa kalah.

Jawabannya adalah karena sosok ibu merupakan ironi dari perempuan ideal yang berkembang di masyarakat. Ibu tidak pernah merasa bahagia sehingga ibu akhirnya mencari kebahagiaan yang lain melalui sikap menyerah kalahnya.

Lewat kutipan Kami menemukan sebuah sosok yang terlentang bukan karena sakit atau terjatuh, tetapi karena ia memutuskan : hari ini, aku bisa mati. Mungkin Ibu tak pernah bahagia terlihat bahwa kematian adalah pilihan Ibu. Sampai akhir cerita pun tidak dijelaskan alasan apa yang mendorong Ibu melakukan tindakan nekad seperti itu.

Dua tokoh perempuan lainnya Nina dan Nadira yang merupakan kakak beradik diceritakan juga mengalami kekalahan dalam membina rumah tangga. Nina yang merupakan perempuan yang merasa dirinya sempurna dalam kariernya tunduk kepada laki-laki playboy dan pada akhirnya harus menelan pil pahit karena suaminya tidak mampu untuk setia.

Sementara itu, Nadira, sang adik juga sama seperti kakaknya. Sosok Nadira yang rapuh menjadi takluk pada laki-laki yang dianggapnya telah mengangkatnya di masa terpuruknya. Rumah tangga mereka berakhir karena suami meninggalkan dirinya demi perempuan lain. Kedua tokoh perempuan ini sama-sama gagal dalam membina rumah tangga masing-masing.

Cerita 9 dari nadira merupakan cerita yang unik karena terdiri dari beberapa cerita pendek yang saling berkaitan satu sama lain yang apabila dibaca secara terpisah juga dapat berdiri sendiri. Masing-masing cerita pendek memiliki sub plot namun apabila disatukan maka dapat menjadi plot major.

Konflik yang terjadi beserta tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya merupakan satu kesatuan tetapi dapat dipecah pada masing-masing bagian. Sosok Ibu digambarkan adegan setiap adegan flash backnya sebagai perempuan dan seorang istri yang ideal namun pada akhirnya menyerah dan mengakhiri hidupnya.

Peristiwa kematian Ibu yang tidak biasa berdampak secara psikologis terhadap kedua perempuannya, yaitu Nina dan Nadira. Meskipun traumatis keduanya tidak digambarkan dengan keengganan mereka berdua untuk menikah, namun keduanya digambarkan gagal dalam membina rumah tangga.

Nina bercerai dengan suaminya karena suaminya berselingkuh, begitu pula dengan Nadira yang juga bercerai. Bahkan di akhir cerita, tokoh Nadira juga terlambat menyadari cintanya terhadap Utara Bayu, seorang laki-laki yang tulus mencintainya.

Ketiga tokoh perempuan utama ini seakan bercerita, yakni Ibu, Nina dan Nadira, bagaimana melakukan perlawanan terhadap stigma perempuan ideal yang berkembang di masyarakat. Kadang ingin menyerah, tapi sadar bahwa perempuan tak boleh kalah lalu memilih pasrah. []

Cut Novita Srikandi

Cut Novita Srikandi

Alumni Women Writers Conference Mubadalah tahun 2019, Dosen dan Peneliti Sastra

Terkait Posts

Lamaran

Lamaran dari Salma

26 November 2023
Kampung Halaman

Kisah tentang Kampung Halaman

19 November 2023
Rania

Rania, Gadis yang Direnggut Paksa Kesuciannya

16 November 2023
Kisah Gerwani

Kisah Gerwani: Raga Ibumu Boleh Mati, Tapi Jiwanya Tidak

1 Oktober 2023
Maulid Nabi

Fatih, Selawat, dan Maulid Nabi

24 September 2023
Kesehatan Seksual dan Reproduksi

Refleksi Kesehatan Seksual dan Reproduksi: Jangan Ada Rania yang Lain

10 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Muktamar Pemikiran

    Resmi Ditutup, Berikut 11 Hasil Muktamar Pemikiran NU Ke-2

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Langkah Pencegahan Kasus KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Stoikisme Obat di Abad ke-21?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengurai Pemikiran Leila Ahmed: Sosok Feminisme Muslim Asal Mesir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Akikah Bagi Laki-laki dan Perempuan
  • Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel
  • Islam: Agama yang Menyejajarkan Kemanusiaan Laki-laki dan Perempuan
  • Mengurai Pemikiran Leila Ahmed: Sosok Feminisme Muslim Asal Mesir
  • Deklarasi Pemilu Damai 2024: Upaya Cegah Konflik, Politisasi SARA dan Hoaks

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist