• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Islam Dan Feminisme: Pertemuan Dalam Suatu Narasi

Melihat fakta historis yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa gerakan feminisme yang digaungkan sekarang ini ternyata nilai dan semangatnya sudah dipraktikkan oleh Islam sejak dulu.

Hoerunnisa Hoerunnisa
28/05/2021
in Publik, Rekomendasi
0
Feminisme

Feminisme

256
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa tahun lalu salah satu teman saya membalas unggahan snap-WhatsApp saya yang berisikan tentang kelas feminisme. Tiba-tiba dia beranjak menjadi seorang penasehat, “Hati-hati lho sama ajaran feminisme, nanti kamu dibawa ga benar, soalnya feminisme tidak sejalan dengan Islam.” Sejenak pikiran saya memutar sambil bertanya-tanya, benarkah feminisme bertentangan dengan Islam? Padahal saya tahu dan merasakan kebermanfaatan semangat feminisme sangat besar khususnya untuk perempuan.

Rasanya mencari benang merah antara feminis dengan Islam sangat menarik untuk dibedah. Karena saya yakin seseorang yang sepakat dengan feminisme akan menerima pertanyaan serupa “Apakah feminisme sejalan dengan Islam?” dan kita sebagai orang muslim yang sepakat dengan feminisme tentu harus bisa menjawabnya.

Bagi saya feminisme adalah sebuah gerakan yang memperjuangkan hak-hak keseteraan gender, artinya jenis kelamin apapun, orientasi seksualnya seperti apa, ekspresi gendernya bagaimana pun itu tetap memiliki hak-hak peran sosial sebagai manusia utuh. Jika ada seseorang  yang menyebutkan feminis itu membenci laki-laki dan tidak menikah, kurang tepat rasanya jika narasi tersebut dihadirkan, karena tujuan dari feminisme adalah terciptanya masyarakat yang adil gender.

Betul, ada aliran feminisme yang membenci laki-laki dan, memilih untuk tidak menikah, tetapi, tidak bisa hal itu digeneralisir bahwa feminisme semuanya seperti itu. Itu hanya soal pilihan yang setiap orang mempunyai cara dan jalan sendiri untuk menciptakan masyarakat yang adil gender.

Sama halnya dalam Islam, umat Islam sepakat bahwa Islam sangat menjunjung nilai kemanusiaan. Tetapi dalam praktik menuju kemanusiaan tersebut berbeda-beda tergantung cara fikir seseorang. Buktinya saya seorang feminis tetapi saya menyukai laki-laki dan ingin menikah. Lantas apa alasan Islam tidak sepakat dengan feminis?

Baca Juga:

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

Kondisi masyarakat sebelum ajaran Islam datang masih memperlakukan perempuan seperti benda dan harta. Misalnya perempuan ketika bayi rentan sekali untuk dikubur hidup-hidup, mereka juga dijadikan hadiah, jaminan utang, dan diwariskan. Hal tersebut menggambarkan bahwa posisi perempuan bukan sebagai manusia tapi seperti benda mati.

Bukan hanya itu, dalam wilayah privat perempuan rentan dipaksa menikah sebelum menstruasi, diceraikan sebelum menstruasi, dipoligami tanpa batas, dirujuk tanpa batas dan lain-lain. Bahkan perempuan tidak mempunyai hak penuh atas tubuhnya sendiri, dia mutlak di bawah kekuasaan dan kepemimpinan laki-laki. Perempuan sebelum menikah dia mutlak di bawah kekuasaan ayahnya. Sedangkan ketika sudah menikah dia mutlak di bawah kuasa suaminya.

Tetapi, setelah Islam datang dengan semangat tauhid kehidupan sosial masyarakat tersebut berubah. Semangat tauhid yang bermakna tidak menuhankan apa dan siapa pun selain Allah Swt. Dalam makna tata tauhid “Tidak ada Tuhan selain Allah”, jika seseorang menuhankan diri atas orang lain maka dia sudah melampau Allah. Semangat tauhid ini tentunya tidak hanya kembali pada Allah Swt., tetapi pada manusia itu sendiri. Hal tersebut terbukti dengan Islam membebaskan perempuan dari belunggu patriarki.

Nyai Nur Rofiah, Bil. Uzm. dalam bukunya menjelaskan bahwa pada saat Islam datang sekitar abad ketujuh Masehi, Islam menegaskan bahwa: Pertama, perempuan adalah manusia. Kedua, setiap manusia adalah hanya hamba Allah Swt. Ketiga, setiap manusia adalah khalifah fil ardh yang mempunyai mandat mewujudkan kemaslahatan seluas-luasnya di muka bumi. Artinya, laki-laki dan perempuan hanya hamba Allah Swt. Perempuan bukan hamba laki-laki, dan keduanya harus aktif mewujudkan kemaslahatan di muka bumi.

Jelas sekali setelah Islam datang tidak ada lagi penguburan hidup-hidup anak perempuan, perempuan tidak dijadikan warisan, bahkan sekarang diberikan hak waris, perempuan diakui keberadaannya sebagai manusia, tidak ada lagi perbudakan perempuan, poligami dibatasi hanya 4 dan itu pun dengan syarat adil dan masih banyak lagi. Bagaimana sudah sepakat bahwa feminisme sejalan dengan Islam?

Melihat fakta historis yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa gerakan feminisme yang digaungkan sekarang ini ternyata nilai dan semangatnya sudah dipraktikkan oleh Islam sejak dulu. Islam dengan membawa nilai-nilai ketauhidan membebaskan perempuan dari belenggu patriarki. Maka jika disimpulkan bahwa Nabi Muhammad Saw adalah seorang ‘feminis’, karena secara praktik dia sudah seperti seorang feminis yang memperjuangkan hak-hak kesetaraan gender.

Jadi dapat disimpulkan semangat feminisme tidak bertentangan dengan Islam, bahkan sejalan dengan Islam dan sudah dipraktikkan oleh Islam terlebih dahulu. Jika saat ini kita masih mengamini budaya patriarki, maka kita sudah 1000 kali mundur ke belakang karena budaya patriarki adalah budaya masyarakat jahiliyah. []

Tags: feminismeGendergerakan perempuanislamkeadilanKesetaraan
Hoerunnisa

Hoerunnisa

Perempuan asal garut selatan dan sekarang tergabung dalam komunitas Puan menulis

Terkait Posts

Film Rahasia Rasa

Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

6 Juli 2025
Ancaman Intoleransi

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

5 Juli 2025
Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Gerakan KUPI

Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID