• Login
  • Register
Kamis, 17 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Mewujudkan Rumahku Surgaku Dalam Keluarga

Tips yang dapat dibangun untuk mewujudkan kehangatan dalam keluarga yaitu mendengarkan pasangan, memahami apa yang menjadi alasan dan kondisi pasangan dan memberikan apresiasi pada pasangan

Annisa wijayanti Annisa wijayanti
24/08/2021
in Keluarga
0
Rumahku Surgaku

Keluarga

509
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Keluarga sakinah merupakan dambaan bagi setiap keluarga di dunia. Namun, untuk mewujudkannya diperlukan relasi yang cerdas dalam menjalin interaksi setiap anggota keluarga.  Relasi yang sehat dibangun dari rasa saling menghargai, menyayangi, komunikasi yang terbuka dan memberi ruang pada setiap anggota keluarga untuk berkembang. Keluarga yang membangun relasi sehat akan saling mendengarkan, tidak ingin menyakiti dan membangun kesepakatan dilakukan secara bersama-sama. Berikut tips untuk mewujudkan rumahku surgaku di dalam keluarga

Pertama, berbagi tanggung jawab dengan anggota keluarga. Suami atau istri dapat menyepakati berbagi peran secara adil seperti berbagi peran domestik. Dalam hal ini anak dapat diajarkan untuk membantu pekerjaan rumah. Sikap ini ditanamkan kepada anak sejak dini agar anak memiliki sikap kepekaan sosial dan sikap bertanggung jawab yang mulai dari hal- hal kecil seperti membantu orang tuanya di rumah

Tips selanjutnya yakni pengelolaan keuangan. Pasangan suami istri membahas bersama-sama pengelolaan dan perencanaan keuangan dan memastikan semua anggota keluarga memperoleh manfaat dari kesepakatan yang dibangun. Suami atau istri harus dapat mengelola keuangan dengan bijak dengan tidak melakukan pemborosan untuk membeli hal-hal yang tidak perlu dan bermanfaat. Sikap ini dilatih jika suatu saat terjadi kondisi keuangan yang tidak terjadi seperti biasanya seperti pendapatan keluarga berkurang karena masa pandemi.

Selain itu perlu dipastikan biaya untuk hal-hal penting seperti biaya pendidikan, membayar iuran kesehatan wajib untuk dipenuhi di atas hal- hal yang lain. Jika pendapatan suami berkurang, sikap istri yakni bahagia dan bersyukur atas yang diberikan suami berapapun nilainya dengan catatan suami harus terbuka masalah keuangan. Sikap ini akan menumbuhkan ridla Allah dengan menambahkan rejeki pada keluarga tersebut berlipat ganda karena termasuk golongan orang yang mensyukuri nikmat.

Rejeki bukan hanya dari keuangan yang melimpah, namun anak yang saleh salehah adalah rejeki yang tiada tara dan tidak dapat dinilai dengan uang. Karena dapat mengantarkan orang tuanya ke surga karena selalu mendoakan orang tuanya. Seperti dalam hadist nabi pada riwayat Ibnu Majah dari Abu Qatadah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik yang ditinggalkan oleh seseorang setelah kematiannya adalah tiga perkara: anak shalih yang mendo’akannya, shadaqah mengalir yang pahalanya sampai kepadanya, dan ilmu yang diamalkan orang setelah (kematian) nya.”

Baca Juga:

Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

Yang Terjadi Jika Miskin, Tapi Ngotot Menikah

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Relasi yang sehat bukan berarti tidak ada masalah, tetapi bila terjadi masalah dapat dikomunikasikan secara terbuka. Wanita berjiwa keibuan memahami pentingnya keterbukaan pada pasangan, dengan tetap menjaga rahasia keluarga. Karena saat sudah berkeluarga, masalah yang ada bukan masalah pribadi, namun masalah bersama. Jadilah pendengar yang setia bagi pasangan atau anak jika mereka sedang dirundung masalah.

Suami atau istri harus berusaha untuk memakai kepala dingin untuk menemukan solusi dari setiap masalah yang ada seperti dengan cara musyawarah. Hindari penyelesaian dengan cara kekerasan. Jika suami atau istri sedang berbicara, salah satu pihak harus diam dan mendengarkan serta tidak perlu berbicara sebelum yang lainnya selesai berbicara.

Selain itu mengurangi amarah jika menghadapi masalah karena suatu saat jika anak melihat perilaku orang tuanya akan mencontoh di kemudian hari. Dalam mengambil keputusan jangan tergesa-gesa sebagai implementasi dari sabda Rasulullah SAW, “Bersikaplah tidak tergesa-gesa dalam segala urusan, kecuali dalam urusan akhirat.” (H.R Abu Daud).

Tips yang dapat dibangun untuk mewujudkan kehangatan dalam keluarga yaitu mendengarkan pasangan, memahami apa yang menjadi alasan dan kondisi pasangan dan memberikan apresiasi pada pasangan. Selain itu mendukung apa yang menjadi cita- citanya dengan memberikan akses yang baik untuk meraih apa yang menjadi tujuannya.

Istri yang bahagia akan selalu memberikan dukungan dalam keadaan apapun, dengan begini suami memiliki semangat untuk selalu bangkit setiap menghadapi kesulitan. Selain itu selalu menghormati perasaan pasangan dan mendukung setiap keputusan pasangan yang dinilai baik setelah ditputuskan dan dimusyawarahkan bersama.

Orang tua memiliki tanggung jawab penuh pada anak dan menjadi model peran positif bagi anak. Ajarkan kepada anak untuk bertanggung jawab atas tindakannya, mau mengakui kesalahan serta berkomunikasi secara jujur. Karena sifat pada anak yang tumbuh berasal dari rekaman dalam kepala terhadap apa yang dilihat setiap harinya oleh anak. Tanamkan kepada keluarga untuk menghindari perbuatan dosa dan maksiat seperti menghindari menonton film, sinetron atau lagu- lagu yang merusak akhlak.

Karena hal itu merupakan racun yang disuntikkan ke dalam rumah, karena akan mendatangkan musibah dan menutup pintu nikmat. Karena dengan menghindari maksiat Allah berjanji dalam Q.S At-Thalaq ayat 2 yakni “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan jalan keluar baginya.” Karena solusi yang tepat pasti akan diperlukan dalam setiap keluarga untuk menghindari keributan dan pertengkaran dalam pasangan. []

 

 

Tags: anakkeluargaKeluarga MaslahahKeluarga Sakinahorang tuaparenting
Annisa wijayanti

Annisa wijayanti

Terkait Posts

Menikah

Yang Terjadi Jika Miskin, Tapi Ngotot Menikah

15 Juli 2025
Praktik Kesalingan

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

12 Juli 2025
Relasi Imam-Makmum

Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

9 Juli 2025
Jiwa Inklusif

Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

8 Juli 2025
Pemimpin Keluarga

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

4 Juli 2025
Marital Rape

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Zakat Profesi

    Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siapa Sebenarnya Sumber Fitnah: Perempuan atau Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan
  • Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?
  • Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 
  • Perempuan Menjadi Pemimpin, Salahkah?
  • Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID