• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Relasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga Maslahah

Karimah Iffia Rahman Karimah Iffia Rahman
11/09/2020
in Keluarga, Pernak-pernik
0
364
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sebagai seorang individu yang terlahir di dunia, siapapun sama seperti manusia yang lainnya. Tidak bisa memilih untuk dilahirkan menjadi anak dari orang tua A maupun B. Bersyukur menjadi langkah yang terbaik untuk dikerjakan dalam hal ini, mengingat di luar sana ada yang memiliki orang tua namun tidak pernah ditakdirkan bertemu dengan keduanya. Ada yang memiliki orang tua namun memiliki waktu bersama keluarga yang terbatas karena adanya berbagai kesibukan.

Apapun keadaannya haruslah disyukuri. Melihat mereka masih mendampingi kita di dunia saja sudah menyenangkan apalagi jika memiliki waktu dan kenangan bersama yang indah dan tak terlupakan. Namun manusia tidak pernah lepas dari luput dan khilaf. Ada kalanya kita lupa oleh kesibukan kita sehingga tidak memperhatikan orang tua maupun keluarga. Ada kalanya kita akhirnya mengesampingkan kesibukan setelah terjadi kondisi-kondisi yang tidak diinginkan, seperti mendengar kabar duka dari keduanya baik ayah maupun ibu.

Jika sudah ditegur dengan kondisi seperti ini, tentu secara naluriah, setiap individu yang merasakan kasih sayang orang tuanya tentu ingin memaksimalkan waktu dengan membalasnya menjadi anak yang berbakti dan membuat waktu jumawa karena setiap detiknya menjadi sangat berharga. Tetapi memang begitulah seharusnya, anak akan berbakti kepada orang tua tanpa diminta apabila ia merasakan cinta kasih dan pengorbanan yang orang tua berikan untuk tumbuh kembang dan masa depannya.

Hal ini senada dengan narasi yang disampaikan oleh Dr. Faqihuddin Abdul Kodir Lc, MA dalam dialog interaktif yang ditayangkan di TV9 beberapa bulan lalu dengan tema Konsep Keluarga Maslahah. Beliau menyampaikan bahwa relasi orang tua dan anak dalam keluarga maslahah adalah relasi kesalingan yaitu orang tua mengupayakan yang terbaik untuk tumbuh kembang dan masa depan anak, sehingga anak pun berbakti terhadap orang tuanya tanpa perlu diminta. Contoh ini dapat dilihat dari banyak keluarga maslahah yang ada di sekitar kita.

Jika ada orang tua yang telah berusaha untuk bersikap adil terhadap setiap anaknya, memberikan kesempatan belajar yang sama baik formal maupun non-formal tanpa mempermasalahkan gender, memberikan fasilitas penunjang belajar sesuai dengan yang dibutuhkan, memberikan cinta kasih serta perlindungan kepada setiap anak sehingga anak merasa nyaman bersama keluarganya dan tidak perlu mencari perasaan tersebut karena telah mendapatkannya secara penuh dari orang tuanya baik dalam keadaan suka maupun duka tentu tidaklah perlu untuk dipertanyakan lagi apakah anak harus berbakti kepadanya karena anak yang sholih dan sholihah akan berbakti tanpa orang tua harus memintanya.

Baca Juga:

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

Beruntungnya, Rasulullah sebagai teladan umatnya, dalam hal ini mengajarkan kepada setiap umatnya sebuah hadits. Andai kata ada seorang anak yang orang tuanya telah berpulang terlebih dahulu dan sang anak ternyata merasa belum banyak berbakti kepada orang tua semasa hidupnya, maka masih ada relasi keluarga maslahah yang tidak akan pernah terputus dan akan selalu sampai pahalanya, diantaranya yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan hadiah doa dari anak yang berbakti untuk kedua orang tuanya (HR. Abu Hurairah).

Oleh sebab itu, selagi masih ada waktu untuk berbakti di dunia, bahagiakanlah orang tua sebagaimana orang tua menyayangi kita sebagai anaknya di waktu kecil. Bahagiakanlah jika ada salah satu diantara keduanya yang masih diberikan umur panjang oleh Allah SWT. Balaslah segenap cinta kasih, dan pengorbanannya dengan balasan yang terbaik tanpa harus ia memintanya. Karena keluarga maslahah adalah keluarga yang penuh relasi cinta kasih di dunia dan kelak di akhirat.

Tulisan ini ditulis sebagai pengingat agar saya senantiasa mengirim hadiah doa untuk ayah kami yang telah berpulang kepada-Nya Ahad, 18 Muharram 1442 Hijriyah/6 September 2020. Khususon ila abi, Drs. H. Oo Suyitno Abdurrahman Mahmud, MA lahul faatihah. []

Tags: anakkeluargaorang tuaRelasi
Karimah Iffia Rahman

Karimah Iffia Rahman

Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan Kebijakan Publik SGPP Indonesia. Karya pertamanya yang dibukukan ada pada antologi Menyongsong Society 5.0 dan telah menulis lebih dari 5 buku antologi. Founder Ibuku Content Creator (ICC) dan menulis di Iffiarahman.com. Terbuka untuk menerima kerja sama dan korespondensi melalui iffiarahman@gmail.com.

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Keluarga Maslahah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID