• Login
  • Register
Jumat, 9 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Lelaki Amoral dan Ungkapan Pohon Tanpa Buah

Siti Nur Amanah Siti Nur Amanah
18/05/2020
in Aktual
0
(sumber foto news.detik.com)

(sumber foto news.detik.com)

28
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Setelah sebelumnya publik dihebohkan dengan berita RS, mahasiswa asal Indonesia yang telah melakukan tindakan asusila terhadap ratusan pria di Inggris tempat dimana dia menimba ilmu, dan kini dunia digemparkan lagi dengan kasus yang hampir serupa.

Adalah IM berdasarkan rilis LBH Yogya, salah seorang alumni Arsitektur UII yang kini sedang melanjutkan study S2 di University of Malbourne, diduga melakukan tindakan pelecehan terhadap puluhan perempuan saat ia amsih menempuh pendidikan di Jogja.

Terduga merupakan salah seorang mahasiswa berprestasi, penerima beasiswa Australia Award Scholarships. Disamping segudang prestasi akademik yang dimilikinya, dia juga merupakan hafiz (penghapal) Al-Qur’an, mengisi pengajian di masjid-masjid bahkan sampai dipanggil ustadz, dan jadi motivator di mana-mana.

Baik RS dan IM keduanya tentu saja orang-orang terpelajar, dan mempunyai kecukupan ilmu. Apalagi IM, melihat dari biografinya di atas, tentua ia bukan orang sembarangan. Mahasiswa berprestasi yang memiliki wawasan keilmuan dan keagamaan yang mumpuni.

Tterbukti dia jadi motivator dan biasa mengisi pengajian di masjid-masjid. Tentunya dia mengerti tentang hukum-hukum islam, tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam Islam. Namun sayang, RS dan IM menjadi lelaki amoral, yang telah merisak masa depan manusia lain, hingga tak pantas mendapat penghormatan dari siapapun.

Baca Juga:

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Benarkah Menikah Menjadi Bagian dari Separuh Agama?

Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

Dalam surah An-Nur ayat 33 misalnya, Allah SWT berfirman yang artinya:” Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (dirinya), sampai Allah memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya”.

Dari kasus diatas, penulis jadi teringat ungkapan salah satu kalimat hikmah:“Al-ilmu bila amalin kasysyajari bila tsamarin”, yang artinya “Ilmu tanpa amal ibarat pohon tak berbuah”.

Peribahasa tersebut mengandung makna seorang yang memiliki ilmu, tetapi sikap dan perilakuknya sama sekali tidak mencerminkan keilmuannya. Perbuatannya bahkan berbanding terbalik dari ilmu yang telah dimiliki.

Hal itu berarti Ilmu yang dimikinya tidak membuat dia mendapatkan hidayah dan malah semakin jauh dari Allah SWT. Seperti salah satu sabda Nabi Muhammad SAW:“Barangsiapa yang bertambah ilmunya dan tidak bertambah hidayahnya, niscaya ia akan bertambah jauh dari Allah swt”.

Maka, seseorang yang berilmu akan tetapi tidak membuat dia semakain baik akhlaknya, tidak membuat dia bertambah taat kepada-Nya, tidak memberi manfaat kepada sesamanya, yang akan terjadi adalah membuat dia semakin jauh dari Allah.

Sehingga sebaik-baiknya ilmu adalah yang dilandasi dengan keimanan. Dengan iman yang kuat, ilmu yang dimiliki tentu saja akan membuatnya menjadi pribadi mulia. Mendapatkan posisi yang baik di tengah manusia dan dihadapan Sang Pencipta.

Seperti firman Allah swt dalam surah Al-Mujadilah ayat 11 yang artinya:” …niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…”

Kita dapat merasakan manfaat ilmu ketika kita mampu mewujudkannya dalam tindakan nyata. Ilmu yang membawa keberkahan adalah ketika ilmu yang dimiliki mampu memberi pencerahan untuk orang lain. Seberapapun tingginya ilmu yang dimiliki seseorang, tetapi ilmu yang dimilikinya tidak dapat memberi manfaat, baik itu untuk dirinya sendiri, apalagi untuk orang lain, maka percuma saja ilmu yang telah dipelajarinya itu.

Singkatnya, menurut Didi Junaedi ilmu yang membawa rahmat adalah ilmu yang bermanfaat bagi umat, Ilmu yang membawa berkah adalah ilmu yang mampu menggugah untuk hidup lebih terarah, Ilmu yang membawa hidayah adalah ilmu yang dapat mengubah seseorang dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang, Ilmu yang membawa cahaya adalah ilmu yang mengantarkan pemiliknya menuju kebahagiaan dunia-akhirat.

Sebagai penutup, penulis akan mengambil firman Allah dalam surah An-Nur ayat 52 yang artinya ;”Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan”. []

Siti Nur Amanah

Siti Nur Amanah

Penulis adalah lulusan S1 IKIP PGRI Semarang tahun 2011, lulusan S2 Universitas Negeri Semarang tahun 2014, menjadi dosen Program Studi Ekonomi Syariah IAI Cirebon dan Pegiat Literasi IAI Cirebon.  Menulis buku Moderasi Islam di Era Disrupsi dalam Pandangan Pendidikan Islam dan Ekonomi Syariah (Sebuah antologi essay dari para cendikiawan Islam Jawa Barat dan Banten) tahun 2018.

Terkait Posts

Media

Media Punya Peran Strategis dalam Mencegah Konflik Akibat Tidak Dipenuhinya Hak Keberagamaan

26 April 2025
Perempuan bukan Tamu di Ruang Publik

Perempuan Bukan Tamu di Ruang Publik

1 April 2025
Makhluk Intelektual

Laki-laki dan Perempuan adalah Makhluk Intelektual dan Spiritual

1 April 2025
Perempuan bisa menjadi Pemimpin

Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Tafsir QS. An-Nisa Ayat 34 dalam Perspektif Keadilan Hakiki Islam

1 April 2025
Khalifah fil Ardl

Perempuan Memiliki Mandat sebagai Khalifah Fil Ardl

29 Maret 2025
Takwa

Kemuliaan Manusia Hanya Ditentukan oleh Takwa

29 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kritik Kesaksian Perempuan

    Kritik Syaikh Al-Ghazali atas Diskriminasi Kesaksian Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tafsir Sosial Kemanusiaan: Vasektomi, Kemiskinan, dan Hak Tubuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Saksi Perempuan Menurut Abu Hanifah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Nekat! Pentingnya Memilih Pasangan Hidup yang Tepat bagi Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?
  • Benarkah Menikah Menjadi Bagian dari Separuh Agama?
  • Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa
  • Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri
  • Kopi Kamu: Ruang Kerja Inklusif yang Mempekerjakan Teman Disabilitas

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version