• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Kisah Ayah Buta Huruf di Afghanistan Mengantar Anak Perempuannya ke Sekolah

Sosok ayah seperti Khan yang terus mendorong anak-anaknya sekolah, dan menimba ilmu di Afghanistan sangat patut diapresiasi di tengah maraknya pernikahan anak di negeri Pashtun

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
03/11/2022
in Publik, Rekomendasi
0
Kisah Ayah Buta Huruf di Afghanistan Mengantar Anak Perempuannya ke Sekolah

Kisah Ayah Buta Huruf di Afghanistan Mengantar Anak Perempuannya ke Sekolah

216
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ini akan membahas kisah ayah buta huruf di Afghanistan mengantar anak perempuannya ke sekolah. Bagi seorang Mia Khan (63 tahun), sekolah bisa diibaratkan sebagai barang mewah. Laki-laki yang sedari kecil terlilit kemiskinan ini selalu memendam impian untuk melanjutkan pendidikan.

Namun apa daya, kondisi keuangan keluarganya yang serba terbatas membuatnya harus mengubur dalam-dalam cita-citanya. Tapi, harapan untuk mencari ilmu tak lantas padam. Kini, ketika ia dikaruniai tiga anak perempuan, apa yang ia impikan di masa lalu, ia terus ceritakan pada putrinya.

Situasi serba kekurangan dan krisis ekonomi yang melanda Afghanistan beberapa tahun terakhir pun tak menyurutkannya untuk terus menabung bagi masa depan generasi penerusnya. Ia memahami bahwa sekolah adalah salah satu jalan untuk memperluas ladang amal. Dengan menuntut ilmu, putri-putrinya akan bisa berkontribusi lebih banyak di bidang kemanusiaan. Terlebih tanah air mereka telah lama porak poranda akibat perebutan kekuasaan.

Semangat mendorong anak-anaknya meraih pendidikan bahkan tak pupus ketika ia tidak bisa lagi bisa bekerja akibat penyakit jantung yang dideritanya. Saat diperiksa, dokter yang melihat kondisi Khan menyampaikan bahwa tubuhnya tak bisa lagi dipaksa untuk kerja berat. Terlebih selama ini ia bekerja sebagai buruh harian dengan beban berlapis, jika terus dipaksakan tentu hal tersebut akan memperburuk kesehatan.

Kondisi ini membuat Khan dan istrinya yang sudah berkomitmen untuk memberikan pendidikan terbaik bagi putri-putrinya terus memutar otak. Akhirnya, mereka memutuskan bahwa istrinya akan fokus mencari uang sebagai janitor di rumah sakit, dan ia akan mengantar jemput anak-anaknya ke sekolah yang cukup jauh dari rumah mereka.

Baca Juga:

Pendidikan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja

Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Tiap hari, laki-laki tua ini akan berjalan kaki sejauh 12 km bersama tiga putrinya menuju madrasah. Karena transportasi yang terbatas dan jarak yang cukup jauh, Khan biasanya akan ikut duduk menyimak berjam-jam menunggu anak-anaknya selesai menimba ilmu. Setelah sekolah usai, ia pun kembali berjalan bersama mereka menuju ke rumah.

Sepanjang menyusuri padang pasir yang panas dan tandus di daerah Sharana Provinsi Paktika, Khan selalu menyemangati putrinya untuk terus belajar, ia berharap mereka bisa membantu orang-orang di kampungnya, “saya berharap di masa depan mereka mampu meraih pendidikan setinggi-tingginya.

Semoga anak saya, ada yang bisa menjadi dokter. Sebab, kota kami sama sekali tidak memiliki dokter perempuan. Harapan saya tentu, anak perempuan saya lah menjadi dokter pertama di Sharana.”

Demi sekolah anak-anaknya, Khan pun mengumpulkan uang untuk membeli motor. Dengan berkendara, mereka bisa jauh lebih mudah menuju Nuraniya, tempat anak Khan dan Khomra bersekolah. Meski ia mengaku masih kerap berjalan kaki untuk menghemat uang. Dedikasi Khan yang tak kenal lelah menggantungkan harapan terkait pendidikan, diaminkan oleh salah satu putrinya, Janat Bibi.

Janat Bibi menyadari bahwa ia beruntung memiliki ayah yang suportif. Ia sendiri menyampaikan bahwa ia dan ayahnya memiliki cita-cita sama, “memang betul bahwa ayah saya ingin mereka menjadi dokter. Tapi ia tak memaksa. Saya sendiri juga ingin menjadi dokter sehingga saya bisa membantu banyak orang di masa depan.”

Sosok ayah seperti Khan yang terus mendorong anak-anaknya sekolah, dan menimba ilmu di Afghanistan sangat patut diapresiasi di tengah maraknya pernikahan anak di negeri Pashtun. Problematika kemiskinan, ditambah budaya patriarki mengakar kuat membuat banyak anak perempuan di sana terpaksa putus sekolah.

Laporan dari PBB memperkirakan 3,7 juta anak tak melanjutkan pendidikan dasar, dan 60 persen di antaranya adalah perempuan. Konflik berkelanjutan selama lebih dari tiga dekade adalah alasan mendasar mengapa sistem pendidikan mereka lumpuh total. Keyakinan tradisional, norma sosial budaya, dan ketidakefisienan pemerintah juga turut mempengaruhi partisipasi siswa di sekolah terutama anak perempuan.

Teladan Khan sejatinya adalah contoh terbaik dalam mengamalkan nasihat Rasul dengan memberikan hadiah terbaik kepada anak berupa pendidikan dan perihal adab. Bukan justru membatasi mereka menuntut ilmu dengan dalih agama seperti Taliban, padahal realitanya apa yang mereka lakukan tak lebih dari cerminan maskulinitas rapuh yang memandang perempuan sebelah mata.

Demikian kisah ayah buta huruf di Afghanistan mengantar anak perempuannya ke sekolah. Semoga bermanfaat. (Baca juga:3 Langkah Advokasi Kelompok Minoritas Ala Penggerak Gusdurian Wilayah Sulawesi dan Maluku)

 

Tags: AfganistanAnak PerempuanpendidikanTaliban
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

COC

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

18 Juli 2025
Mengantar Anak Sekolah

Mengantar Anak Sekolah: Selembar Aturan atau Kesadaran?

18 Juli 2025
Sirkus

Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

17 Juli 2025
Disabilitas dan Kemiskinan

Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 

17 Juli 2025
Wonosantri Abadi

Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

17 Juli 2025
Zakat Profesi

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

16 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Penindasan Palestina

    Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID