• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Mengenal Perempuan Muslim Masa Lalu dalam Sains dan Matematika

Kisah inspiratif perempuan muslim di masa lalu, serta kepribadian dan tekad mereka untuk berkontribusi pada berbagai bidang, terutama sains dan matematika layak dijadikan role model bagi perempuan muslim masa kini.

Nurul Lailatis Sa'adah Nurul Lailatis Sa'adah
25/02/2022
in Figur
0
Perempuan Muslim

Perempuan Muslim

203
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Saat ini perempuan muslim sudah mulai berani menunjukkan kontribusinya lewat berbagai karya dan bidang. Tentu saja ini adalah milestone yang baik untuk mencetak perempuan muslim hebat di berbagai bidang, khususnya sains dan matematika.

Seperti yang diketahui, jika sains dan matematika identik dengan bidang laki-laki, karena sterotype yang salah perihal laki-laki yang lebih pandai daripada perempuan. Padahal Allah menciptakan manusia baik laki-laki dan perempuan dengan akal yang utuh. Jika kita mengoptimalkan anugrah Tuhan tersebut pastinya perempuan pun punya kesempatan yang sama untuk menguasai bidang yang sama dengan laki-laki.

Jika kita menarik garis sejarah ke belakang. Selama ribuan tahun silam, dalam peradaban muslim rupanya perempuan telah meninggalkan jejak mereka di masyarakat. Ikut andil dalam mengubah jalannya sejarah pada waktu tertentu, bahkan memberikan pengaruh yang signifikan pada kehidupan orang lain.

Kisah inspiratif perempuan muslim di masa lalu, serta kepribadian dan tekad mereka untuk berkontribusi pada berbagai bidang, terutama sains dan matematika layak dijadikan role model bagi perempuan muslim masa kini. Nama mereka harus terus digaungkan, agar semangatnya bisa mengalir memasuki jiwa kita untuk bisa seperti mereka juga.

  • Fatima al-Fihri

Yang pertama adalah Fatima al-Fihri, perempuan muslim asal Qayrawan-Tunisia yang kemudian bermigrasi ke Fez-Maroko bersama ayahnya Mohamed al-Fihri. Lahir pada tahun 800 M dan meninggal sekitar tahun 880 M. Ia juga dikenal sebagai Umm al-Banayn yang artinya ibu dari anak-anak Fez.

Baca Juga:

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Fatima tumbuh dalam keluarga terpelajar yang menyukai ilmu fiqh dan hadis. Ia mewarisi sejumlah besar uang ayahnya yang kemudian ia gunakan untuk membangun masjid sekaligus universitas yang diberi nama Qarawiyin. Didirikan pada tahun 859 dan tercatat sebagai universitas tertua di dunia. Para siswa dari seluruh dunia banyak melakukan kunjungan ke sana untuk mempelajari tentang Islam, astromoni, bahasa, dan sains. Bahkan angka Arab mulai diperkenalkan di Eropa melalui universitas ini.

  • Sutayta al-Mahmali

Sutayta merupakan perempuan muslim asal Baghdad yang unggul dalam banyak bidang, seperti sastra arab, hadist, fikih, serta matematika. Ia juga ahli dalam ilmu hisab/falak yang mempelajari benda-benda langit dan ilmu faraid yang memepelajari pembagian harta waris, keduanya merupakan cabang praktis matematika yang berkembang dengan baik pada masanya.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa ia juga menemukan solusi persamaan matematika yang kemudian dikutip oleh matematikawan lain. Kemampuannya ini semakin mengukuhkan dirinya jika bakatnya dalam matematika tidak sekedar sesederhana melakukan perhitungan. Meski dikenal sebagai ilmuwan matematika masyhur, namun ia tetap dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan memiliki moralitas dan reputasi yang baik. Sutayta meninggal pada tahun 377 H/ 987 M.

  • Labana

Labana berasal dari Cordoba, Spanyol yang lahir pada sekitar abad ke-10. Ia adalah salah satu dari sedikit matematikawan perempuan muslim yang dikenal namanya. Ia dikenal fasih dalam ilmu eksakta, dan bisa memecahkan masalah geometris dan aljabar paling kompleks yang dikenal pada masanya.

Labana sering berjalan di sepanjang jalan-jalan Cordoba untuk mengajar persamaan matematika kepada anak-anak. Anak-anak tersebut akan mengikutinya hingga dinding pembatas istana Cordoba sambil membaca tabel perkalian yang diajarkan Labana. Beberapa sumber menuliskan sosok Labana dengan nama Labna atau Lubna dari Cordoba. Tidak ada sumber terkait yang menyebutkan nama lengkapnya. Meski namanya hampir terlupakan dalam peradaban islam, namun sumbangsihnya pada ilmu pengetahuan sangat besar.

Bersama Hasdai bin Shaprut, Labana menjadi inisiator pembangunan perpustakaan yang sangat terkenal saat itu, Madinah az-Zahra (berarti kota Kembang). Karena pergaulannya yang luas dengan dunia literatur umum membuatnya mendapatkan pekerjaan penting sebagai sekretaris pribadi Khalifah Umayyah dari Spanyol Islam, al-Hakam II.

  • Mariam Al-‘Ijliya

Mariam Al-Ijliya atau dikenal sebagai Mariam Al-Astrolabi adalah perempuan Muslim asal Aleppo-Suriah yang menjadi salah satu ilmuwan di bidang astronomi pada abad ke-10.  Ia merupakan pembuat Astrolab, instrumen astronomi klasik yang digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan waktu, posisi matahari serta bintang. Dalam dunia Islam, astrolab berfungsi untuk menemukan arah kiblat, menentukan waktu shalat, serta hari Ramadhan dan Idul Fitri.

Ia lahir dari keluarga insinyur terkenal yang mengembangkan astrolab. Dari ayahnya  Mariam kemudian mengulik rasa keingintahuan terhadap Astrolab secara mendalam. Pada akhirnya, ia membuat Astrolab dengan versinya sendiri. Mariam membuat perhitungan matematis yang rumit dan presisi untuk desain Astrolab versinya. Kontribusinya tersebut secara resmi diakui ketika asteroid sabuk utama ditemukan oleh Henry E Holt di Observatorium Palomar pada 1990 dan dinamai “7060 Al-Ijliya”.

Selama ribuan tahun beberapa perempuan muslim tersebut telah ikut berkontribusi dalam membangun budaya dan peradaban Islam, khususnya dalam sains dan matematika. Tentu saja kisah mereka tidak boleh sekedar dijadikan dongeng tidur belaka.

Dalam dunia milenial yang serba digital ini, harapannya semakin banyak perempuan yang mampu menorehkan sejarah dalam dunia sains dan matematika, megikuti jejak para perempuan muslim dari ribuan lalu. Perempuan muslim berdaya bersama karya-karyanya adalah wujud peradaban Islam yang sebenarnya. []

 

 

Tags: Cendekiawan MuslimMatematikaPeradaban Islamsainsulama perempuan
Nurul Lailatis Sa'adah

Nurul Lailatis Sa'adah

Penulis lepas dan pengajar di SMA TBS Keramat Kudus yang tengah tertarik belajar isu perempuan dan pendidikan.

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

17 Mei 2025
Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Rasuna Said

Meneladani Rasuna Said di Tengah Krisis Makna Pendidikan

5 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version