Mubadalah.id – Permasalahan lingkungan yang beragam dari hari ke hari perlu segera kita atasi demi keberlangsungan hidup anak cucu di masa depan nanti. Krisis air bersih semakin terasa karena pasokan air tanah yang kian menipis, dan juga kasus pencemaran air yang masih mendominasi. Berbagai inovasi dan ide kreatif senantiasa kita kembangkan untuk mencari solusi dan jalan keluar permasalahan tersebut. Salah satunya dengan jalan membuat biopori atau lubang resapan air hujan.
Sampah pangan merupakan sampah organik yang menempati posisi tertinggi produksi jenis sampah di Indonesia. Hal tersebut tidak dapat kita pungkiri karena bagaimanapun manusia hidup tak bisa terlepas dari kegiatan konsumsi yang menghasilkan sampah pangan.
Di samping itu, sampah organik lain seperti dedaunan yang jatuh di halaman rumah, ranting pohon, rerumputan, dll kerapkali hanya kita sapu dan bakar. Padahal kegiatan membakar sampah seperti itu dapat mencemari udara dan berdampak buruk bagi kesehatan pernafasan.
Solusi Masalah Air Bersih
Oleh sebab itu, biopori hadir tak hanya sebagai solusi untuk masalah air bersih, namun juga berbagai masalah sampah organik yang kemungkinan besar kita produksi oleh setiap rumah di kehidupan sehari-hari. Lalu, bagaimana cara kerja biopori tersebut?
Biopori atau biasa kita sebut pula dengan LRB (Lubang Resapan Biopori) adalah lubang silindris yang terbuat secara vertikal ke dalam tanah sedalam 80-100 cm dengan diameter 10-30 cm. Di dalamnya terdapat lubang-lubang kecil yang terbentuk karena aktivitas organisme. Biopori pertama kali tercetuskan oleh Dr. Kamir Raziudin Brata, seorang peneliti dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB).
Awalnya biopori kita kenal dengan nama mulsa vertikal, namun seiring berjalannya waktu, kalangan media mengusulkan penggantian nama mulsa vertikal menjadi biopori agar lebih mudah kita ingat dan Dr. Kamir R. Brata menyetujuinya. Biopori dimaksudkan sebagai lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke dalam tanah. Serta dapat pula berfungsi untuk pengolahan sampah rumah tangga yang dapat kita terapkan di segala tempat, termasuk di lahan pemukiman kota yang sempit.
Cara Membuat Lubang Resapan
Pembuatan biopori tidaklah susah dan tidak memerlukan lahan yang luas. Bahan yang kita perlukan hanya pipa PVC dengan diameter 10-30 cm, bor tanah, serta palu. Berikut cara pembuatan lubang biopori:
- Basahi tanah dengan air menjadi lunak dan mudah untuk dibor, jika tanah berbatu atau keras maka bisa menggunakan palu untuk menghancurkannya
- Lubangi tanah dengan menggunakan bor tanah yang diputar searah jarum jam kurang lebih dengan kedalaman 1 m. Jika ada akar atau tanah yang agak keras, bisa disiram dengan air dan ditunggu sebentar agar menjadi lebih lunak
- Masukkan pipa PVC yang telah dilubangi dan masukkan sampah organik baik sampah pangan maupun sampah dedaunan.
- Tutup dengan tutup pipa yang telah dilubangi, kemudian tutupi dengan tanah sekitarnya namun jangan sampai menutupi tutup pipa agar lubang biopori dapat diketahui keberadaanya.
Lubang resapan biopori tak hanya memberi manfaat kepada manusia, namun juga berbagai fauna di dalam tanah. Banyak dari kita selama ini hanya terfokus dalam kegiatan pelestarian fauna langka. Seperti harimau yang akan punah, dan lupa bahwa fauna-fauna dalam tanah juga perlu kita jaga kelangsungan hidupnya. Berikut ini merupakan manfaat pembuatan biopori, antara lain :
Pengurangan Sampah Organik
Sampah organik seperti dedaunan, rumput, sisa sayur, kulit buah, tulang ikan/ayam, dll yang kita buang ke tempatnya hanya akan berujung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu hanya terbuang dan tidak akan pernah menjawab permasalahan sampah di dunia.
Sedangkan yang berada di TPA menjadi berbahaya karena menghasilkan gas metana ke udara dan bahkan pernah meledakkan salah satu TPA di Indonesia. Biopori dapat menjadi pengganti TPA yang lebih ramah lingkungan dan menghasilkan manfaat untuk kehidupan.
Penyubur Tanah
Dengan adanya limbah organik di satu lubang, dapat menyuburkan tanah di sekitar lubang tersebut. Karena adanya proses biologis yang mengubah sampah-sampah organik menjadi pupuk kompos. Fauna di dalam tanah akan memakan sampah organik yang dibuang ke dalam lubang dan merubahnya menjadi kompos.
Dengan cara tersebut, sampah organik yang sering menimbulkan bau tak sedap akan habis termakan fauna penghuni lubang biopori. Selain itu bermanfaat untuk menggemburkan tanah sekitarnya. Pengkomposan alami ini dapat mengurangi pemakaian pestisida kimia yang kerapkali menimbulkan pencemaran tanah.
Pencegahan Banjir dan menambah pasokan air tanah
Bencana banjir kian kerap melanda. Tak hanya di kota besar, namun juga di pedalaman karena berbagai faktor. Salah satunya karena sistem drainase yang buruk. Kekurangan daya serap air ke tanah menjadi salah satu penyebab buruknya sistem drainase.
Selain itu sampah-sampah organik yang terbuang ke dalam lubang biopori dapat memancing fauna-fauna tanah. Seperti: semut, cacing atau rayap untuk masuk dan membuat biopori berupa terowongan-terowongan kecil, sehingga air cepat meresap dan kadar air dapat meningkat. Bahkan bidang resapan air ini dapat meningkat hingga 40 kali lipat.
Dengan adanya lubang biopori dapat membantu air yang mengalir seperti air hujan untuk masuk dan meresap ke dalam tanah. Sehingga kejadian banjir dapat kita hindarkan. Tentunya hal tersebut akan menambah pasokan air tanah. Jadi, gimana nih apakah tertarik membuat biopori di halaman rumahmu? []