Mubadalah.id – Jika merujuk dalam beberapa catatan hadis tentang teladan kehidupan Nabi Muhammad Saw bersama para sahabat perempuan, maka Nabi Muhammad Saw sangat melarang kepada seluruh umat Islam, bahwa janganlah kalian memukul perempuan.
Hadis larangan memukul perempuan ini seperti dalam hadis Shahih Bukhari. Isi hadis tersebut sebagai berikut:
Dari Abdullah bin Zam’ah Ra., dari Nabi Muhammad Saw. yang bersabda, “Janganlah seseorang di antara kamu memukul istrinya (perempuan) layaknya memukul hamba sahaya, (padahal) ja menggaulinya di ujung hari.” (Shahih Bukhari).
Hadits ini, menurut Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku 60 Hadis Shahih, lebih tepat sebagai ungkapan sindiran dari Nabi Muhammad Saw kepada laki-laki yang masih saja memukul istri.
Dalam redaksi lain, riwayat Imam Bukhari (no. hadits: 6042), ungkapan Nabi Muhammad Saw adalah: “Untuk alasan apa kamu masih memukul istrimu, padahal kamu masih menggaulinya?”.
Lebih lanjut, dalam riwayat Imam Abdurrazaq (Mushannaf, no. hadits: 18263), Nabi Muhammad Saw menyatakan, “Tidakkah malu orang yang memukul istrinya di awal hari, lalu menggaulinya di ujung hari?”.
Ini merupakan kritik pedas saat itu kepada para suami yang memukul istri mereka. Hadits ini menegaskan bahwa seharusnya seorang suami yang mencintai istrinya memperlakukannya secara baik, terhormat, dan bermartabat. Memukul adalah merendahkan martabat manusia.
Sehingga, pilihannya adalah kembali pada komitmen berbuat baik (mu’asyarah bil ma’ruf) dengan meninggalkan memukul, atau menyudahi hubungan suami-istri.
Pondasi Relasi Suami Istri
Pondasi dalam relasi suami-istri adalah saling hormat satu sama lain, berbuat baik, saling menolong, serta menjauhkan segala tindak kekerasan dan hal-hal lainnya yang membawa kerusakan.
Selain itu, Kang Faqih mengingatkan, Jika terjadi perbedaan, konflik, atau pelanggaran komitmen (nusyuz), ada banyak jalan untuk menyelesaikannya. Mulailah dengan perkataan yang baik dan persuasif, yang bisa mengurai persoalan. Ucapan dan tindakan yang tegas, mungkin perlu, tetapi bukan pemukulan atau kekerasan.
Pemukulan tidak akan mengembalikan relasi menjadi lebih baik. Justru malah lebih runyam, menimbulkan ketakutan dan kebencian, dan semakin sulit kedua belah pihak untuk dipertemukan.
Islam adalah agama damai dan sejahtera. Ini harus dirasakan oleh laki-laki dan perempuan. Kalau laki-laki tidak boleh dipukul oleh perempuan, maka begitu pun perempuan tidak boleh dipukul oleh laki-laki. Demi martabat dan harga diri kemanusiaan perempuan. []