• Login
  • Register
Selasa, 10 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah Para Petani Perempuan yang Nabi Saw Berikan Apresiasi

Teks ini bercerita mengenai perempuan muslim yang berkebun, mengelola dan menanamnya. Artinya aktivitas ekonomi bagi perempuan adalah boleh dan sudah ada teladan sejak Nabi Muhammad Saw

Redaksi Redaksi
16/02/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Petani Perempuan

Petani Perempuan

532
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam beberapa kisah kenabian, Nabi Muhammad Saw merupakan sosok yang selalu memberikan apresiasi kepada para perempuan yang bekerja di ruang publik, termasuk para petani perempuan yang hidup dan bekerja pada masa Nabi Saw.

Apresiasi yang diberikan Nabi Saw kepada para petani perempuan itu merujuk pada salah satu hadis dari Shahih Muslim. Isi hadis tersebut sebagai berikut:

Jabir bin Abdillah Ra menuturkan bahwasanya Nabi Muhammad Saw. menemui Ummu Mubasysyir al-Anshariyyah di kebun kurma miliknya.

Lantas Nabi Muhammad Saw bersabda kepadanya, “Siapakah yang menanam pohon kurma ini? Apakah ia seorang muslim atau kafir?

Ummu Mubasysyir al-Anshariyyah menjawab, “Seorang muslim.”

Baca Juga:

Perempuan yang Terlupakan di Balik Ritual Agung Haji

Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Nabi Muhammad Saw bersabda, “tidaklah seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman. Lalu tanaman tersebut dimakan oleh manusia, binatang melata, atau sesuatu yang lain, kecuali hal itu bernilai sedekah untuknya.” (Shahih Muslim).

Teks hadits ini, menurut Faqihuddin Abdul Kodir seperti dikutip dalam buku 60 Hadis Shahih, dapat menjadi dasar untuk melegitimasi aktivitas ekonomi perempuan. Sementara ini sering sebagian orang tanyakan mengenai kebolehan seorang perempuan untuk bekerja mencari uang (nafkah) untuk diri atau keluarga.

Perempuan Muslim Boleh Berkebun

Teks ini bercerita mengenai perempuan muslim yang berkebun, mengelola dan menanamnya. Artinya aktivitas ekonomi bagi perempuan adalah boleh dan sudah ada teladan sejak Nabi Muhammad Saw.

Lebih dari itu, Nabi Muhammad Saw juga mengapresiasi kerja-kerja pertanian karena ini menyediakan kebutuhan dasar yang bisa menjamin kelangsungan hidup manusia, binatang, bahkan setiap makhluk hidup.

Menurut Nabi Muhammad Saw sikap dan perilaku seorang muslim harus selalu baik dan memberikan manfaat dan kebaikan terhadap yang lain.

Sikap ini menjadi modal dasar apresiasi dari Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw. Dan beliau tidak membedakan laki-laki dan perempuan yang berbuat baik, melainkan keduanya sama-sama memperoleh pahala.

Dengan demikian, sepanjang suatu pekerjaan itu memberi manfaat, baik secara sosial maupun ekonomi, kita mesti mengapresiasi orang yang melakukannya, perempuan maupun laki-laki. []

Tags: ApresiasikisahNabi Sawparaperempuanpetani
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kesetaraan yang

Tauhid sebagai Dasar Kesetaraan

10 Juni 2025
Tauhid yang

Tauhid dan Implikasinya bagi Kemanusiaan

10 Juni 2025
Kitab Hadis

Menyemai Kasih Melalui Kitab Hadis Karya Kang Faqih

9 Juni 2025
Kemanusiaan

Islam dan Kemanusiaan

9 Juni 2025
Hari Raya Iduladha

Refleksi Hari Raya Iduladha: Setiap Kita Adalah Ibrahim, Setiap Ibrahim punya Ismail

9 Juni 2025
Prinsip Keadilan

Prinsip Keadilan Sosial dalam Ajaran Islam

9 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Haji yang

    Perempuan yang Terlupakan di Balik Ritual Agung Haji

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menolak Lupa, Tragedi Sejarah Kekerasan terhadap Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyemai Kasih Melalui Kitab Hadis Karya Kang Faqih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam dan Kemanusiaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Keadilan Sosial dalam Ajaran Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Tauhid sebagai Dasar Kesetaraan
  • Bersukacita dalam Membangun Perdamaian Dunia: Menilik Penggembalaan Apostolik Paus Leo XIV Bagi Dunia
  • Tauhid dan Implikasinya bagi Kemanusiaan
  • Mengenal Devotee: Ketika Disabilitas Dijadikan Fetish
  • Perempuan yang Terlupakan di Balik Ritual Agung Haji

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID