• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Mengapa Berrumah Tangga Harus Setara?

Anisa Rizkina Anisa Rizkina
11/03/2020
in Keluarga
0
19
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Hidup berrumah tangga tidak bisa lepas dari kesetaraan dan kesalingan. Namun terkadang konsep setara ini oleh sebagian orang yang sudah berkeluarga. Hal ini terjadi disebabkan oleh adanya ketimpangan yang terjadi di masyarakat tentang perbedaan laki;laki dan perempuan.

Dimana laki-laki memiliki superioritas atas segala aspek kehidupan. Bahkan peran di ruang publik lebih banyak dipegang oleh laki-laki. Sementara perempuan lebih banyak berperan dalam level domestik, baik sebagai istri maupun ibu rumah tangga.

Banyak orang mengatakan bahwa kodrat perempuan adalah menjadi ibu sekaligus istri, dan tugasnya adalah mengerjakan seluruh pekerjaan rumah. Tentu saja hal ini sangat keliru. Seperti yang kita ketahui, kodrat adalah sesuatu yang diberikan Tuhan dan manusia tidak dapat menentangnya.

Sampai sekarang ini dominasi laki-laki atas perempuan merupakan sesuatu yang dianggap kodrati atau sunatullah. Jadi, menjadi istri dan mengurus rumah tangga adalah pilihan perempuan dan bukan merupakan kodrat perempuan.

Pemikiran seperti inilah yang harus ditolak dan didekontruksi. Kesetaraan dalam rumah tangga sangatlah penting, tugas domestik bukan hanya kewajiban istri melainkan ada bagian suami di dalamnya.

Baca Juga:

Bekerja itu Ibadah

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

Jangan Malu Bekerja

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Apabila istri ingin ikut andil dalam perekonomian, maka sebenarnya hal tersebut sah-sah saja selama hal tersebut dilakukan dengan ikhlas dan tidak merugikan orang lain. Tidak hanya dalam perekonomian saja.

Namun, masing masing pasangan juga harus saling berkontribusi dalam mengurus anak. Sehingga suami dapat terbiasa mengambil alih pekerjaan kepengurusan rumah tangga, apabila istri tidak dapat melakukannya. Begitupula pada istri, disaat suami tidak ada disisinya untuk membantu, maka setidaknya bisa menggantikan perannya itu.

Istri maupun suami berhak untuk mendapatkan hak-haknya sebagaimana kewajiban yang dilakukan. Menempatkan segalanya secara setara dan seimbang. Ukuran seimbang adalah membagi hak dan kewajiban keduanya secara proporsional sesuai dengan kesanggupan dan atas kesepakatan bersama antara suami dan istri, sehingga ada kemiripan nilai yang sifatnya universal dalam Islam yang menganggap bahwa suami dan istri adalah pakaian bagi setiap pasangannya

Kekompakan sangat dibutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Tidak saling merendahkan, dan menuntut agar yang satu lebih unggul dari yang lainnya. Keduanya harus sama sama tanggap, rumah tangga perlu diurus bersama oleh suami dan istri.

Sebaliknya, suami juga dapat berperan sebagai istri dan begitupun istri dapat berperan menjadi suami. .Kerja sama yang baik antar suami dan istri dapat membangun rumah tangga yang bahagia berlandaskan sakinah mawaddah dan warahmah. []

Anisa Rizkina

Anisa Rizkina

Terkait Posts

Pemimpin Keluarga

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

4 Juli 2025
Marital Rape

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

2 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Peran Ibu

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

1 Juli 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Keluarga Maslahah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID