• Login
  • Register
Senin, 21 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Sesama Muslim adalah Saudara, Maka Jangan Merendahkan, Sakiti, dan Zaliminya

Padahal secara historis, Islam hadir untuk membebaskan perempuan dari segala bentuk kekerasan. Oleh karena itu, atas alasan apapun, kekerasan tidak bisa kita benarkan, sekalipun membawa nama Tuhan

Siti Miratul Masfufah Siti Miratul Masfufah
05/04/2023
in Publik
0
merendahkan

merendahkan

640
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika merujuk salah satu hadis di dalam kitab Sittin al-‘Adliyah, ada salah satu hadis yang cukup menarik, yang saya kira cukup populer juga dikalangan umat Islam, hadis tersebut menegaskan tentang larangan merendahkan, menyakiti serta menzalimi kepada setiap orang muslim, karena sesama muslim dengan muslim yang lain adalah bersaudara.

Isi hadis tersebut sebagai berikut:

المسلم اخو المسلم لا يظلمه ولا يخذله و لا يحقروه

Artinya; “Bahwa muslim dengan muslim yang lainnya adalah saudara. Tidak boleh saling menzalimi, menghina, merendahkan” (Shahih Muslim).

Menurut saya hadis ini penting untuk kita ingat kembali, karena fakta di dalam realitas kehidupan kita masih banyak sekali perbuatan-perbuatan dari sebagian orang Islam yang merendahkan, menyakiti dan menzalimi sesamanya. Bahkan tidak sedikit orang yang direndahkan dan disakiti itu para perempuan.

Baca Juga:

Jangan Biarkan Fondasi Mental Anak Jadi Rapuh

Merendahkan Perempuan adalah Tanda Pikiran yang Sempit

Perkosaan: Kekerasan Seksual yang Merendahkan Martabat Kemanusiaan

Jangan Hanya Menuntut Hak, Tunaikan Juga Kewajiban antara Orang Tua dan Anak

Para perempuan, seperti yang sering disampaikan oleh Ibu Nurul Bahrul Ulum (Dosen di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon), mereka adalah makhluk yang kerap mengalami diskriminasi, ketidakadilan gender, dilemahkan. Bahkan perempuan adalah makhluk sumber fitnah. Sehingga mereka kerap direndahkan dan disakiti.

Lebih dari itu, Ibu Nurul juga pernah menyampaikan bahwa perempuan seringkali tidak mendapatkan akses untuk melakukan berbagai aktivitas di luar rumah. Oleh karena itu, dampaknya ia kerap tidak mendapatkan kesempatan untuk bersekolah dengan tinggi, bekerja dengan layak dan tidak boleh terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial.

Mirisnya lagi, banyak perempuan yang mengalami kekerasan, baik di dalam maupun di luar rumah dengan alasan pendisiplinan. Dan kerapkali hal ini sebagian orang lakukan atas nama agama.

Islam Menolak Kekerasan

Padahal secara historis, Islam hadir untuk membebaskan perempuan dari segala bentuk kekerasan. Oleh karena itu, atas alasan apapun, kekerasan tidak bisa kita benarkan, sekalipun membawa nama Tuhan.

Di sisi lain, Islam melalui teks al-Qur’an dan hadis telah menyatakan bahwa kekerasan atas nama apapun tidak boleh laki-laki dan perempuan lakukan. Baik kekerasan fisik, psikis, ekonomi dan yang lainnya.

Karena sesungguhnya kehadiran Islam itu untuk mendorong setiap manusia untuk selalu menjaga agama (hifdz al-din), dan menjaga jiwa (hifdz al-nafs). Kemudian, menjaga akal (hifdz al-‘aql), menjaga keturunan/keluarga (hifdz al-nasl), dan menjaga kepemlikian harta (hifdz al-maal).

Oleh sebab itulah mengapa hadis-hadis yang ramah perempuan seperti hadis dalam kitab Sittin al-‘Adliyah ini penting untuk terus kita sampaikan dan kaji. Karena salah satu tujuannya adalah supaya setiap manusia mempunyai kesadaran bahwa perempuan mempunyai hak dan kebebasan yang sama dengan laki-laki. Terutama sebagai sesama orang Islam, saya kira hal ini sangat penting untuk terus kita kaji dan sampaikan kepada semua umat manusia.

Dengan kesadaran tersebut, dapat mengantarkan kita semua menjadi manusia yang selalu berbuat baik pada sesama, termasuk pada perempuan. Sehingga kehidupan yang adil, damai dan ramah dapat keduanya, laki-laki dan perempuan rasakan. Itulah yang cita-cita Islam dan Nabi Muhammad Saw sebagai utusannya. []

Tags: JanganMenyakitiMenzalimiMerendahkanmuslimsaudaraSesama
Siti Miratul Masfufah

Siti Miratul Masfufah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Sejarah Ulama Perempuan

Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan

20 Juli 2025
Yamal

Yamal, Mari Sadar!

19 Juli 2025
Penghayat Kepercayaan

Tantangan Menghadapi Diskriminasi Terhadap Penganut Penghayat Kepercayaan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi

19 Juli 2025
COC

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

18 Juli 2025
Sirkus

Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

17 Juli 2025
Disabilitas dan Kemiskinan

Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 

17 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nikah atau Mapan Dulu

    Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Awanillah Amva: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Kiprah Mahasantri di Tengah Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Membentuk Karakter Anak Sejak Dini: IQ, EQ, dan SQ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dr. Faqih: Ma’had Aly Kebon Jambu akan Menjadi Pusat Fiqh Al-Usrah Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dr. Faqih: Ma’had Aly Kebon Jambu akan Menjadi Pusat Fiqh Al-Usrah Dunia
  • Nyai Awanillah Amva: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Kiprah Mahasantri di Tengah Masyarakat
  • Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial
  • Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan
  • Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID