“Mengapa hanya anak saya (Dara) yang dikeluarkan dari sekolah dan dia (Bima) tidak?” celoteh ibu Dara yang diperankan oleh Lulu Tobing.
“Mengapa sekolah tidak bertanggung jawab akan hal semacam ini,” ucapnya lagi.
Dara hamil di luar menikah seperti yang kita tahu dari trailer film Dua Garis Biru di Youtube. Dia dan Bima melakukannya atas dasar ketidaktahuannya sebagai remaja.
“Mengapa kamu melakukan hal tersebut?” ucap Cut Mini yang berperan sebagai Ibu Bima. Ia menambahkan padahal dulu saat Bima kecil, ia selalu menutup mata Bima ketika terdapat adegan ciuman.
Kesenangan sesaat hubungan seksual anak remaja memunculkan banyak masalah besar. Dara dikeluarkan dari sekolah, Bima memang masih bisa bersekolah. Namun, keduanya malu di hadapan keluarga dan teman-teman sebaya. Mimpi Dara untuk berkuliah di Korea hampir pupus. Mimpi Dewi, kakak Bima yang akan menikah juga hampir punah sebab perbuatan adiknya.
Namun itu membuat kedua orang tua memahami kesalahan mereka. Dalam suasana yang begitu haru, Ibu Bima mengatakan pada Bima bahwa seharusnya ia lebih sering mengobrol dengannya tentang hal-hal yang ada di hadapan mereka secara realistis. Agar Bima tahu bahwa terdapat banyak sekali konsekuensi dari melakukan hubungan seksual.
Gina S.Noer yang pernah menulis naskah film Posesif memang memiliki analisis gender yang begitu tajam. Bima yang malu ketika fotonya dan Dara akan diekspos ke media sosial membuktikan bahwa maskulinitas laki-laki juga begitu rapuh.
Sejak awal adegan, Gina S.Noer sudah lincah memperlihatkan bagaimana kelas sosial bermain dalam masyarakat kita. Dara yang kaya dan orang tua Bima yang tinggal di rumah petak di sudut Jakarta menimbulkan ketimpangan yang begitu tajam. Namun tetap saja itu dibalut dengan humor yang cukup baik.
Gina juga menyisipkan berbagai materi tentang pendidikan seks lewat dokter kandungan yang diperankan Ligwina Hartanto. Ia menjelaskan tentang bahaya hamil muda juga risiko-risiko yang akan dimiliki ayah dan ibu muda.
Gina S.Noer sangat lihai dalam memberikan kritikan-kritikan tajam lewat tokoh-tokohnya. Seperti yang sudah disebutkan di atas tentang bagaimana orang tua Dara mempertanyakan tentang standar ganda sekolah bagi Dara sebagai seorang perempuan karena ia harus dikeluarkan dan Bima boleh melenggang seenaknya ke sekolah.
Ia juga mengkritik dengan halus kesalahan banyak orang tua karena tidak memberikan pendidikan seks yang baik bagi anaknya dan masih saja menganggapnya sebagai sesuatu yang tabu.
Tambahan lainnya, ia juga memberikan gambaran bagaimana masyarakat kita memandang pasangan yang hamil di luar nikah. Gina dengan ciamik memperlihatkan tetangga-tetangga Ibu Bima yang sering menggosipkan mereka. Juga teman-teman Bima dan Dara yang tiba-tiba menjadi begitu canggung. Serta ketakutan kakak Bima karena tidak jadi menikah.
Film ini memiliki konflik yang seru dan rumit. Selain permasalahan-permasalahan yang disoroti, di sini juga ditampilkan jalan keluar. Ini sangat direkomendasikan bagi para orang tua, guru juga tentunya para remaja. Selamat menonton, dan saya yakin anda tidak menyesal.[]