• Login
  • Register
Kamis, 10 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Film Dua Garis Biru: Sebuah Review

Tia Isti'anah Tia Isti'anah
16/07/2019
in Publik
0
Sumber: Google image
29
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Mengapa hanya anak saya (Dara) yang dikeluarkan dari sekolah dan dia (Bima) tidak?” celoteh ibu Dara yang diperankan oleh Lulu Tobing. 

“Mengapa sekolah tidak bertanggung jawab akan hal semacam ini,” ucapnya lagi.

Dara hamil di luar menikah seperti yang kita tahu dari trailer film Dua Garis Biru di Youtube. Dia dan Bima melakukannya atas dasar ketidaktahuannya sebagai remaja.

“Mengapa kamu melakukan hal tersebut?” ucap Cut Mini yang berperan sebagai Ibu Bima. Ia menambahkan padahal dulu saat Bima kecil, ia selalu menutup mata Bima ketika terdapat adegan ciuman.

Kesenangan sesaat hubungan seksual anak remaja memunculkan banyak masalah besar. Dara dikeluarkan dari sekolah, Bima memang masih bisa bersekolah. Namun, keduanya malu di hadapan keluarga dan teman-teman sebaya. Mimpi Dara untuk berkuliah di Korea hampir pupus. Mimpi Dewi, kakak Bima yang akan menikah juga hampir punah sebab perbuatan adiknya.

Baca Juga:

Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

Film Azzamine: Ketika Bentuk Proteksi Orang Tua Kepada Anak Perempuan Disalahartikan

Pearl Eclipse: Potret Keberanian Perempuan Dalam Bela Negara

Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

Namun itu membuat kedua orang tua memahami kesalahan mereka. Dalam suasana yang begitu haru, Ibu Bima mengatakan pada Bima bahwa seharusnya ia lebih sering mengobrol dengannya tentang hal-hal yang ada di hadapan mereka secara realistis. Agar Bima tahu bahwa terdapat banyak sekali konsekuensi dari melakukan hubungan seksual.

Gina S.Noer yang pernah menulis naskah film Posesif memang memiliki analisis gender yang begitu tajam. Bima yang malu ketika fotonya dan Dara akan diekspos ke media sosial membuktikan bahwa maskulinitas laki-laki juga begitu rapuh.

Sejak awal adegan, Gina S.Noer sudah lincah memperlihatkan bagaimana kelas sosial bermain dalam masyarakat kita. Dara yang kaya dan orang tua Bima yang tinggal di rumah petak di sudut Jakarta menimbulkan ketimpangan yang begitu tajam. Namun tetap saja itu dibalut dengan humor yang cukup baik.

Gina juga menyisipkan berbagai materi tentang pendidikan seks lewat dokter kandungan yang diperankan Ligwina Hartanto. Ia menjelaskan tentang bahaya hamil muda juga risiko-risiko yang akan dimiliki ayah dan ibu muda.

Gina S.Noer sangat lihai dalam memberikan kritikan-kritikan tajam lewat tokoh-tokohnya. Seperti yang sudah disebutkan di atas tentang bagaimana orang tua Dara mempertanyakan tentang standar ganda sekolah bagi Dara sebagai seorang perempuan karena ia harus dikeluarkan dan Bima boleh melenggang seenaknya ke sekolah.

Ia juga mengkritik dengan halus kesalahan banyak orang tua karena tidak memberikan pendidikan seks yang baik bagi anaknya dan masih saja menganggapnya sebagai sesuatu yang tabu.

Tambahan lainnya, ia juga memberikan gambaran bagaimana masyarakat kita memandang pasangan yang hamil di luar nikah. Gina dengan ciamik memperlihatkan tetangga-tetangga Ibu Bima yang sering menggosipkan mereka. Juga teman-teman Bima dan Dara yang tiba-tiba menjadi begitu canggung. Serta ketakutan kakak Bima karena tidak jadi menikah.

Film ini memiliki konflik yang seru dan rumit. Selain permasalahan-permasalahan yang disoroti, di sini juga ditampilkan jalan keluar. Ini sangat direkomendasikan bagi para orang tua, guru juga tentunya para remaja. Selamat menonton, dan saya yakin anda tidak menyesal.[]

Tags: Cegah Kekerasan SeksualFilm IndonesiaPendidikan SeksReview FilmRUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Tia Isti'anah

Tia Isti'anah

Tia Isti'anah, kadang membaca, menulis dan meneliti.  Saat ini menjadi asisten peneliti di DASPR dan membuat konten di Mubadalah. Tia juga mendirikan @umah_ayu, sebuah akun yang fokus pada isu gender, keberagaman dan psikologi.

Terkait Posts

Humor Kepada Difabel

Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

10 Juli 2025
Melawan Perundungan

Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan

9 Juli 2025
Nikah Massal

Menimbang Kebijakan Nikah Massal

8 Juli 2025
Intoleransi di Sukabumi

Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

7 Juli 2025
Retret di sukabumi

Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

7 Juli 2025
Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Relasi Imam-Makmum

    Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengebiri Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam
  • Kuasa Suami atas Tubuh Istri
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah
  • Pendidikan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja
  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID