• Login
  • Register
Senin, 21 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Menjelang Pemilu 2024, Hati-hati Penyebaran Berita Hoaks dan Hate Speech

Sehingga hal inilah, yang menurut saya penting dilakukan oleh kita dan masyarakat umum lakukan. Kita harus sering tabayyun terhadap semua informasi yang kita terima.

Achmad Nanang Firdaus Achmad Nanang Firdaus
22/01/2024
in Publik
0
Hoaks

Hoaks

553
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Menjelang pemilihan umum (Pemilu) serentak pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang, para koalisi partai politik dan juga masyarakat turut berpartisipasi dalam melakukan kampanye. Berbagai cara mereka lakukan untuk memenangkan pemilu. Namun sangat disayangkan hoaks dan ujaran kebencian (hate speech) masih saja bermunculan sepanjang masa kampanye ini.

Hoaks dan hate speech ini beredar dalam berbagai platform media sosial, di antaranya seperti Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp dan YouTube. Tujuan mereka yang menyebarkan sungguh jahat, yaitu untuk memfitnah, memprovokasi, dan membohongi masyarakat.

Berdasarkan laporan cnbcindonesia.com, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menangani 203 kasus kecurangan pemilu hingga Selasa 2 Januari 2024 lalu mencapai 2.882 konten.

Dalam laporannya, Facebook menjadi salah satu platform media terbanyak kasusnya, dengan 1.325 konten dan 198 konten hoaks terkait pemilu. Penyebaran hoaks dan hate speech yang berulang-ulang terjadi selama pemilu memberikan kesan bahwa tindakan kriminal ini telah menjadi bagian pemilu yang tidak dapat terpisahkan.

Sebab dengan meningkatnya hoaks dan hate speech di media sosial saat-saat ini, kita punya langkah sederhana untuk menghentikannya. Di antaranya pertama, kita harus memilih dan memilah informasi atau konten yang kita terima. Kedua, apabila kita menemui berita bohong, kita dapat memverifikasinya.

Baca Juga:

Amerika Serikat: Negara Demokratis yang Gagal Memilih Presiden Perempuan Dua Kali!

Membincang Kursi Keterwakilan Dewan Perempuan

4 Langkah agar Terhindar Hate Speech di Media Sosial

Persiapan Menjelang Kelahiran

Tabayyun

Dalam memverifikasi semua informasi ini, saya sebagai mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF), saya diajarkan agar selalu berpikir kritis dan tabayyun (verifikasi) pada setiap informasi atau berita yang sampai ke kita. Sebagaimana perintah ini tertera dalam surat al-Hujurat ayat 6 yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang yang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. al-Hujurat ayat 6).

Ayat ini menjelaskan, tentang pentingnya bagi kita semua untuk selalu mengecek dan mencari tahu dengan teliti terkait apa yang informasi kita terima. Jangan sampai, kita memakan mentah-mentah semua informasi yang kita terima. Padahal kita belum tahu kebenaran dari berita tersebut.

Sehingga hal inilah, yang menurut saya penting dilakukan oleh kita dan masyarakat umum lakukan. Kita harus sering tabayyun terhadap semua informasi yang kita terima.

Laporkan Pihak Berwajib

Selain dengan tabayyun, apabila kita menemukan informasi atau konten hoaks, kita bisa melaporkannya kepada pihak berwajib.

Para pelaku yang membuat hoaks dapat terkena Undang-Undang (UU) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 28 ayat (1) nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Adapun sanksi bagi para pelaku hoaks dapat dikenakan sanksi pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar.

Dengan adanya payung hukum ini, maka semua informasi dan konten bohong atau menyesatkan dapat kita laporkan kepada pihak yang berwajib.

Selain dengan beberapa langkah di atas, kita sebagai anak muda, justru dapat berperan aktif dalam menyebarkan informasi dan memproduksi konten yang eduktif dan lebih bermanfaat. Misalnya dengan membuat konten “gunakan hak pilih kalian, jangan golput.” Lalu, juga “pilihlah pemimpin yang memperjuangkan hak rakyat, melindungi perempuan dan anak.” Dan beberapa konten lainnya.

Dengan begitu, menjelang pesta demokrasi ini, kita dapat meramaikan platform media kita dengan narasi-narasi positif dan alternatif. []

Tags: Hate SpeechHati-hatihoaksmenjelangPemilu 2024Penyebaran
Achmad Nanang Firdaus

Achmad Nanang Firdaus

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Sejarah Ulama Perempuan

Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan

20 Juli 2025
Yamal

Yamal, Mari Sadar!

19 Juli 2025
Penghayat Kepercayaan

Tantangan Menghadapi Diskriminasi Terhadap Penganut Penghayat Kepercayaan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi

19 Juli 2025
COC

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

18 Juli 2025
Sirkus

Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

17 Juli 2025
Disabilitas dan Kemiskinan

Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 

17 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Karakter Anak yang

    Pentingnya Membentuk Karakter Anak Sejak Dini: IQ, EQ, dan SQ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Dukung Anak Miliki Cita-cita Tinggi!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dr. Faqih: Ma’had Aly Kebon Jambu akan Menjadi Pusat Fiqh Al-Usrah Dunia
  • Nyai Awanillah Amva: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Kiprah Mahasantri di Tengah Masyarakat
  • Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial
  • Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan
  • Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID