• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Amalan Sunah Nabi Muhammad Saw saat Nisfu Sya’ban

Pada bulan itu, amal-amal manusia selama satu tahun diangkat dan dilaporkan kepada Tuhan. Karenanya, aku ingin agar sewaktu amalanku dibawa naik, aku sedang berpuasa

Redaksi Redaksi
26/02/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Sya'ban

Sya'ban

786
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika merujuk beberapa Hadis, Nisfu Sya’ban bukanlah mengada-ada, bid’ah, dan bukan tidak ada dasar agama yang mereka percaya. Usamah bin Zaid, seorang pemuda cerdas, pernah menyampaikan kepada Nabi Saw:

“Ya Rasulullah, aku belum pernah melihat engkau berpuasa di bulan lain lebih banyak daripada puasamu pada bulan Sya’ban.”

Nabi pun menjawab, “bulan itu sering dilupakan orang karena diapit oleh bulan Rajab dan Ramadhan, padahal pada bulan itu, amal-amal manusia selama satu tahun diangkat dan dilaporkan kepada Tuhan. Karenanya, aku ingin agar sewaktu amalanku dibawa naik, aku sedang berpuasa.” (HR. Ahmad dan Nasa’i).

Abu Daud, ahli hadis terkenal, menginformasikan kepada kita berita dari istri Nabi, Aisyah: “Sya’ban adalah bulan yang paling Nabi sukai. Beliau berpuasa penuh. Kemudian melanjutkannya pada bulan Ramadhan.”

Kemudian, Musaz bin Jabal, sahabat Nabi, pernah mengatakan: “Tuhan melihat semua ciptaan-Nya pada pertengahan Sya’ban. Dia akan mengampuni mereka kecuali orang-orang yang menyekutukan-Nya, yang suka membenci orang lain dan mendengki (musyahin).” Ini hadis sahih. (HR Thabarani dan Ibnu Hibban).

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

5 Keutamaan Puasa Syawal

Aisyah, istri Nabi, bercerita pada suatu malam dia kehilangan Rasulullah saw. Ia sempat curiga, kemudian bergegas mencarinya.

Aisyah menemukan suami tercintanya itu di Baqi, nama kompleks pemakaman (kuburan) para sahabat dan para pejuang (syuhada). Di tempat itu Nabi sedang menengadahkan wajahnya ke langit dengan mata sendu, kadang meneteskan air mata. Kepada istri tercintanya (Aisyah), yang kemudian mendatanginya, beliau berkata:

“Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung turun ke langit dunia pada malam Nisfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) hamba-Nya yang jauh lebih banyak dari jumlah bulu domba Bani Kalb.” (HR. Turmudzi, Ahmad, dan Ibnu Majah).

Siti Aisyah, menurut sumber informasi yang lain, mengatakan:

“Tuhan menampakkan Diri pada malam pertengahan Sya’ban. Dia mengampuni mereka yang meminta ampun dan menyayangi mereka yang ingin disayang, dan mengacuhkan mereka yang mendengki.” []

Tags: AmalanNabi Muhammad SAWNisfu Sya'bansunah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

IBu

Kasih Sayang Seorang Ibu

7 Juli 2025
Kasih Sayang Orang Tua

Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

7 Juli 2025
Amalan Muharram

Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual

7 Juli 2025
Kewajiban dan hak

Jangan Hanya Menuntut Hak, Tunaikan Juga Kewajiban antara Orang Tua dan Anak

7 Juli 2025
Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sejarah Ulama Perempuan

    Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Hanya Menuntut Hak, Tunaikan Juga Kewajiban antara Orang Tua dan Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kasih Sayang Seorang Ibu
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?
  • Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak
  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?
  • Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID