• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Bahaya Kurangnya Figur Ayah dalam Pengasuhan, Bisa Menyebabkan Penyakit Mental Fearful Avoidant pada Anak

Fearful Avoidant attachment style menandakan kecenderungan seseorang untuk mendambakan hubungan yang dekat dengan orang lain

Kamariah Kamariah
24/06/2024
in Keluarga
0
Figur Ayah

Figur Ayah

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pengasuhan adalah sebuah tindakan nyata, berkelanjutan dan membutuhkan ilmu matang yang harus diterima oleh setiap anak yang terlahir. Pengasuhan dalam Islam, bahkan dimulai sejak seseorang memilih pasangan hidup. Hal ini, berdasarakan Hadist Rasullulah SAW, berikut ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” تُنْكَحُ المَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ، تَرِبَتْ يَدَاكَ “

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Beliau bersabda: “Wanita dinikahi karena empat hal: karena kekayaannya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, pilihlah karena agamanya niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari no. 5090)

Dari empat kriteria ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menekankan “agama” sebagai kriteria utama dalam memilih istri ataupun suami. Hal ini karena, jika pasangan sudah sholeh dan sholehan, maka mereka akan punya bekal untuk mendidik dan mengasuh generasi berikutnya.

Dalam pengasuhan, keterlibatan ayah sangat penting, hal ini karena setiap anak memerlukan figur ayah dalam proses tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, mari kita bahas bagaimana dampak kurangnya figur ayah dalam pengasuhan yang bisa menyebabkan penyakit mental Fearful Avoidant pada anak.

Jangan Biarkan Anak Yatim Secara Sosial

Hari ini, sudah bukan hal yang asing lagi di telinga kita bahwa banyak sekali anak yang yatim secara sosial. Maksudnya adalah, mereka masih memiliki sosok ayah dalam bentuk fisik, namun tidak dalam bentuk emosi dan sosialnya. Sehingga, figur ayah yang mereka dapatkan kosong.

Baca Juga:

Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

Yang Terjadi Jika Miskin, Tapi Ngotot Menikah

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

Padahal, dalam prakteknya, anak sangat membutuhkan figur ayah, untuk menyeimbangkan fitrah dalam dirinya. Jika ibu, mengasuh untuk menumbuhkan sikap lemah lembut dan kasih sayang, maka ayah mengasuh untuk menumbuhkan ketegasan dan sifat pemberani anak.

Kombinasi antara pengasuhan ayah dan ibu ini tentu sangat anak butuhkan untuk menyongsong hidup di masa yang akan datang, karena tidak selamanya harus bersikap lemah lembut, adakalanya tegas dan pemberani dibutuhkan.

Fearful Avoidant Sebagai Akibat dari Kurangnya Figur Ayah

Fearful Avoidant attachment style menandakan kecenderungan seseorang untuk mendambakan hubungan yang dekat dengan orang lain. Namun, di sisi lainnya, ada rasa takut dan ragu untuk melakukannya. Sederhananya begini, saat dia dikejar oleh orang yang mencintainya, dia justru mengejar orang yang cuek dan memberikan effort yang sangat besar pada si cuek.

Namun, saat keadaan berbalik, ketika si cuek akhirnya luluh, dia malah merasa ilfeel. Ketika tidak ada orang yang mendekatinya, dia justru merasa ingin perlakuan baik dan diratukan. Penyakit mental Fearful Avoidant, ternyata adalah bagian dari trauma masa kecil, akibat kurangnya figur ayah dalam proses pengasuhan.

Yaitu, ketika dia mendapatkan perlakuan buruk dari sang ayah, ibu cenderung menenangkan, memeluk dan memberikan perhatian berlebih. Hal ini kemudian menyebabkan si anak, mengalami dua hal secara bersamaan, yakni ketakutan juga keiinginan untuk mendapatkan kasih sayang.

Ciri-ciri Fearful Avoidant

Menurut Nicolas Favez dan Herve Tissot, ahli psikologi, berikut ciri-ciri umum Fearful Avoidant yang berawal dari kurangnya figur ayah:

Pertama, rasa takut terhadap hubungan secara umum. Kedua, menghindari komitmen dalam hubungan. Ketiga, sering merasa gelisah. Keempat, suka merendahkan diri sendiri. Kelima, nggak mudah menerima dukungan orang lain. Keenam, sering merasa nggak puas dengan suatu hubungan. Ketujuh, ada kemungkinan besar lainnya: melakukan aksi kekerasan dalam hubungan (Source: Ballmemes.com)

Bagaimana Mengatasi Fearful Avoidant

Jika kamu merasa berada dalam posisi sebagai pengidap penyakit mental Fearful Avoidant dan kamu menyadari bahwa kamu perlu melakukan sesuatu untuk menyembuhkan luka batin atau trauma di masa lalu atas kurangnya figur ayah kamu terima.

Penyembuhan ini kamu perlukan, karena untuk melangsungkan hidupmu yang tenang dan bahagia, maka sebagaiknya kamu mencoba melakukan hal-hal berikut ini, menyadur SatuPersen.Net:

Pertama, pelajari sikap mindfulness untuk memahami emosi diri sendiri. Kedua, atur komunikasi yang tepat, hal ini berfungsi untuk memberikan kenyamanan dalam berdiskusi dengan pasangan. Sehingga, saat kamu mendapatkan perlakuan baik, kamu yakin bahwa kamu memang pantas untuk itu.

Ketiga, hargai diri sendiri. Mengingat  orang yang mengalami fearful avoidant attachment style ini cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah. Bahkan, sampai terlalu mengkritik harga diri sendiri. Akibatnya, ini menjadi masalah baru dalam hubungan.

Keempat, lakukan konseling. Ada saat-saat tertentu di mana kamu mungkin bingung menghadapi situasi yang emosional. Khususnya, jika kamu sendiri masih belajar untuk memahami avoidant attachment style ini.

Demikian ulasan mengenai pengasuh keterlibatan ayah dalam hal pengasuhan terhadap anak, yang ternyata memiliki dampak yang cukup besar pada anak. Mari menjadi orang tua yang cerdas dalam mengasuh. []

 

 

Tags: Fearful Avoidant attachment styleFigur AyahHak anakkeluargaKesehatan Mentalparentingpengasuhan
Kamariah

Kamariah

Terkait Posts

Cita-cita Tinggi

Yuk Dukung Anak Miliki Cita-cita Tinggi!

19 Juli 2025
Mengantar Anak Sekolah

Mengantar Anak Sekolah: Selembar Aturan atau Kesadaran?

18 Juli 2025
Menikah

Yang Terjadi Jika Miskin, Tapi Ngotot Menikah

15 Juli 2025
Praktik Kesalingan

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

12 Juli 2025
Relasi Imam-Makmum

Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

9 Juli 2025
Jiwa Inklusif

Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

8 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jangan Biarkan Fondasi Mental Anak Jadi Rapuh
  • Tantangan Menghadapi Diskriminasi Terhadap Penganut Penghayat Kepercayaan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi
  • Pentingnya Membentuk Karakter Anak Sejak Dini: IQ, EQ, dan SQ
  • Yuk Dukung Anak Miliki Cita-cita Tinggi!
  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID