• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Memahami Makna Kalimat Istirja Ala Kiai Faqihuddin Abdul Kodir

Karena semua makhluk yang hidup di dunia akan bertemu kembali dengan penciptanya, maka sudah sepatutnya laki-laki maupun perempuan saling berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan, dan menjauhi keburukan

Tasnim Qiy Tasnim Qiy
03/11/2024
in Publik
0
Faqihuddin Abdul Kodir

Faqihuddin Abdul Kodir

496
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada bulan Agustus 2024. Saya berkesempatan untuk mengikuti acara ziarah sekaligus sowan-sowan bersama para jamaah alumni Pondok Pesantren Al-Hidayat Salaman Magelang. Setelah ziarah ke makan Sunan Gunung Jati di Cirebon dilanjut sowan ke kediaman Kiai Faqihuddin Abdul Kodir yang merupakan founder Mubadalah.id.

Saat kami tiba di kediaman Kiai Faqihuddin Abdul Kodir, kami disambut sangat hangat oleh keluarganya. Kami disuguhi makanan khas Cirebon yaitu Nasi Jamblang, dengan berbagai lauk dan nasi yang dibungkus dengan daun jati.

Setelah itu kami menyampaikan maksud kedatangan kepada keluarga Kiai Faqih. Kiai Faqih memberikan feedback yang sangat baik dan memberikan banyak pengetahuan baru pada kami. Terutama soal makna istirja.

Hakikat Lafadz Istirja

Selama ini aku kira kata انالله وانا اليه را جعون hanya boleh kita ucapkan ketika mendapat musibah atau mendengar orang yang meninggal saja. Padahal menurut penjelasakan Kiai Faqih, kalimat ini ternyata dapat kita ucapkan kapanpun.

Sebab, makna atau arti dari lafadz انالله وانا اليه را جعون itu ialah “sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya-lah kami kembali”. Itu artinya sebagai manusia, kita dianjurkan untuk selalu ikhlas dan tawakal kepada Allah. Dengan kesadaran ini, kita tidak boleh merasa sombong apalagi sampai merendahkan manusia lain.

Baca Juga:

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

Pentingnya Perspektif Keadilan Gender dalam Memahami Tafsir

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

Fiqhul Usrah: Menanamkan Akhlak Mulia untuk Membangun Keluarga Samawa

Sebab, harta, kesuksesan atau kebahagiaan yang kita punya semuanya mutlak milik Allah. Kita hanya boleh mensyukurinya, sambil terus memperbaiki diri supaya bisa terus beribadah pada Allah.

Mendengar penjelasan ini, aku jadi berefleksi bahwa sesungguhnya nilai yang ada di dalam kalimat istirja ini ternyata sangat luas dan istimewa. Aku merasa diingatkan untuk selalu rendah hati dan tidak mudah melecehkan orang lain, siapapun. Baik laki-laki mapun perempuna, orang muslim atau pun bukan.

Sebab kita semua ialah milik Allah dan akan kembali padanya. Kalimat ini juga mengingatkan aku untuk selalu memandang orang lain sebagai manusia yang utuh, hamba Allah yang sama-sama ditugaskan untuk selalu berbuat baik.

Makna Ikhlas dan Tawakal

Lebih lanjut dari itu, Kiai Faqih juga menjelaskan bahwa setiap kita harus punya sikap ikhlas dan tawakal. Yaitu sikap menerima dengan tulus, lapang dan senang setiap hal yang telah Allah beri.

Sikap ini menurutku penting, apalagi di zaman yang sudah serba digital ini. Sebagai anak muda, aku sering banget merasa terganggu, bahkan sampai insecure ketika melihat pencapaian-pencapain teman-teman di media sosial.

Sehingga ketika bercermin, tidak jarang kita berkomentar jahat sama diri kita sendiri. Misalnya “wajah aku kok glowing ya”, “kulitnya item dan kurang mulus” “pantes aja jomblo, wajah aku jelek dan enggak menarik”.
Komentar-komentar semacam ini adalah salah satu cerminan bahwa kita belum punya sikap ikhlas dan tawakal.

Sehingga hidup kita selalu merasa kurang dan nelangsa. Merasa paling menyedihkan dan tidak bahagia.
Kalau sudah begitu, kata Kiai Faqih kita harus mulai belajar untuk ikhlas dan tawakal pada semua hal yang Allah beri pada kita. Sehingga kita enggak perlu repot-repot membuang waktu untuk mengomentari tubuh kita sendiri.

Arti kata “KepadaNya-lah kami kembali”

Untuk melengkapi pertemuan kami, Kiai Faqih juga menyampaikan bahwa arti “Kepada-Nya lah kami kembali”, dapat dipahami bahwa kita harus senantiasa berbuat baik pada semua makhluk yang ada di muka bumi ini.

Karena semua makhluk yang hidup di dunia akan bertemu kembali dengan penciptanya, maka sudah sepatutnya laki-laki maupun perempuan saling berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan, dan menjauhi keburukan. []

Tags: Dr. Faqihuddin Abdul KodirIstirjaKalimatmemahami
Tasnim Qiy

Tasnim Qiy

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

COC

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

18 Juli 2025
Sirkus

Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

17 Juli 2025
Disabilitas dan Kemiskinan

Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 

17 Juli 2025
Wonosantri Abadi

Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

17 Juli 2025
Zakat Profesi

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

16 Juli 2025
Representasi Difabel

Dari Layar Kaca ke Layar Sentuh: Representasi Difabel dalam Pergeseran Teknologi Media

16 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Membentuk Karakter Anak Sejak Dini: IQ, EQ, dan SQ
  • Yuk Dukung Anak Miliki Cita-cita Tinggi!
  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID