• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Lailatul Qadar dan Perempuan Haid dalam Kitab Hasyiyah al-Qalyubi

Demi mendapatkan lailatul qadar, banyak sekali amalan-amalan dan ibadah-ibadah yang dapat dilakukan oleh umat Islam

Ayu Bejoo Ayu Bejoo
23/03/2025
in Personal, Rekomendasi
0
Perempuan Haid

Perempuan Haid

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ramadan adalah bulan penuh maghfirah. Bulan Ramadan dianggap sebagai bulan yang lebih baik daripada seribu bulan, karena di dalam Ramadan terdapat satu malam lailatul qadar.

Apa Itu Malam Lailatul Qadar?

Malam lailatul qadar adalah malam yang sangat muslimin dan muslimah nantikan. Di mana malam tersebut telah jelas dalam penggambaran Allah Swt. dalam surah al-Qadr.

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada lailatul qadar.

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ

Baca Juga:

Bekerja adalah Ibadah

Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

Ketika Allah Membuka jalan: Muslimah pun Mampu Mencium Hajar Aswad

Refleksi Setelah Idulfitri: Mari Merawat Spirit Ramadan Sepanjang Tahun

Tahukah kamu apakah lailatul qadar itu?

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ

Lailatul qadar itu lebih baik daripada seribu bulan.

تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ

Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.

سَلٰمٌۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.

Terminologi Lailatul Qadar

Makna al-Qadr, secara terminologi, menurut Ibnu Mukarram adalah keputusan yang ditetapkan oleh Allah Swt. dan Dia memberlakukannya terhadap segala perkara. Dalam al-Qur’an, kata al-Qadr digunakan untuk menunjukkan makna yang beragam, seperti membatasi, menetukan, mengagumkan, menguasai, mengukur, dan sebagainya.

Sedangkan dalam surat al-Qadr sendiri, kata qadr, memiliki makna “kemuliaan”. Untuk itu, lailatul qadr terkenal sebagai malam kemuliaan.

Syekh Musthafa al-Maraghi dalam kitab tafsirnya menjelaskan, tidak ada malam yang lebih mulia dan agung daripada malam turunnya Al-Quran (lailatul qadar). Sepatutnya bagi para muslim untuk menjadikan malam lailatul qadar sebagai malam yang agung dan mulia.

Keutamaan Lailatul Qadar

Dalam hadis riwayat Bukhori dan Muslim, Rasulullah Saw. bersabda, ““Barang siapa yang mendirikan salat pada malam lailatul qadar dengan iman dan mengharap pahala, maka akan Allah ampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Rasulullah Saw. juga mengatakan bahwa malam lailatul qadar ialah suatu malam di mana segala bentuk doa akan mustajab atau terkabulkan. Rasulullah Saw. bahkan mengajarkan doa yang dianjurkan untuk dibaca saat malam lailatul qadar.

“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.”
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, dan Engkau menyukai pengampunan, maka ampunilah aku.” (HR. Tirmidzi).

Perempuan Haid Mendapatkan Lailatul Qadar

Demi mendapatkan lailatul qadar, banyak sekali amalan-amalan dan ibadah-ibadah yang dapat umat Islam lakukan. Namun, bagaimana dengan perempuan haid? Sebagaimana dalam pemahaman kita, perempuan haid tidak boleh melaksanakan ibadah zahir. Seperti salat, puasa, itikaf di masjid, bahkan membaca al-Quran.

Lalu bagaimana perempuan haid mendapatkan lailatul qadar? Apakah Allah mengklasifikasi hamba-hambanya berdasarkan gender? Tentunya tidak sama sekali. Perempuan haid juga mendapatkan peluang yang sama seperti pemburu lailatul qadar lainnya. Meski perempuan haid tidak bisa melaksanakan ibadah zohir.

Dalam kitab Hasyiyah al-Qolyubi wa ‘Umairoh, terdapat redaksi yang mengatakan. “Perempuan yang haid juga mendapatkan pahala saat meninggalkan ibadah. Selama tujuannya mengikuti ibadah.” Maksudnya ialah, perempuan meninggalkan ibadah salat, puasa, dan tidak boleh membaca al-Quran ialah atas larangan Allah Swt.

Maka jika ia menjalankan larangan tersebut dengan tujuan ibadah, maka hukumnya sama dengan ia sedang beribadah. Selain itu juga berpeluang untuk mendapatkan keutamaan lailatul qadar.

Sementara dalam Lathaiful Ma’arif, Imam Adh-Dhahak juga menjawab pertanyaan mengenai para perempuan haid, nifas, musafir, dan orang yang sedang tidur. Ia menjawab, “Benar, mereka juga berkesempatan mendapatkan bagian dari lailatul qadar.”

Untuk itu, meski pun dalam keadaan berhalangan untuk melaksanakan ibadah. Hendaknya perempuan haid mengatur niat sebelumnya terlebih dahulu. Agar tercatat niatnya, dan termaktub dalam kesempatan mendapatkan lailatul qadar. []

Tags: Dasar Hukum IslamHikmah RamadanibadahLailatul QadarPerempuan Haidpuasa
Ayu Bejoo

Ayu Bejoo

Pegiat Literasi & Aktivis Gender

Terkait Posts

Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nyai Ratu Junti

    Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version