Sampai saat ini, salah pandang tentang keperawanan perempuan masih terjadi di masyarakat sekitar kita. Tentu saja tidak terlepas dari tabunya membicarakan seputar seksual atau kesehatan reproduksi. Masyarakat masih menganggap bahwa membicarakan seksual adalah saru, jorok dan ngeres.
Dari hal tersebut, yang banyak dirugikan adalah perempuan, mendapatkan beban berupa stigma negatif. Padahal berbicara keperawanan, bukanlah sesuatu hal yang dianggap tabu, melainkan penting sekali untuk dibahas dan diketahui permasalahannya.
Menerjemahkan keperawanan bukanlah hal yang gampang. Pada umumnya, masyarakat mendefinisikan sebagai seseorang yang belum pernah melakukan hubungan seksual. Masyarakat memandang bahwa kali pertama melakukan hubungan seksual selaput dara atau hymen akan robek hingga mengeluarkan darah ketika hubungan seksual itu tidak lagi dikatakan perawan. Namun pada faktanya tidak demikian, banyak faktor penyebabnya.
Frank Netter, penulis buku “The Human Sexuality” menyebutkan, selaput dara atau hymen adalah jaringan mukosa tipis yang mengelilingi seluruh atau sebagian liang vagina luar. Selaput dara bisa robek jika seseorang sudah melakukan hubungan seksual. Tapi, robek atau terlukanya selaput dara bisa disebabkan oleh hal lain.
Seperti yang dilansir Daily hunt, yaitu sebagai berikut ;
Pertama, aktivitas fisik yang melibatkan vagina dan berisiko merusak selaput dara. Misalnya olahraga bersepeda, menunggang kuda dan lompat tinggi.
Kedua, masturbasi. Ketika seorang perempuan melakukan masturbasi dengan sex toys akan berisiko rusaknya atau robeknya selaput dara.
Ketiga, penanganan medis atau operasi bisa menyebabkan rusaknya selaput dara.
Keempat, kecelakaan. Biasanya orang yang pernah mengalami kecelakaan berisiko mendapatkan selaput dara robek.
Hal tersebut karena selaput dara atau hymen perempuan beragam. Ada yang tipis, tebal, elastis, dan tidak elastis. Dan ini yang mempengaruhi mudah robek atau tidaknya. Seperti yang diungkapkan oleh Gynecologist, dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG yang dilansir dari JawaPos.com bahwa, perempuan memiliki empat tipe selaput dara atau hymen. Pertama, normal hymen. Selaput dara dan lubang vagina tipe ini memiliki ukuran utuh dan bisa dikatakan normal. Sehingga tipe ini mudah untuk berhubungan seksual dan menstruasi.
Kedua, microperforate hymen. Tipe ini memiliki lubang vagina yang kecil dan selaput dara yang lumayan sangat tebal. Saat awal berhubungan seksual agak susah kalaupun bisa penetrasi mungkin terjadi perdarahan agak banyak.
Begitupun saat mengalami menstruasi, darah yang keluar lebih sedikit. Biasanya tipe ini membutuhkan bantuan untuk bisa robek agar ukuran selaput dara menjadi normal. Caranya, bisa dilakukan dengan operasi hymenorhaphy.
Ketiga, imperforate hymen. Tipe ini termasuk selaput dara yang berbahaya. Karena selaput dara menutupi lubang vagina. Biasanya akan mengalami sakit perut yang sangat hebat karena tertutup secara total. Pun ketika menstruasi tidak ada darah yang keluar. Karena darah yang ada di rahim kembali lagi melewati saluran indung telur dan keluar mengisi seluruh perut.
Keempat, septate hymen. Tipe selaput dara ini terdapat sekat di antara lubang vagina. Hymen yang bersekat bisa mengalami menstruasi seperti biasa. Tapi saat pertama kali berhubungan akan terjadi pendarahan. Bahkan ada yang tidak bisa berhubungan tergantung tebalnya sekat selaput dara itu sendiri.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat diambil benang merahnya bahwa, utuhnya selaput dara atau hymen tidak menjamin keperawanan seseorang atau menentukan apakah orang tersebut sudah melakukan hubungan seksual. Banyak faktor yang menyebabkan selaput dara atau hymen robek atau terluka. []