• Login
  • Register
Kamis, 22 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Jalan Mandiri Pernikahan

Selain jalan ibadah, pernikahan dalam bingkai sosial ialah ruang belajar menjadi insan mandiri melalui kerja sama dan kesalingan.

M. Baha Uddin M. Baha Uddin
22/05/2025
in Personal
0
Jalan Mandiri Pernikahan

Jalan Mandiri Pernikahan

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ada hal yang—dengan sadar atau tidak—membikin kita sejenak berpikir. Entah karena setuju ataupun tidak. Itulah yang saya alami, secara tak sengaja, tatkala menonton sebuah tayangan Kang Dedi Mulyadi di Facebook.

Tayangan berisi KDM memberi pesan, entah kepada siapa, seputar pernikahan. Pesannya kira-kira demikian manakala saya bahasakan: Kalau sudah menikah, dan ingin maju, jangan tinggal sama orang tua. Tinggallah sendiri walaupun mengontrak. Pesan ini menyiratkan jalan mandiri pernikahan.

Dalam pelbagai kesempatan, sebagai warga Jawa Barat, sejauh ini saya banyak tak setuju dengan kebijakan KDM semenjak menjabat gubernur. Akan tetapi, lain cerita dengan satu pesannya barusan. Tayangan itu memang potongan, dan ketika esai ini saya tulis, dua hari sebelumnya saya melacak tayangan utuhnya. Hasilnya nihil, atau memang kemampuan saya masih terbatas dalam hal ini.

Saya ingin sedikit lebih sabar menyimak tayangan utuhnya agar paham konteks yang KDM ucapkan ihwal pesan itu. Dalam ucapan sebelum atau setelahnya, atau pesan itu terakibatkan dari sebuah peristiwa tak sengaja, itu pun bisa menjadi kemungkinan. Pun, tayangan itu saya tak bisa pastikan apakah terbikin setelah menjadi gubernur, sebelum, atau masa kampanyenya. Hal-hal itu, sementara saya endapkan dulu.

Kembali. Saya ingin menariknya fokus pada pesan tadi. Pernikahan secara normatif memang ruang bersatunya dua orang, tetapi pada hakikatnya sebenarnya menikahkan antardua keluarga masing-masing mempelai juga. Konsep pernikahan memberi pengertian bahwa tanggung jawab mempelai perempuan (istri) sepenuhnya terlimpahkan pada suami, tidak lagi pada ayahnya, orang tuanya.

Baca Juga:

Jangan Nekat! Pentingnya Memilih Pasangan Hidup yang Tepat bagi Perempuan

Soft Spoken: Menanamkan Nilai Tata Krama pada Anak Sedari Kecil

Kritik tanpa Kesalingan: Ketika Patriarki Jadi Senjata Sepihak

Mengajarkan Anak tentang Kesalingan Melalui Film Jumbo

Ruang Mandiri

Selain jalan ibadah, pernikahan dalam bingkai sosial ialah ruang belajar menjadi insan mandiri melalui kerja sama dan kesalingan. Dua orang, dengan pelbagai karakter, sepakat bersatu membangun dan membina rumah tangga mereka. Sejak awal saja, konsep itu sudah mewujud pada pengertian mandiri. Dua orang itu ingin membangun keluarga sendiri, artinya berpisah dari keluarga besar.

Ini menjadi tanda, selain terpisah secara administratif, maka hal-hal lainnya pun mengikuti. Termasuk terpisah secara tempat tinggal. Singgungan antara mandiri dan keterpisahan dengan keluarga besarnya, sebuah pasangan sejatinya tengah menerapkan pemaknaan peribahasa “Berat Sama Dipikul, Ringan Sama Dijinjing”. Pelbagai cobaan dan tantangan mesti mereka selesaikan—lebih dulu—dengan pasangannya dalam rangka menghadapi bahtera rumah tangga.

Secara kasuistis, sebenarnya tak ada larangan pasangan suami-istri untuk tetap tinggal bersama dengan orang tua mereka. Namun, hal demikian berpotensi memunculkan banyak kemungkinan. Memang relatif, bisa baik atau tidak. Pun, banyak Banyak pro-kontra pendapat di dalamnya, sebagian setuju, banyak juga yang menolak. Kita mesti jeli dan hati-hati dalam mengambil keputusan apapun, termasuk dalam hal ini.

Bukti Empiris

Kita menjaga, barang kali dalam kebersamaan tinggal bersama orang tua berpotensi memunculkan sekian persoalan. Demi menjaga hubungan baik, kiranya jalan mandiri dan berpisah tempat tinggal adalah pilihan yang tak terlalu buruk.

Kita bisa menyimak bukti empiris itu dalam sebuah film berjudul Home Sweat Loan (2024) garapan sutradara Sabrina Rochelle Kalangie. Apa yang terjadi pada Kaluna setidaknya jangan sampai terjadi dalam kehidupan nyata kita, saya, dan Anda.

Bagaimana Kaluna berjibaku, sebagai anak bungsu, ingin segera keluar dari rumah orang tuanya yang selalu ramai dan kerap membuatnya terganggu dan tak nyaman. Dua kakaknya, Kamala dan Kanendra sudah menikah, dan tetap tinggal bersama pasangan dan buah hati mereka dalam satu atap bersama orang tua mereka, orang tua Kaluna juga.

Di rumah itu, bagi Kaluna, pernikahan sekaligus kehadiran keluarga Kamala dan Kanendra adalah biang masalah. Kebebasan, kemerdekaan, dan kuasanya sebagai anggota rumah seakan menguap begitu saja. Kaluna sudah beribu kali mengalah menyoal fasilitas, waktu, kerja, dsb yang berhubungan dengan rumah orang tuanya itu. Ibunya cenderung berpihak kepada kedua kakaknya. Di rumah, harapan satu-satunya yang tersisa bagi Kaluna ialah bapaknya.

Pemisalan inilah yang terkhawatirkan dari bagaimana akibat anak yang telah menikah tetapi masih tinggal bersama satu atap dengan orang tuanya. Soal siapa setuju, siapa tidak itu kembali lagi adalah hal relatif. Utamanya, pesan yang KDM ucapkan dalam tayangan di atas sudah sepantasnya mendapat perhatian dan terpertimbangkan.

Khususnya bagi sesiapun yang hendak atau baru saja melangsungkan pernikahan tetapi masih bernaung di atas yang sama dengan orang tua. Maka, satu dari sekian banyak jalan mandiri pernikahan ialah dengan hidup terpisah dengan orang tua. Tabik. []

Tags: Film Home Sweet LoanJalan Mandiri PernikahanKelurga BerdayaKesalinganPernikahan Mandiri
M. Baha Uddin

M. Baha Uddin

Bergiat di Komunitas Serambi Kata

Terkait Posts

Narasi Gender dalam Islam

Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

22 Mei 2025
Age Gap

Berhenti Meromantisasi “Age Gap” dalam Genre Bacaan di Kalangan Remaja

22 Mei 2025
Catcalling

Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

21 Mei 2025
Berpikir Positif

Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat

21 Mei 2025
Puser Bumi

Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

21 Mei 2025
Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jalan Mandiri Pernikahan

    Jalan Mandiri Pernikahan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berhenti Meromantisasi “Age Gap” dalam Genre Bacaan di Kalangan Remaja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bolehkah Dokter Laki-laki Memasangkan Alat Kontrasepsi (IUD) kepada Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah untuk Si Bungsu: Budaya Nusantara Peduli Kaum Rentan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Jenis KB Modern

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud
  • KB dan Politik Negara
  • “Normal” Itu Mitos: Refleksi atas Buku Disabilitas dan Narasi Ketidaksetaraan
  • 5 Jenis KB Modern
  • Jalan Mandiri Pernikahan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version