• Login
  • Register
Selasa, 8 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

Masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang memberi ruang setara bagi laki-laki dan perempuan untuk tumbuh, berkontribusi, dan memikul tanggung jawab bersama di segala lini kehidupan

Redaksi Redaksi
08/07/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
relasi laki-laki dan perempuan yang

relasi laki-laki dan perempuan yang

986
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Realitas sosial relasi antara laki-laki dan perempuan hari ini telah berubah drastis seiring dengan pergeseran bentuk dan fungsi keluarga dalam masyarakat.

Jika kita menengok ke belakang, masyarakat pra-modern cenderung membentuk keluarga besar. Di mana peran-peran sosial dan ekonomi ditopang bersama dalam satu ikatan luas. Namun pada era modern-industrialis sekarang, pola ini menyusut menjadi keluarga inti (nuclear family), yang membawa dampak signifikan pada relasi gender.

Dalam keluarga besar tradisional, perempuan kerap diposisikan semata di ranah domestik. Tugas mereka seolah terbatas pada urusan rumah tangga dan pengasuhan anak.

Namun realitas kontemporer memaksa paradigma itu bergeser. Karena tantangan sosial, ekonomi, bahkan politik yang perempuan hadapi masa kini tidak berbeda jauh dengan yang laki-laki hadapi.

Akibatnya, pemisahan antara wilayah domestik untuk perempuan dan wilayah publik untuk laki-laki menjadi usang. Bahkan memunculkan persoalan sosial yang kerap merugikan perempuan.

Pandangan yang menempatkan perempuan sebagai makhluk lemah, kurang cerdas, dan emosional pun perlahan kita patahkan dengan banyak fakta. Perbedaan biologis seperti hormon tidak serta-merta menjadi dasar bahwa satu jenis kelamin lebih unggul daripada yang lain.

Baca Juga:

Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dalam bukunya Pertautan Teks dan Konteks dalam Muamalah (2020) menegaskan bahwa perkembangan kesadaran dan kecerdasan manusia lebih banyak ditentukan oleh faktor lingkungan ketimbang semata genetika atau jenis kelamin.

Oleh karena itu, alasan biologis tak bisa lagi menjadi pembenaran untuk membatasi peran sosial perempuan.

Pada akhirnya, kita mesti mengakui bahwa relasi laki-laki dan perempuan tidak lagi dapat kita bentuk oleh pola lama yang kaku. Masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang memberi ruang setara bagi laki-laki dan perempuan untuk tumbuh, berkontribusi, dan memikul tanggung jawab bersama di segala lini kehidupan. []

Tags: batasEralaki-lakiMengugatModern-IndustrialisperempuanRelasi
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kemanusiaan sebagai

Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

8 Juli 2025
Kodrat Perempuan

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

8 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

8 Juli 2025
IBu

Kasih Sayang Seorang Ibu

7 Juli 2025
Kasih Sayang Orang Tua

Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

7 Juli 2025
Amalan Muharram

Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual

7 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nikah Massal

    Menimbang Kebijakan Nikah Massal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional
  • Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia
  • Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak
  • Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan
  • Menimbang Kebijakan Nikah Massal

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID