• Login
  • Register
Kamis, 2 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Adakah Perkosaan dalam Perkawinan?

Zahra Amin Zahra Amin
18/09/2020
in Keluarga, Kolom
0
perkosaan dalam perkawinan

perkosaan dalam perkawinan

165
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Anggapan bahwa perkosaan dalam perkawinan tidak ada dengan argumen tidak punya dasar empiris. Padahal sudah banyak kasus perkosaan dalam rumah tangga yang berujung pada cidera, bahkan kematian istri. Masih basah dalam ingatan kita, dalam sebuah tajuk berita disebutkan bahwa ketimpangan relasi yang terjadi antara suami istri, membuat banyak perempuan harus kembali ke ruang operasi untuk mengulang jahitan di liang vagina mereka yang masih belum kering, karena suaminya memaksa berhubungan seksual paska melahirkan.

Para perempuan itu juga terlihat memar di sejumlah bagian tubuh karena pasangannya terobsesi menyakiti mereka. Tak sedikit yang pasrah menerima ajakan seks suami meski sedang menstruasi. Karena urusan norma, mereka menuruti permintaan suami yang menuntut seks oral, meski enggan dan terlarang oleh agama.

Dampak negatif dari pemaksaan hubungan seksual, selain sakit dan nyeri di organ reproduksi, perkosaan dalam rumah tangga bisa memicu atau menularkan infeksi atau penyakit seksual, pusing, gangguan kejiwaan pada pasangan, dan tentu juga merusak relasi pernikahan yang sudah susah payah dibangun bersama. Sementara itu dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw pernah menganalogikan aktivitas seks sebagai “sedekah yang berpahala.”

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

“Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bershodaqoh dengan kelebihan harta mereka”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bershodaqaoh? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah shodaqoh, tiap-tiap tahmid adalah shodaqoh, tiap-tiap tahlil adalah shodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah shodaqoh, mencegah kemungkaran adalah shodaqoh dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah shodaqoh “. Mereka bertanya, “ Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala”. (HR. Muslim no. 2376)

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA
  • Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih
  • 7 Prinsip Dalam Berkeluarga Ala Islam
  • Relasi Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

Baca Juga:

Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA

Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

7 Prinsip Dalam Berkeluarga Ala Islam

Relasi Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

Sementara adab dalam sedekah, seperti digariskan Al-Qur’an, tidak boleh dilakukan dengan cara menyakitkan. Sebab perkataan yang baik, lembut dan menyenangkan, menurut Al-Qur’an, justru jauh lebih baik daripada sedekah yang menyakitkan. Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam AlQur’an ;

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. AlBaqarah 2 : 262-263).

Dengan demikian, aktivitas seks antara suami dan istri sama sekali tidak boleh dilakukan dengan cara kekerasan atau menimbulkan kesakitan, cedera, dan bahaya. Segala kesakitan dan bahaya (dharar), dalam Islam, sebagaimana ditegaskan oleh Nabi Muhammad Saw adalah haram dan harus dijauhkan.

“Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Zakariya dari Asy Sya’bi dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Punggung kendaraan boleh dinaiki jika tergadai, susu boleh diminum jika tergadai, dan bagi orang yang menaiki dan meminum wajib memberikan nafkahnya (biaya perawatan).” (Sunan Ibnu Majah, No. 2431).

Sehingga nilai kebaikan penting dilakukan dalam setiap aktivitas apapun yang dilakukan, termasuk dalam relasi suami-istri yang pondasinya adalah saling berbuat baik. Karena dalam perspektif mubadalah, jika istri dituntut untuk memperhatikan dan melayani kebutuhan seks suami yang didorong oleh hormon testosteronnya, suami juga dituntut untuk empati terhadap istri yang bisa jadi lelah dan tidak mood, sedang emosional, menjelang menstruasi, atau sakit akibat hamil dan melahirkan, atau terbebani dengan dampak aktivitas seks terhadap organ reproduksinya.

Maka penting digarisbawahi jika hubungan seks hanyalah salah satu ekspresi dari kesalingan ini. Hubungan seks suami istri tentu saja tidak melulu berupa intercourse (jima’), karena banyak aktivitas seks lain yang variatif yang bisa menyenangkan, selama dilakukan tanpa paksaan dan untuk kebahagiaan bersama pasangan suami istri. Justru ketika terjadi paksaan bahkan hingga menyakiti, disitulah perkosaaan dalam perkawinan nyata terjadi. []

Tags: Hubungan Seksualislamistrikeluargaperkawinansuami
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Nikah di KUA

Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA

2 Februari 2023
Wasiat Buya Husein

Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad

1 Februari 2023
Patah Hati

Perempuan, Patah Hati, dan Krisis Percaya Diri

31 Januari 2023
Kesehatan Calon Pasangan

Pentingnya Mengetahui Kesehatan Calon Pasangan Sebelum Menikah

31 Januari 2023
Pengelolaan Sampah

Bagaimana Cara Melakukan Pengelolaan Sampah di Pengungsian?

31 Januari 2023
Aborsi Korban Perkosaan

Ulama Bolehkan Aborsi Korban Perkosaan

31 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nyadran Perdamaian

    Melihat Keterlibatan Perempuan dalam Tradisi Nyadran Perdamaian di Temanggung Jawa Tengah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Saw Tertawa Karena Mendengar Cerita Kentut dari Salma

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pandangan Abu Syuqqah Tentang Isu Kesetaraan Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA
  • Pandangan Abu Syuqqah Tentang Isu Kesetaraan Gender
  • Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad
  • Kisah Saat Nabi Saw Apresiasi Kepada Para Perempuan Pekerja
  • Pertemuan Mitologi, Ekologi, dan Phallotechnology dalam Film Troll

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist