• Login
  • Register
Minggu, 5 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Agensi Perempuan sebagai Pionir Zero Waste Lifestyle

Kesadaran memulai Zero Waste Lifestyle adalah suatu bentuk upaya mengubah kebiasaan hidup yang terlalu konsumtif beralih dengan memulai berinvestasi terhadap lingkungan yang lebih sehat

Yuyun Khairun Nisa Yuyun Khairun Nisa
22/03/2022
in Personal, Rekomendasi
0
Sosok Khilma Anis; Ibu Nyai yang Mencintai Wayang dan Keris

Sosok Khilma Anis; Ibu Nyai yang Mencintai Wayang dan Keris

71
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Akhir-akhir ini aku mengalami kecemasan yang mungkin dianggap sebagian orang sepele. Namun, aku justru memikirkan hal tersebut sampai terkadang kepala terasa berat. Adalah sampah, yang setiap hari jumlahnya selalu bertambah. Dan bagaimana agensi perempuan agar mampu mengatasi problem sampah tersebut.

Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada tahun 2020 jumlah timbulan sampah hampir mencapai 34 juta ton/tahun dengan pengurangan sampah sebesar 13.19% atau 4,4 juta ton/tahun.

Di samping itu, upaya penanganan sampah sebesar 45.81% atau 15 juta ton/tahun dan sampah yang terkelola sebanyak 59% atau 19,5 juta ton/tahun. Namun, sampah yang tidak terkelola jumlahnya masih cukup tinggi, yakni 41% atau 13,6 juta ton/tahun.

Berdasarkan jenis sampah, komposisi sampah terbanyak berasal dari sisa makanan sebesar 40,4%, sampah plastik sebesar 17%, kayu/ranting/daun sebesar 14%, dan kertas /karton sebesar 12,1%. Sementara itu, berdasarkan sumber sampah, komposisi sampah terbanyak bersumber dari rumah tangga sebesar 38,3% dan pasar tradisional sebesar 17,2%.

Dari data tersebut, kecemasan terhadap jumlah sampah yang terus meningkat harus mulai dianggap serius. Ada banyak hal yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh agensi perempuan, misalnya: membawa tas keranjang atau tote bag saat berbelanja di pasar atau swalayan, menggunakan sedotan stainless yang bisa dicuci dan dipakai ulang, daripada sedotan berbahan plastik yang hanya bisa digunakan satu kali.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik
  • Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

Baca Juga:

Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

Selain itu, membawa botol minum dan tempat makan sendiri ketika membeli minuman dan makanan atau saat bepergian. Tak hanya itu, kita juga harus berani menolak menggunakan plastik saat berbelanja agar mengurangi penggunaan plastik.

Terlebih bagi perempuan, mengurangi penggunaan sampah juga bisa dengan beralih menggunakan pembalut kain daripada pembalut berbahan dasar kapas. Meskipun pembalut kain harganya lumayan mahal, tetapi frekuensi penggunaannya bisa berulang kali yang artinya lebih ramah lingkungan.

Pembalut sekali pakai yang kemudian berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) akan mengeluarkan Gas Metana yang bisa mencemari lingkungan. Dilansir dari National Geographic Indonesia, Gas Metana memiliki kekuatan 25 kali lebih besar dalam menyebabkan pemanasan global daripada karbondioksida.

Jika umumnya perempuan menggunakan pembalut sekali pakai 3-4 kali dalam sehari, kemudian masa menstruarsi sekitar 7-8 hari, maka jumlah sampah pembalut yang dihasilkan satu orang perempuan selama setahun bisa mencapai 300, bahkan lebih.

Oleh karena itu, agensi perempuan sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan sehat. Perempuan rumah tangga yang memasak di dapur untuk kemudian menyajikan makanan dengan porsi yang cukup bagi seluruh anggota keluarga, sehingga tidak meninggalkan sisa makanan yang berujung ke TPA.

Perempuan mandiri yang sering berbelanja di pasar atau swalayan bisa menggunakan tas belanja atau tote bag, sehingga bisa meminimalisir penggunaan sampah plastik yang proses penguraiannya memakan waktu yang sangat lama, bahkan sampai ratusan tahun.

Perempuan aktivis yang sering berdiskusi atau mengerjakan tugas di kafe, untuk tidak menggunakan sedotan plastik dan mulai beralih ke sedotan stainless dan mengajak teman-temannya untuk bersama memulai gaya hidup baru.

Zero Waste Lifestyle adalah sebuah gaya hidup yang tujuannya mencegah penggunaan produk yang berujung pada TPA. Dalam penerapannya, tidak hanya bagaimana mengurangi produk sekali pakai atau berbahan plastik, tetapi ada 3 prinsip dasar, yakni Refuse (Menolak), Reduce (Mengurangi) dan Reuse (Menggunakan Kembali).

Dalam praktik di lapangan, ada beberapa kendala bagi agensi perempuan, seperti: produk kebutuhan sehari-hari yang dijual di toko masih menggunakan plastik sebagai pembungkusnya, dan tanggapan orang-orang di sekitar yang menilai gaya hidup seperti itu rempong karena meribetkan diri sendiri untuk membawa berbagai barang tambahan (tas belanja, sedotan stainless, botol minum dan tempat makan).

Memang, nyatanya tidaklah mudah menerapkan Zero Waste Lifestyle karena belum menjadi kebiasaan banyak orang. Namun, dampak baiknya akan dirasakan anak cucu di masa depan. Jika kelupaan membawa tote bag di swalayan, kita bisa membawa barang belanjaan dengan kedua tangan. Jika barangnya lumayan banyak, kita bisa menaruhnya di dashboard, jok motor atau bagasi mobil.

Ketika sedang makan di luar dan lupa membawa sedotan stainless, kita masih bisa minum langsung dari gelasnya. Dengan tidak menggunakan sedotan plastik, berarti kita tidak turut menyumbang sampah plastik yang kian hari kian menyesakkan bumi. Menurut salah satu artikel di website Zero Waste Indonesia, tidak ada kata sempurna dari Zero Waste Lifestyle, tetapi ketidaksempurnaan tersebut jangan dijadikan alasan untuk tidak memulainya.

Kemudian, jangan mudah mencibir antar satu agensi perempuan, dengan yang lain saat mereka mengklaim sedang menerapkan Zero Waste Lifestyle tapi masih menggunakan barang berbahan plastik. Mereka sedang dalam tahap belajar, karena Zero Waste merupakan proses yang membutuhkan waktu.

Kesadaran memulai Zero Waste Lifestyle adalah suatu bentuk upaya mengubah kebiasaan hidup yang terlalu konsumtif beralih dengan memulai berinvestasi terhadap lingkungan yang lebih sehat, dan masyarakat yang semakin sadar akan kelestarian alam. []

 

Tags: Keadilan EkologisLingkunganLingkungan BerkelanjutanperempuanZero Waste Life Style
Yuyun Khairun Nisa

Yuyun Khairun Nisa

Penulis adalah alumni Bapenpori Al-Istiqomah tahun 2017 asal Karangampel-Indramayu. Ia merupakan mahasiswi program studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember. Saat ini ia tergabung dalam komunitas Puan Menulis dan Peace Leader Indonesia

Terkait Posts

Nizar Qabbani

Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi

5 Februari 2023
Mitos Sisyphus

Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

4 Februari 2023
Hari Kanker Sedunia

Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

4 Februari 2023
Gaya Hidup Minimalis

Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

3 Februari 2023
Satu Abad NU

Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

3 Februari 2023
Nikah di KUA

Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA

2 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Industri Halal

    Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad
  • Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

Komentar Terbaru

  • Indonesia Meloloskan Resolusi PBB tentang Perlindungan Pekerja Migran Perempuan - Mubadalah pada Dinamika RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, yang Tak Kunjung Disahkan
  • Lemahnya Gender Mainstreaming dalam Ekstremisme Kekerasan - Mubadalah pada Lebih Dekat Mengenal Ruby Kholifah
  • Jihad Santri di Era Revolusi Industri 4.0 - Mubadalah pada Kepedulian KH. Hasyim Asy’ari terhadap Pendidikan Perempuan
  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist