• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Air Sumber Kehidupan dan Ancaman Mikroplastik

Fenomena saat ini ditemukan bahwa air sumber kehidupan malah memberikan ancaman kesehatan bagi makhluk hidup, hal tersebut karena pencemaran lingkungan yang terjadi

Hermia Santika Hermia Santika
02/06/2022
in Publik
0
Air Sumber Kehidupan

Air Sumber Kehidupan

182
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kehidupan yang terus berjalan setiap hari, generasi baru akan selalu lahir dan bertumbuh, dalam prosesnya dibutuhkan berbagai faktor pendukung seperti sandang pangan dan papan. Seperti air sumber kehidupan yang resisten terpapar ancaman mikroplastik. Sementara hal itu tidak bisa terpisahkan dari kebutuhan hidup manusia di muka bumi.

Bumi sebagai tempat yang berharga, oleh karena itu harus tetap dijaga kelestarian serta potensi sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. Ekosistem merupakan suatu tatanan hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungan yang terbentuk dari hubungan timbal balik antar keduanya. Jelas sekali dalam kehidupan ini, manusia bisa hidup melalui sumber pangan di bumi entah dari hewan atau tumbuhan. Termasuk air sumber kehidupan

Tidak hanya makan, manusia membutuhkan air sumber kehidupan. Air sebagai sumber keberkahan,  air dapat dikonsumsi bahkan digunakan untuk membantu kebutuhan rumah tangga seperti mencuci, mamasak, dan aktivitas lainnya. Air dijelaskan dalam Alquran Surat Al-Furqon ayat 49:

لِنُحْيِيَ بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا وَنُسْقِيَهُ مِمَّا خَلَقْنَا أَنْعَامًا وَأَنَاسِيَّ كَثِيرا

Artinya: agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.

Baca Juga:

Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

Ketika Disiplin Menyelamatkan Impian

Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

Ruang Baru Perempuan dalam Kehidupan Masa Kini

Air sumber kehidupan ini yang mampu dimanfaatkan oleh manusia serta makhluk hidup lainnya, jika tidak ada air maka kemungkinan besar makhluk hidup di dunia ini akan musnah, akan tetapi hal tersebut tidak mungkin karena kekuasaan-Nya sampai saat ini air masih ada. Tapi apakah dengan keberadaannya air masih bisa dikatakan aman bagi kehidupan manusia?

Mungkin jelas sekali dapat terlihat oleh semuanya, jarang rasanya melihat air mengalir jernih di bantaran sungai-sungai atau kali – kali apalagi selokan semuanya hampir berwarna mungkin berbau, iya… karena air salah satunya sebagai media untuk pembuangan hajat atau kotoran.

Heem… apakah selalu air yang menjadi korban? padahal air sumber kehidupan yang harus menyejahterakan manusia dari hulu ke hilir, maka dengan fungsi tersebut manusia sebagai khilafah harus merawatnya.

Air sumber kehidupan yang terancam membahayakan kesehatan

Fenomena saat ini ditemukan bahwa air sumber kehidupan malah memberikan ancaman kesehatan bagi makhluk hidup, hal tersebut karena pencemaran lingkungan yang terjadi. Data penelitian menemukan polutan mikroplastik di dalam air bahkan di makhluh hidup seperti ikan, seafood serta makhluk lainnya yang hidup didalamnya.

Setelah membaca beberapa laporan hasil penelitian dari Greenpeace Indonesia, dan hasil penelitian dari Universitas Katolik Soegijapranata terkait ancaman pencemaran air sumber kehidupan, dan dampak dari mikroplastik dapat diketahui bahwa mikroplastik merupakan partikel yang berasal dari limbah plastik yang dibuang ke aliran sungai, ukurannya tidak lebih dari 5 mm atau berukuran 1/70 dari sehelai rambut manusia dan partikel tersebut berasal dari penguraian plastik, mikroplastik ini ditemukan di berbagai sumber air seperti laut, sungai, danau dan air tanah .

Menurut Wright and Kelly dalam jurnal penelitiannya Plastic and Human Health: A Micro Issue? Environmental Science and Technology bahwa Dampak dari  partikel mikroplastik tersebut dapat terakumulasi ke dalam tubuh melalui sirkulasi darah dan apabila jumlah paparan di atas batas aman.

Maka kemungkinan akan menimbulkan inflamasi, oxidative stress, hingga dapat bersifat karsiogenik atau beracun bagi tubuh. konsumsi plastik yang berlebihan dan tidak adanya proses daur ulang dan pengelolaan sampah yang kurang baik, serta perilaku membuang sampah sembarangan ke aliran air sumber kehidupan menjadi pemicu, dan memperparah kontaminasi mikroplastik.

Dilansir dalam voi.id tahun 2021 Indonesia diklaim sebagai negara penyumbang sampah terbesar ke dua setelah China dengan jumlah sampah plastik sekitar 64 juta ton pertiap harinya. Miris sekali, masihkah kita sebagai manusia sebagai khilafah yang sudah Allah perintahkan jelas dalam Alquran untuk menjaga kelestarian bumi harus terus-terusan membiarkan bencana ini terjadi.

Walaupun dari uraian dan data yang telah dipaparkan bahwa air sumber kehidupan, dan makhluk hidup seperti ikan, seafood, bahkan jenis makanan lain terkontaminasi oleh mikroplastik, semua itu tidak bisa kita hindari karena merupakan sumber makanan yang sangat dibutuhkan. Jadi poin utama nya adalah hindari dan kurangi penggunaan plastik yang berlebih, walaupun sudah terbiasa tapi setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti misalnya :

Pertama,  jika berbelanja gunakan kantong belanja ramah lingkungan yang berasal dari bahan kain atau bahan lain yang dapat digunakan berkali-kali.

Kedua, jika ingin membeli makanan atau minuman biasakan membawa wadah atau tempat yang sesuai seperti kotak makan atau gelas yang berpenutup sebagai pengganti kemasan plastik sekali pakai.

Ketiga, jangan membuang sampah plastik sembarangan apalagi ke aliran air sumber kehidupan, entah selokan atau sungai karena dari perilaku itu bisa menimbulkan penumpukan sampah di aliran sungai bahkan sampai kelaut dan bisa termakan oleh makhluk hidup didalamnya yang mungkin nantinya akan ditangkap dan dikonsumsi manusia seperti halnya ikan, seafood, kerang dll.

Keempat, jika hendak mengonsumsi makanan yang berasal dari perairan seperti ikan, maka bersihkan isi perut atau bagain kotorannya supaya meminimalisir mikroplastik untuk tidak termakan. []

Tags: AirIsu LingkungankehidupanKerusakan AlamkesehatanmanusiaMikroplastik
Hermia Santika

Hermia Santika

Mahasiswa/KOPRI PMII Rayon Psikologi Cabang Kabupaten Bandung

Terkait Posts

COC

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

18 Juli 2025
Sirkus

Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

17 Juli 2025
Disabilitas dan Kemiskinan

Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 

17 Juli 2025
Wonosantri Abadi

Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

17 Juli 2025
Zakat Profesi

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

16 Juli 2025
Representasi Difabel

Dari Layar Kaca ke Layar Sentuh: Representasi Difabel dalam Pergeseran Teknologi Media

16 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID