• Login
  • Register
Rabu, 29 November 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Al-Mubadalah dan Lima Bahasa Cinta dalam Rumahtangga

Rumah tangga bukan permainan ular tangga yang kompetitif, melainkan kolaboratif. Saling mendukung, melengkapi dan memahami. Dari situ akan lahir kebahagiaan

Rijal Mumazziq Z. Rijal Mumazziq Z.
10/03/2022
in Keluarga
0
Mubadalah

Mubadalah

166
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kalau kita beranggapan bahwa setelah menikah tidak ada pertengkaran, itu salah. Jika ada anggapan pernikahan selalu harmonis seperti lagu romantis, itu juga kurang tepat. Ada banyak perbedaan pendapat, juga sedikit pertengkaran yang membuat pasangan bisa lebih dewasa, saling memperbaiki diri, dan berubah lebih baik. Asal mampu menyikapinya dengan baik, niscaya pernikahan bisa menjadi mashlahat.

Dalam hal ini, salah satu konsep berumahtangga yang asik, menurut saya, adalah konsep al-mubadalah alias ketersalingan. Istilah ini bisa kita telaah dari pemikiran KH. Faqihuddin Faqih Abdul Kodir. Asik banget. Dalam al-mubadalah, ada upaya untuk, bukan saja saling mencintai, melainkan juga saling melengkapi, mengisi, dan memahami karakter pasangannya.

Dalam konteks al-Mubadalah, serta untuk meningkatan rasa saling memahami antar karakter pasangan, maka Lima Bahasa Cinta yang dimunculkan Gary Chapman dalam bukunya, The Five Love Languages, sangat tepat dijadikan unsur penunjang.

Banyak pasangan bertengkar karena selain watak yang berbeda, juga cara pandang yang tidak sama, dan tidak bisa memahami pasangannya. Setidaknya, Lima Bahasa Cinta ini bisa mengharmoniskan kehidupan rumahtangga maupun me-refresh kehidupan suami istri yang mulai kaku, pasif, dan kehilangan sentuhan cintanya.

Pertama. Words of Affirmation (Kata-Kata dan Pujian). Jika pasangan kita masuk kategori ini, suka diberi pujian dan kalimat cinta serta taburan motivasi, maka tidak ada salahnya kita memulainya. Walaupun mungkin belum terbiasa dan kaku pada awalnya, namun percayalah, jika terus terusan digerojok dengan kalimat cinta, dia membalas hal yang sama. Kalimat positif akan membuatnya merasa ada, dihargai sebagai pasangan, dan merasa dicintai.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Orang Tua Memiliki Peran Penting dalam Memutus Kekerasan Seksual di Keluarga
  • Dongeng tentang Bojo Jangkrik
  • Korban KDRT Enggan Berpisah Dengan Pelaku? Mungkin Ini yang Mereka Pertimbangkan
  • Dokter Qory dan Suami Abusive

Baca Juga:

Orang Tua Memiliki Peran Penting dalam Memutus Kekerasan Seksual di Keluarga

Dongeng tentang Bojo Jangkrik

Korban KDRT Enggan Berpisah Dengan Pelaku? Mungkin Ini yang Mereka Pertimbangkan

Dokter Qory dan Suami Abusive

Faktor terakhir ini penting. Pada saat seseorang merasa dicintai, dia merasa nyaman. Kalimat “I love You”, “Kamu cantik sekali hari ini”, “Kamu tampak lebih tampan jika pakai baju ini”, atau “Enak sekali masakanmu!”, “Semoga pekerjaanmu hari ini lancar”, bagi sebagian orang tampak basa-basi, formal, dan biasa. Tapi bagi mereka yang memiliki kecenderungan pertama ini, niscaya bisa membuat saldo cinta terus bertambah.

Kedua, Physical Touch (Sentuhan Fisik). Jika kita sedang belanja di mal lantas pasangan merajuk minta digandeng tangannya, atau sedang duduk sendiri tiba-tiba pasangan memeluk dari belakang, atau dia minta dipijit, maka ini indikasi dia punya kesukaan sentuhan fisik. Jangan malu memperlakukan pasangan dengan cara ini.

Survei membuktikan, anak yang jarang dipeluk atau dielus, memiliki emosi, perilaku dan sikap sosial yang berbeda dari mereka yang sejak kecil mendapatkan kasih sayang melalui sentuhan fisik. Jika kita suka sentuhan fisik, tak ada salahnya meminta pasangan melakukannya. Demikian pula sebaliknya.

Ketiga, Quality Time (Menghabiskan Waktu Bersama). Jika anda tipikal ini, kebersamaan yang berkualitas menjadi prioritas. Ada banyak suami istri yang bertahun-tahun tinggal serumah, namun merasa tidak ada kecocokan lantaran tidak adanya waktu berkualitas untuk bercengkerama berdua, menghabiskan waktu bersama, atau rekreasi sekeluarga.

Tak perlu mengkhususkan waktu, cukup ngobrol berdua dengan tema ngalor ngidul, atau bersepeda bersama, atau nonton film bareng, sudah cukup bagi pasangan tipe ini merasa dicintai. Mereka tidak berharap waktu khusus dengan kesan romantis, didampingi pasangan dalam aktivitas sederhana sudah cukup baginya. Jika pasangan anda bertipe seperti ini, luangkan waktu untuk menikmati Me Time, jangan mencari waktu luang. Sekali lagi luangkan waktu!

Keempat. Acts of Service (Tindakan/Pelayanan). Pernahkah suatu ketika, setelah membantu pasangan dalam meringankan beban kesehariannya tatapannya berbinar-binar dan senyumnya merekah? Jika iya, berarti pasangan kita masuk kategori ini. Dia merasa dicintai apabila pasangannya mau menservis dalam urusannya.

Dalam kenyataan, suami yang membantu istri dalam urusan domestik: membersihkan kamar mandi, mencuci/menyetrika baju, menyapu halaman dan lain sebagainya, atau urusan kesehariannya, istri merasa terbantu dan nyaman atas kepeduliannya.

Sebaliknya, jika suami bertipe seperti ini, jiwa gentleman-nya merasa dihormati saat istri melakukan sesuatu yang tampak remeh: membuatkan teh, memasakkan makanan spesial kesukaannya, menyiapkan sarung dan baju terbaik sebelum dia shalat Jumat dll.

Kelima. Gifts Giving (Memberi Hadiah). Hadiah tidak berartti harus mahal, sederhana dan murah pun bisa asal dikemas dengan baik. Atau bisa juga menghadiahkan kejutan spesial dalam momentum spesial kepada pasangan. Istri dengan tipe seperti ini suka jika suami dengan sengaja meninggalkan uang Rp 50.000 di saku celana yang seolah dia temukan saat mencuci/menjemur celana tersebut, atau membelikan baju/makanan kesukaannya.

Sebaliknya, suami juga suka jika istri memberikan hadiah yang menunjang aktivitas kesehariannya. Jadi, rumah tangga bukan permainan ular tangga yang kompetitif, melainkan kolaboratif. Saling mendukung, melengkapi dan memahami. Dari situ akan lahir kebahagiaan. Wallahu A’lam Bishshawab. []

Tags: istrikeluargaKesalinganLima Bahasa CintaMubadalahsuami
Rijal Mumazziq Z.

Rijal Mumazziq Z.

Rektor Institut Agama Islam Al Falah Assuniyyah Kencong Jember Jawa Timur

Terkait Posts

Bojo Jangkrik

Dongeng tentang Bojo Jangkrik

28 November 2023
Korban KDRT

Korban KDRT Enggan Berpisah Dengan Pelaku? Mungkin Ini yang Mereka Pertimbangkan

25 November 2023
kesehatan dan gizi anak

Pentingnya Memberikan Kesehatan dan Gizi Berkulitas Bagi Masa Depan Anak

23 November 2023
Dokter Qory

Dokter Qory dan Suami Abusive

22 November 2023
Keluarga Berencana

Apakah Islam Membolehkan Keluarga Berencana?

20 November 2023
Pahlawan Bernama Ibu

Pahlawan Itu Bernama Ibu

17 November 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rahmah

    Tadarus Subuh: Rasulullah SAW sebagai al Rahmah al Muhdah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan, Apa yang Harus Kita Lakukan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dongeng tentang Bojo Jangkrik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kiprah Komnas Perempuan Selama 25 Tahun Didirikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Muhammad Saw Pun Menghormati Orang yang Beda Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Orang Tua Memiliki Peran Penting dalam Memutus Kekerasan Seksual di Keluarga
  • Buku Memori Tubuh Kami: Buramnya Liputan Kekerasan dan Diskriminasi
  • Bagi Para Korban Kekerasan Seksual, Mari Speak Up dan Jangan Takut untuk Melapor
  • Kiprah Komnas Perempuan Selama 25 Tahun Didirikan
  • Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist