• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Al-Qur’an Menjadi Petunjuk Bagi Manusia Untuk Menebarkan Kasih Sayang

Terma kerahmatan mengandung makna kebaikan, kasih sayang, cinta, kebebasan, kesetaraan, keadilan, dan norma-norma kemanusiaan lannya. Semua ini merupakan tujuan-tujuan moral yang ingin diwujudkan dalam tata kehidupan umat manusia

Redaksi Redaksi
06/03/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Al-Qur'an

Al-Qur'an

463
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Al-Qur’an telah memberikan pernyataan yang sangat eksplisit bahwa ia adalah buku petunjuk bagi manusia (hudan li al-nas) dan untuk menebarkan kerahmatan semesta (rahmatan Ii al-‘alamin).

Dua pernyatan ini menjelaskan kepada kita bahwa al-Qur’an adalah kitab (bacaan) yang terbuka (inklusif) bagi setiap akses manusia di manapun yang menginginkan terwujudnya sistem kehidupan yang berkeadilan, merahmati dan yang menyejahterakan seluruh umat manusia.

Terma kerahmatan mengandung makna kebaikan, kasih sayang, cinta, kebebasan, kesetaraan, keadilan, dan norma-norma kemanusiaan lannya. Semua ini merupakan tujuan-tujuan moral yang ingin diwujudkan dalam tata kehidupan umat manusia.

Norma-norma ini pada hakikatnya merupakan nilai-nilai moral yang turun dan berkembang dari prinsip utama Islam tauhid (Ke Maha Esaan Tuhan).

Petunjuk-petunjuk al-Qur’an secara sederhana tercatat dalam dua bentuk narasi (khitab) yaitu, narasi berita (khabari, deskriptif) dan narasi perintah atau larangan (thalabi, preskriptif).

Baca Juga:

Tahun Baru Islam, Saatnya Hijrah dari Kekerasan Menuju Kasih Sayang

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme

Bagaimana Mewujudkan Perkawinan yang Kokoh dan Penuh Kasih Sayang?

Narasi deskriptif adalah uraian informasi tentang fakta-fakta atau realitas. Sementara narasi preskriptif pada dasarnya adalah perintah atau larangan Tuhan kepada manusia untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Akan tetapi segera Tuhan kemukakan bahwa pemahaman dan pelaksanaan narasi perintah atau larangan tidaklah mudah. Preskriptif tidak selalu berarti kewajiban (li al-wujub) atau keharaman (li al-tahrim).

Perintah bisa berarti anjuran, saran atau himbauan, bahkan ancaman. Larangan juga bisa berarti peringatan (warning), tidak al-Qur’an anjurkan dan sebagainya.

Pemahaman atas hal-hal ini memerlukan referensi-referensi lain yang mendukungnya. Narasi preskriptif inilah yang pada gilirannya menjadi pusat perhatian para ahli hukum.

Teks-teks al-Qur’an yang menarasikan dalam gaya bahasa deskriptif merupakan basis yang mendasari narasi preskriptif.*

*Sumber: tulisan KH. Husein Muhammad dalam buku Ijtihad Kyai Husein, Upaya Membangun Keadilan Gender.

Tags: al-quranbagikasih sayangmanusiaMenebarkanmenjadiPetunjuk
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID