Banyak sekali yang inbox, “Mbak Ci, kok ijazah doa ini dibaca segini beda ya tujuannya dengan jika dibaca sekian ratus.”
Atau ….
“Jeng Ciul, kok ijazah ini harus dibaca khusyuk kok yang ini boleh disambi sambil duduk santai atau sedang berkumpul dengan banyak orang.”
Men, tak ceritain ya, saya pernah duduk dengan guru yang sama, diberikan ijazah bacaan yang sama tapi sama aku disuruh seratus kali sementara sama temanku disuruh cuma tujuh kali saja sama Kyai. Mungkin saya saking banyak ndableknya jadi disuruh duduk diam yang banyak wkwk (wallahu a’lam) masing-masing soul kita jelas terbaca sama murobbi ruhi kita, ye kan.
Baru dikemudian hari ternyata khasiat dan manfaat kepada kami berdua itu berbeda. Baru terjawab lama setelah murobbi ruhi kami wafat.
Apa yang kemudian kami pikirkan setelahnya?
Oh, ternyata, beda orang beda kapasitas, beda orang beda ijazahnya, beda orang berbeda hajat dan kebutuhannya. Percayalah, Allah paling tahu kapan hajat kita layak dikabulkan, bukan layak disegerakan. Sementara keinginan kita semua itu serba segera. Betul?
Contohnya, wirid shalawat Nabi Khidr berikut ini. Kita sudah sangat sering membacanya sebagai shalawat harian tetapi manakala dibaca dengan banyak dan dengan cara tertentu ternyata bisa membawa kemanfaatan yang dahsyat.
Amalan ini diijazahkan oleh Kyai kita sekaligus pahlawan nasional kita yaitu KH.R. As’ad Syamsul Arifin langsung dari Sunan Ampel.
Bacalah : Shallahhu ‘alaa Muhammad 100 kali setiap setelah salam shalat lima waktu tanpa pindah posisi duduk.
Bagi yang sukanya shalat lam-cing bar salam langsung pluncing pastilah susah, tapi yuk yuk dicoba.
Jangan lupa tawassul kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW, lanjut Nabi Khidr, lanjut Kanjeng Sunan Ampel dulu, serta Kyai As’ad Syamsul Arifin, bacakan fatihah kepada beliau-beliau baru baca shalawat.
Yah, Mbak Ci. Kalau shalawat ini sering dibaca. Jadi, ini namanya shalawat Nabi Khidr?
Yup, Men. Soalnya Nabi Khidr sering membaca shalawat ini. Subhanallah. Baru tahu, kan?
Terus ….
Manfaatnya apa?
Masih sesuai ngendikan Kyai As’ad, mereka yang mengamalkan shalawat Nabi Khidr dengan cara demikian bakal ….
Mudah sampai Makkah dan Madinah (amin ya Allah)
Duereeess rezekinya (amin ya Allah)
Serta akan didatangi Rasulullah saat kita sakaratul maut kelak (ya Allah biha ya Allah biha ya Allah bihusnilkhotimah). Amin amin ya rabbal’alamin.
Ya Allah kulo ndredek nulis manfaat amalan ini saking dahsyatnya ya Allah. Semoga Jenengan mengabulkan semua hajat kami semua.
Amin amin ya rabbal’alamin.
Ingat ya, begitu selesai membacanya langsung minta kepada Allah apa yang diniatkan. Madep mantep nyuwun kepada Allah dengan tawassul kepada Kanjeng Nabi dan para wali.
Wallahu a’lam
Semoga kita semua dijauhkan dari kesesatan.
Allahumma Sallimna ya Allah
Sallimna ya Allah
Sallimna ya Rabbal’Alamin. []
Banyak sekali yang inbox, “Mbak Ci, kok ijazah doa ini dibaca segini beda ya tujuannya dengan jika dibaca sekian ratus.”
Atau ….
“Jeng Ciul, kok ijazah ini harus dibaca khusyuk kok yang ini boleh disambi sambil duduk santai atau sedang berkumpul dengan banyak orang.”
Men, tak ceritain ya, saya pernah duduk dengan guru yang sama, diberikan ijazah bacaan yang sama tapi sama aku disuruh seratus kali sementara sama temanku disuruh cuma tujuh kali saja sama Kyai. Mungkin saya saking banyak ndableknya jadi disuruh duduk diam yang banyak wkwk (wallahu a’lam) masing-masing soul kita jelas terbaca sama murobbi ruhi kita, ye kan.
Baru dikemudian hari ternyata khasiat dan manfaat kepada kami berdua itu berbeda. Baru terjawab lama setelah murobbi ruhi kami wafat.
Apa yang kemudian kami pikirkan setelahnya?
Oh, ternyata, beda orang beda kapasitas, beda orang beda ijazahnya, beda orang berbeda hajat dan kebutuhannya. Percayalah, Allah paling tahu kapan hajat kita layak dikabulkan, bukan layak disegerakan. Sementara keinginan kita semua itu serba segera. Betul?
Contohnya, wirid shalawat Nabi Khidr berikut ini. Kita sudah sangat sering membacanya sebagai shalawat harian tetapi manakala dibaca dengan banyak dan dengan cara tertentu ternyata bisa membawa kemanfaatan yang dahsyat.
Amalan ini diijazahkan oleh Kyai kita sekaligus pahlawan nasional kita yaitu KH.R. As’ad Syamsul Arifin langsung dari Sunan Ampel.
Bacalah : Shallahhu ‘alaa Muhammad 100 kali setiap setelah salam shalat lima waktu tanpa pindah posisi duduk.
Bagi yang sukanya shalat lam-cing bar salam langsung pluncing pastilah susah, tapi yuk yuk dicoba.
Jangan lupa tawassul kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW, lanjut Nabi Khidr, lanjut Kanjeng Sunan Ampel dulu, serta Kyai As’ad Syamsul Arifin, bacakan fatihah kepada beliau-beliau baru baca shalawat.
Yah, Mbak Ci. Kalau shalawat ini sering dibaca. Jadi, ini namanya shalawat Nabi Khidr?
Yup, Men. Soalnya Nabi Khidr sering membaca shalawat ini. Subhanallah. Baru tahu, kan?
Terus ….
Manfaatnya apa?
Masih sesuai ngendikan Kyai As’ad, mereka yang mengamalkan shalawat Nabi Khidr dengan cara demikian bakal ….
Mudah sampai Makkah dan Madinah (amin ya Allah)
Duereeess rezekinya (amin ya Allah)
Serta akan didatangi Rasulullah saat kita sakaratul maut kelak (ya Allah biha ya Allah biha ya Allah bihusnilkhotimah). Amin amin ya rabbal’alamin.
Ya Allah kulo ndredek nulis manfaat amalan ini saking dahsyatnya ya Allah. Semoga Jenengan mengabulkan semua hajat kami semua.
Amin amin ya rabbal’alamin.
Ingat ya, begitu selesai membacanya langsung minta kepada Allah apa yang diniatkan. Madep mantep nyuwun kepada Allah dengan tawassul kepada Kanjeng Nabi dan para wali.
Wallahu a’lam
Semoga kita semua dijauhkan dari kesesatan.
Allahumma Sallimna ya Allah
Sallimna ya Allah
Sallimna ya Rabbal’Alamin. []