• Login
  • Register
Kamis, 30 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Rujukan Hadits

Benarkah Perempuan yang Mengubur Bayi, dan Bayi yang Dikubur, Keduanya di Neraka?

Seorang ibu tidak akan tega ketika diberi tahu bahwa anaknya yang tidak berdosa akan masuk neraka. Dan secara tegas dalam hadits riwayat Imam Ahmad disebutkan bahwa anak perempuan yang dikubur hidup-hidup akan masuk surga

Isti'anah Isti'anah
14/03/2022
in Hadits, Rekomendasi
0
Bayi

Bayi

145
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

الوائدة والموءودة في النار

Perempuan yang mengubur hidup-hidup bayi perempuannya dan si bayi yang terkubur hidup-hidup, kedua-duanya di neraka (HR Abu Daud)

Mubadalah.id – Ketika membaca hadits ini, Syaikh Yusuf Qardawi seorang Ahli Hadits menyatakan bahwa dadanya merasa sempit dan berfikir  bahwa bisa saja hadits ini dla’if. Sebab sekalipun hadits ini dirawikan oleh Abu Daud, namun tidak semua Hadits yang ada dalam kitab Sunan Abu Daud adalah Hadits Shahih. Akan tetapi Hadits ini memiliki penguat dari hadits lain :

الوائدة والموءودة في النار الا ان تدرك الوا ئدة الاسلام فَتَسْلِم

Perempuan yang mengubur hidup-hidup bayinya yang perempuan, kedua-duanya berada di neraka. Kecuali jika si perempuan (yang melakukan hal itu) mendapati agama Islam lalu ia memeluknya. (HR Imam Ahmad dan An Nasai)

Menanggapi hadits ini, Syaikh Yusuf Qardlawi menyatakan bahwa perempuan (pelaku) yang mengubur bayinya punya peluang selamat dari azab neraka jika ia masuk Islam, sedangkan korban (bayi perempuan) tidak ada peluang selamat dari adzab. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan. Dalam sebuah Hadits dinyatakan bahwa bayi yang lahir itu suci :

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

Baca Juga:

Pergolakan Hidup Perempuan dan Obrolan Menarik Bersamanya

Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

Perlawanan Perempuan terhadap Narasi Budaya Patriarki

“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”

Tetapi hadits tentang perempuan yang mengubur dan bayi yang dikubur akan masuk neraka ini ada yang memberikan status sebagai hadits shahih dan ada yang memberikan status sebagai hadits hasan.

Dalam  al-Qur’an dijelaskan tentang penguburan bayi perempuan surat An-Nahl ayat 58-59 :

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ

يَتَوَارَىٰ مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ ۚ أَيُمْسِكُهُ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.

Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.

Untuk memahami hadits ini syaikh Yusuf Qardlawi berusaha mencari model hadits yang mirip dengan hadits perempuan yang mengubur hidup bayinya ini :

اذا التقي المسلمان بسيفيهما , فالقا تل والمقتول في النار .قالوا : هذا القاتل ,فما بال المقتول ؟ قال : انه كان حريصا علي قتل صاحبه

Apabila ada dua orang muslim saling berhadapan dengan kedua pedang mereka masing-masing, maka yang membunuh dan yang terbunuh, kedua-duanya di neraka. Mereka bertanya  : Yaa Rasulullah, si pembunuh memang berhak memperoleh hukuman seperti itu, tetapi mengapa yang terbunuh (dimasukkan pula ke neraka), maka beliau menjawab : sebab ia (si terbunuh) juga bertekad untuk membunuh kawannya.

Inilah yang membuat Yusuf Qardlawi bertanya (ini juga yang harus kita lakukan, teliti dan cermati pada sebuah hadits yang menimbulkan kegelisahan dan meragukan). Pertanyaan Yusuf Qardlawi : jika perempuan yang mengubur bayinya memperoleh hukuman neraka, mengapa anak yang jadi korban dengan dikubur juga mendapatkan hukuman neraka. Bayi perempuan yang dikubur tidak ada niat untuk membunuh karena belum memiliki pemikiran seperti orang dewasa.

Hal ini berlawanan dengan  surat at Takwir ayat 8-9 :

وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَت

بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ

Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,

karena dosa apakah dia dibunuh,

Langkah-langkah dalam memahami hadits ini adalah dengan melihat petunjuk dari al-Qur’an mengenai ayat yang berbicara tentang pembunuhan pada bayi perempuan. Juga melihat hadits lain yang memiliki muatan yang sama (membandingkan dengan hadits lain). Selain itu juga melihat petunjuk dari hadits-hadits lain yang shahih. Dalam ilmu Hadits dikenal sebuah ilmu yaitu ilmu mukhtalif al hadits, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara memahami hadits-hadits yang nampak bertentangan.

Metode-metode tersebut adalah : 1) Penyelesaian dengan Metode kompromi Al-Jam’u wa al-Taufiq, 2) Penyelesaian dengan Metode Nasakh, 3) Penyelesaian dengan Metode Tarjih (mengunggulkan hadits yang lebih kuat dari  sisi sanad, matan), 4) Penyelesaian dengan Metode Takwil.

Dengan menggunakan langkah-langkah tersebut, maka ditemukan ada hadits lain yang lebih rasional dan tidak bertentangan dengan al-Qur’an yaitu Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal :

Nabi pernah ditanya oleh paman Khansa’(anak perempuan al-Sharimiyyah : Ya Rasul, siapa yang akan masuk Surga? Beliau menjawab: Nabi Muhammad SAW akan masuk Surga, orang yang mati syahid juga akan masuk Surga, anak kecil juga akan masuk Surga, anak perempuan yang dikubur hidup-hidup juga akan masuk surga. (HR. Ahmad).

Dahulu bahkan yang mengubur bayi atau anak perempuan adalah ayah-ayahnya, namun yang diancam dalam hadits tersebut adalah perempuan (ibunya). Memahami hadits perempuan yang mengubur dan bayi yang dikubur sama sama masuk neraka, bisa saja Nabi sedang memberikan ancaman untuk pencegahan, menggugah naluri keibuan agar peristiwa yang pernah terjadi di masa jahiiliyah tidak terulang lagi.

Seorang ibu tidak akan tega ketika diberi tahu bahwa anaknya yang tidak berdosa akan masuk neraka. Dan secara tegas dalam hadits riwayat Imam Ahmad disebutkan bahwa anak perempuan yang dikubur hidup-hidup akan masuk surga. Wallahu A’lam bis Shawab. []

 

Tags: BayiHaditsJahiliyahMengubur Bayi HidupperempuanTradisi
Isti'anah

Isti'anah

Dosen IAIC Tasikmalaya

Terkait Posts

Obrolan Menarik

Pergolakan Hidup Perempuan dan Obrolan Menarik Bersamanya

30 Juni 2022
Haji Perempuan

Fikih Haji Perempuan: Sebuah Pengalaman Pribadi

29 Juni 2022
Nikah Muda

Ingin Nikah Muda? Jangan Gegabah Sebelum Memenuhi Syarat Berikut Ini!

28 Juni 2022
Stigma Negatif Janda

Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

27 Juni 2022
Kecantikan Perempuan

Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

26 Juni 2022
Status Janda

Menyandang Status Janda bagi Perempuan, Lalu Kenapa?

25 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jumrah

    Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergolakan Hidup Perempuan dan Obrolan Menarik Bersamanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Anak Muda Dalam Mencegah Krisis Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masa Tua adalah Masa Menua Bersama Pasangan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Hal Penting yang Perlu Diperhatikan saat Menghadapi Korban Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Doa Setelah Melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
  • Toleransi Beragama dalam Tafsir yang Berkeadilan
  • Kurban : Simbol Perjuangan Manusia Wujudkan Solidaritas Sosial-Ekonomi
  • 5 Hal Penting yang Perlu Diperhatikan saat Menghadapi Korban Kekerasan Seksual
  • Doa saat Melihat Mendung atau Awan Gelap

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist