• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Budaya Flexing Menghancurkan Tatanan Masyarakat (1)

Perilaku flexing yang mereka lakukan pun akhirnya menciptakan kondisi lalai dan lupa

Firda Rodliyah Firda Rodliyah
09/04/2024
in Pernak-pernik
0
budaya flexing

budaya flexing

858
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Minggu lalu, salah satu murid saya mengikuti lomba pidato di Kabupaten. Saat itu, saya menjadi penanggung jawab untuk membuatkan teks dan melatih ala-ala. Kebetulan saya ingin membahas tentang budaya flexing.

Saya kira, di era yang makin ramai dengan media sosial. Orang-orang makin terpaku dengan konten-konten influencer yang senang hati memamerkan seisi rumahnya yang mewah, baju-bajunya yang mahal, atau mainan anak yang seharga ratusan jutaan.

Pada teks pidato tersebut, saya turut menyampaikan bahwa, budaya flexing sangat merugikan banyak orang. Bagi orang yang flexing sendiri – meski merasa yang mereka lakukan hanya untuk konten semata – apa yang mereka lakukan bisa disebut sebagai menyombongkan atau membanggakan diri.

Pelaku Flexing

Mereka haus akan eksistensi, butuh mendapatkan validasi dari banyak orang. Ingin memperoleh banyak pujian dan perhatian. Berharap pada manusia akan ketenaran dan popularitas. Tanpa sadar, apa yang mereka lakukan akan semakin membuatnya terbuai dengan dunia.

Padahal, sikap flexing telah mendapatkan kecaman dari Nabi Muhammad SAW dalam hadisnya,

Baca Juga:

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ.

“Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya.” [HR. Muslim]

Barangkali para pelaku flexing tidak melihat dan memperhatikan dampak yang para penggemarnya rasakan. Ia hanya fokus kepada diri sendiri, kepentingan pribadi, dan bersikap bodoh kepada mereka yang kurang mampu.

Mereka tidak paham, bahwa yang ia perbuat bisa membawanya pada ketidakpuasan duniawi, semakin ingin membeli ini itu yang sebenarnya tidak begitu penting, hanya untuk sekedar pamer, dan menyombongkan diri.

Perilaku flexing yang mereka lakukan pun akhirnya menciptakan kondisi lalai dan lupa, bahwa jauh di atas mereka, ada Tuhan yang derajatnya tiada ambang batas.

Korban Flexing

Bagi korban budaya flexing, alias penonton konten-konten pamer harta, khususnya bagi mereka yang berasal dari kalangan menengah ke bawah, biasa merasa haus akan keinginan-keinginan yang tidak begitu memiliki urgensi terhadap kebutuhan sehari-hari. Mereka rela menghabiskan banyak uang demi barang-barang yang sedang tren atau viral.

Mereka sudi membuang gaji yang harusnya bisa ditabung agar bisa menyuguhkan diri dengan kesenangan-kesenangan sesaat. Bahkan parahnya lagi, mereka tidak segan-segan mempertaruhkan nyawa dan harga diri demi memenuhi impian-impian kosong.

Rasa-rasanya mereka begitu berani mengambil resiko besar demi keinginan sekejap mata. Tentu penyebab mendasarnya adalah konten-konten media sosial yang begitu menggiurkan. Ketika melihat satu konten, tumbuh perasaan ingin yang tidak terlalu dalam. “Aku ingin memiliki barang itu juga.” Batinnya.

Akhirnya mereka membeli barang itu begitu saja. Ketika barang sudah sampai rumah, mereka pun tidak menggunakannya dengan baik, atau bahkan hanya tergeletak begitu saja. “Hanya untuk punya-punyaan saja, biar mengikuti tren seperti di TikTok.” Lanjutnya.

Ibnu Az Zubair pernah berkhutbah di Makkah, lalu ia mengatakan,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ »

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438)

Lingkaran Setan

Secara tidak langsung, masyarakat telah menjadi korban. Mereka dihantui rasa keinginan terus menerus. Mereka tidak paham bagaimana menyetir hasratnya dengan baik. Bahkan rasanya jadi candu untuk terus mengikuti tren-tren viral yang menyajikan ratusan hingga ribuan konten flexing.

Naasnya, tidak semua masyarakat lahir dan tumbuh di kalangan menengah ke atas. Kegilaan budaya flexing hadir menghantui masyarakat yang memiliki keadaan ekonomi terbalik. Tembakan kekacauan makin ekstrem karena lingkaran setan terus berputar.

Lingkaran setan : menonton konten flexing – tumbuh keinginan – tak punya uang – menghalalkan segala cara – beli – dapat barang – menonton konten flexing – tidak puas (dan begitu seterusnya)

Pembahasan ini belum selesai, pada tulisan selanjutnya saya akan mengisahkan salah satu kasus tentang dentuman budaya flexing yang menghancurkan tatanan masyarakat. (Bersambung)

Tags: budaya flexingFlexingKesombongankontenmedia sosialviral
Firda Rodliyah

Firda Rodliyah

Anggota Puan Menulis

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID