• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Buku Perempuan [Bukan] Makhluk Domestik: Memaknai Ulang Pesta Pernikahan

Dengan begitu, pesta pernikahan tidak harus mewah dan besar. Apalagi memaksakan diri sampai berhutang ke mana-mana. Cukup rayakan sesuai kemampuan kedua belah pihak

Azka Khaerunnisa Ar Azka Khaerunnisa Ar
15/11/2024
in Buku
0
Perempuan [Bukan] Makhluk Domestik

Perempuan [Bukan] Makhluk Domestik

887
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Judul Buku: Perempuan [Bukan] Makhluk Domestik
Penulis: Faqihuddin Abdul Kodir
Penerbit: Afkaruna.id
Tahun Terbit: Pertama, 2022
Tebal Buku: xx + 178 halaman

Mubadalah.id – Sebagai anak muda yang senang berselancar di media sosial, aku sering sekali melihat para artis dan influencer menggelar pesta pernikahan yang sangat mewah. Katanya sih kalau dalam bahasa gaulnya itu disebut sebagai wedding dreams mereka.

Bahkan tidak jarang pesta pernikahan itu digelar berhari-hari dan disiarkan langsung di TV atau di media sosial seperti TikTok atau Instagram.

Fenomena semacam ini ternyata membuat banyak orang di lingkunganku ikut fomo, dan merasa perlu mengadakan pesta yang sama dengan para influencer tersebut.

Alhasil banyak pasangan yang terkesan memaksakan diri untuk menyelenggarakan pesta pernikahan di luar kemampuan mereka.

Baca Juga:

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

Memaknai Ulang Hadits Perempuan Kurang Agama

Memaknai Ulang Hadits Perempuan Kurang Akal

Membaca Ulang Teks-teks tentang Kesaksian Perempuan

Di sisi lain, sebagai anak perempuan lajang, aku jadi takut nanti ketika waktunya menikah aku dan pasangan dituntut untuk mengadakan pesta pernikahan di luar kemampuan kita. Entah karena tuntutan keluarga atau sosial.

Sebab, selain sayang uangnya, aku juga termasuk orang introvert dan tidak terlalu suka berada di keramaian dalam waktu yang lama, apalagi berhari-hari.

Buku

Karena itu lah, aku sangat senang sekali menemukan buku Perempuan [Bukan] Makhluk Domestik karya Dr. Faqihuddin Abdul Kodir. Di buku ini, beliau banyak menyampaikan soal isu-isu pernikahan, salah satunya soal pesta pernikahan.

Di dalam sub judul “Haruskah ada Pesta Pernikahan?”, Dr. Faqih menyampaikan bahwa makna walimatul ursy’ atau pesta pernikahan secara agama dan budaya adalah sebagai ruang penyampaian doa-doa bagi keluarga untuk kebaikan dan kebahagiaan pengantin baru.

Serta ungkapan syukur atas terselenggaranya akad pernikahan serta terbentuknya keluarga baru. Jadi tidak sekedar menggelar pesta pernikahan mewah atau hura-hura.

Senada dengan itu, Dr. Faqih juga berpendapat bahwa makna pernikahan seharusnya lebih berfokus pada komitmen pribadi antara pasangan. Karena bukan pada bagaimana merayakan hubungan tersebut dihadapan publik.

Pesta pernikahan yang berlebihan bisa jadi lebih mengarah pada ajang pamer status daripada menjadi perayaan yang benar-benar bermakna bagi pasangan tersebut.

Oleh sebab itu, kita harus berpikir ulang apakah pesta pernikahan ini benar-benar diperlukan atau hanya sebuah perayaan sosial yang tidak bermakna.

Hal penting lainnya yang perlu kita ingat sebelum menyelenggarakan pesta pernikahan yang mewah juga adalah apakah keputusan tersebut membebani salah satu pihak keluarga calon pengantin atau tidak.

Sebab jika pesta yang mewah ini justru menjadi beban salah satu pihak calon pengantin. Maka yang awalnya berharap berkah, malah bisa jadi sumber konflik antar keluarga. Dan bisa jadi keduanya mengalami beban psikologis dan ekonomi.

Pesta Pernikahan Tidak Harus Mewah

Seperti yang disampaikan di atas, pesta pernikahan yang mewah seringkali menjadi beban, baik bagi pihak perempuan atau laki-laki.

Karena itu, menurut Dr. Faqih walimah pernikahan bisa diselenggarakan secara intim dan sederhana. Dimana hanya dihadiri oleh keluarga dan teman dekat saja.

Pesta pernikahan seperti ini bisa menjadi pilihan yang lebih mencerminkan inti pernikahan itu sendiri, yaitu kebersamaan dan komitmen. Pilihan ini bisa mengurangi beban sosial calon pengantin.

Karena pada hakikatnya esensi dari pesta pernikahan adalah memberi kabar kebahagiaan pada keluarga dan sahabat atas terselenggaranya pernikahan tersebut.

Di sisi lain, yang paling penting dari walimah adalah semua orang yang hadir dapat memberikan doa-doa terbaiknya untuk kedua mempelai.

Dengan begitu, pesta pernikahan tidak harus mewah dan besar. Apalagi memaksakan diri sampai berhutang ke mana-mana. Cukup rayakan sesuai kemampuan kedua belah pihak. []

Tags: bukumemaknaiPerempuan Bukan Makhluk DomestikPesta Pernikahanulang
Azka Khaerunnisa Ar

Azka Khaerunnisa Ar

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) ISIF.

Terkait Posts

Herland

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

16 Mei 2025
Neng Dara Affiah

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

10 Mei 2025
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

25 April 2025
Buku Sarinah

Perempuan dan Akar Peradaban; Membaca Ulang Hari Kartini Melalui Buku Sarinah

23 April 2025
Toleransi

Toleransi: Menyelami Relasi Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keberagaman

23 Maret 2025
Buku Syiar Ramadan Menebar Cinta untuk Indonesia

Kemenag RI Resmi Terbitkan Buku Syiar Ramadan, Menebar Cinta untuk Indonesia

20 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nyai Ratu Junti

    Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua
  • Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version