• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Buku Perempuan [Bukan] Makhluk Domestik: Memaknai Ulang Pesta Pernikahan

Dengan begitu, pesta pernikahan tidak harus mewah dan besar. Apalagi memaksakan diri sampai berhutang ke mana-mana. Cukup rayakan sesuai kemampuan kedua belah pihak

Azka Khaerunnisa Ar Azka Khaerunnisa Ar
15/11/2024
in Buku
0
Perempuan [Bukan] Makhluk Domestik

Perempuan [Bukan] Makhluk Domestik

892
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Judul Buku: Perempuan [Bukan] Makhluk Domestik
Penulis: Faqihuddin Abdul Kodir
Penerbit: Afkaruna.id
Tahun Terbit: Pertama, 2022
Tebal Buku: xx + 178 halaman

Mubadalah.id – Sebagai anak muda yang senang berselancar di media sosial, aku sering sekali melihat para artis dan influencer menggelar pesta pernikahan yang sangat mewah. Katanya sih kalau dalam bahasa gaulnya itu disebut sebagai wedding dreams mereka.

Bahkan tidak jarang pesta pernikahan itu digelar berhari-hari dan disiarkan langsung di TV atau di media sosial seperti TikTok atau Instagram.

Fenomena semacam ini ternyata membuat banyak orang di lingkunganku ikut fomo, dan merasa perlu mengadakan pesta yang sama dengan para influencer tersebut.

Alhasil banyak pasangan yang terkesan memaksakan diri untuk menyelenggarakan pesta pernikahan di luar kemampuan mereka.

Baca Juga:

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

Menafsir Ulang Perempuan Shalihah: Antara Teks dan Konteks

Ulasan Crime and Punishment: Kritik terhadap Keangkuhan Intelektual

Hiburan Walimah yang Meriah, Apakah Membawa Berkah?

Di sisi lain, sebagai anak perempuan lajang, aku jadi takut nanti ketika waktunya menikah aku dan pasangan dituntut untuk mengadakan pesta pernikahan di luar kemampuan kita. Entah karena tuntutan keluarga atau sosial.

Sebab, selain sayang uangnya, aku juga termasuk orang introvert dan tidak terlalu suka berada di keramaian dalam waktu yang lama, apalagi berhari-hari.

Buku

Karena itu lah, aku sangat senang sekali menemukan buku Perempuan [Bukan] Makhluk Domestik karya Dr. Faqihuddin Abdul Kodir. Di buku ini, beliau banyak menyampaikan soal isu-isu pernikahan, salah satunya soal pesta pernikahan.

Di dalam sub judul “Haruskah ada Pesta Pernikahan?”, Dr. Faqih menyampaikan bahwa makna walimatul ursy’ atau pesta pernikahan secara agama dan budaya adalah sebagai ruang penyampaian doa-doa bagi keluarga untuk kebaikan dan kebahagiaan pengantin baru.

Serta ungkapan syukur atas terselenggaranya akad pernikahan serta terbentuknya keluarga baru. Jadi tidak sekedar menggelar pesta pernikahan mewah atau hura-hura.

Senada dengan itu, Dr. Faqih juga berpendapat bahwa makna pernikahan seharusnya lebih berfokus pada komitmen pribadi antara pasangan. Karena bukan pada bagaimana merayakan hubungan tersebut dihadapan publik.

Pesta pernikahan yang berlebihan bisa jadi lebih mengarah pada ajang pamer status daripada menjadi perayaan yang benar-benar bermakna bagi pasangan tersebut.

Oleh sebab itu, kita harus berpikir ulang apakah pesta pernikahan ini benar-benar diperlukan atau hanya sebuah perayaan sosial yang tidak bermakna.

Hal penting lainnya yang perlu kita ingat sebelum menyelenggarakan pesta pernikahan yang mewah juga adalah apakah keputusan tersebut membebani salah satu pihak keluarga calon pengantin atau tidak.

Sebab jika pesta yang mewah ini justru menjadi beban salah satu pihak calon pengantin. Maka yang awalnya berharap berkah, malah bisa jadi sumber konflik antar keluarga. Dan bisa jadi keduanya mengalami beban psikologis dan ekonomi.

Pesta Pernikahan Tidak Harus Mewah

Seperti yang disampaikan di atas, pesta pernikahan yang mewah seringkali menjadi beban, baik bagi pihak perempuan atau laki-laki.

Karena itu, menurut Dr. Faqih walimah pernikahan bisa diselenggarakan secara intim dan sederhana. Dimana hanya dihadiri oleh keluarga dan teman dekat saja.

Pesta pernikahan seperti ini bisa menjadi pilihan yang lebih mencerminkan inti pernikahan itu sendiri, yaitu kebersamaan dan komitmen. Pilihan ini bisa mengurangi beban sosial calon pengantin.

Karena pada hakikatnya esensi dari pesta pernikahan adalah memberi kabar kebahagiaan pada keluarga dan sahabat atas terselenggaranya pernikahan tersebut.

Di sisi lain, yang paling penting dari walimah adalah semua orang yang hadir dapat memberikan doa-doa terbaiknya untuk kedua mempelai.

Dengan begitu, pesta pernikahan tidak harus mewah dan besar. Apalagi memaksakan diri sampai berhutang ke mana-mana. Cukup rayakan sesuai kemampuan kedua belah pihak. []

Tags: bukumemaknaiPerempuan Bukan Makhluk DomestikPesta Pernikahanulang
Azka Khaerunnisa Ar

Azka Khaerunnisa Ar

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) ISIF.

Terkait Posts

Fiqh Al-Usrah

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

28 Juni 2025
Novel Cantik itu Luka

Novel Cantik itu Luka; Luka yang Diwariskan dan Doa yang Tak Sempat Dibisikkan

27 Juni 2025
Fiqhul Usrah

Fiqhul Usrah: Menanamkan Akhlak Mulia untuk Membangun Keluarga Samawa

25 Juni 2025
Hakikat Berkeluarga

Membedah Hakikat Berkeluarga Ala Kyai Mahsun

23 Juni 2025
Fiqh Al Usrah

Fiqh Al Usrah: Menemukan Sepotong Puzzle yang Hilang dalam Kajian Fiqh Kontemporer

21 Juni 2025
Membangun Rumah Tangga

Membangun Rumah Tangga yang Berdimensi Akhlak Mulia

20 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID