• Login
  • Register
Sabtu, 12 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Buku Terjemah Rasa: Salah Satu Alat Bantu Kita Mendefinisikan Makna Kemerdekaan Diri

Buku ini akan mengantarkan kita pada pembahasan tentang Aku, Hamba dan Cinta

Khoniq Nur Afiah Khoniq Nur Afiah
09/08/2023
in Buku
0
Kemerdekaan Diri

Kemerdekaan Diri

1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tulisan ini lahir dari sebuah refleksi pasca membaca buku yang mengandung makna dalam. Sebab, genre buku ini adalah filsafat. Semoga tulisan ini mengantarkan teman-teman pembaca untuk menemukan clue-clue yang harus dilakukan untuk bisa melahirkan “kemerdekaan diri”. Siapapun, baik laki-laki maupun perempuan, berhak untuk merasakan “kemerdekaan diri”.

Buku terjemah rasa merupakan sebuah buku karangan dari Dr. Fahrudin Faiz seorang filsuf sekaligus pengajar di Ngaji Filsafat Masjid Jenderal Sudirman Yogyakarta. Buku ini sebuah kumpulan puisi dan prosa yang berasal dari kumpulan cacatan-cacatan kecil.

Pak Faiz, begitu orang-orang menyapa pengarang buku ini. Pak Faiz dalam pembukaannya telah memberikan penegasan bahwa pembaca sangat bebas dan merdeka untuk memaknai setiap tulisan yang ada dalam buku ini. Kebebasan ini disampaikan dengan alasan, karena setiap tulisan yang ada memiliki tingkat ke-relate-an yang berbeda bagi setiap pembaca.

Bisa saja, sebagian tulisan yang dianggap Pak Faiz memiliki makna yang dalam, ternyata bagi pembaca bermakna biasa saja. Namun, justru sebagian tulisan yang menurut Pak Faiz biasa saja maknanya, malah memiliki makna yang berarti bagi pembaca. Sehingga, alasan tersebut beliau memberikan kebebasan kepada pembaca untuk memaknai tulisan yang ada dalam buku Terjemah Rasa.

Apa Makna Kemerdekaan Diri?

Sebenarnya buku ini memang tidak merujuk atau spesifik membantu kita mendefinisikan makna dari kemerdekaan diri. Namun, buku ini bisa menjadi bagian dari alat yang membantu menjawab pertanyaan “semacam apa kemerdekaan diri itu?”

Baca Juga:

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

Lahirnya ide atau kesadaran atas hal tersebut, atau kesadaran bahwa buku ini bisa membantu memaknai kemerdekaan diri, juga lahir dari pemaknaan diri saya sendiri pasca membaca buku Terjemah Rasa: Tentang Aku, Hamba dan Cinta.

Lalu, bagaimana buku ini membantu mendefinisikan makna kemerdekaan diri? Buku ini akan mengantarkan kita pada pembahasan tentang Aku, Hamba dan Cinta. Aku sebagai seorang manusia yang lengkap dengan kelemahan dan kelebihannya, Hamba sebagai makhluk ciptaan-Nya yang menjalankan segala perintah-Nya, dan Cinta sebagai laku atau jalan terbaik yang bisa dilakukan oleh Aku dan Hamba.

Pak Faiz pada bagian tertentu juga membantu untuk mendefinisikan “siapa sejatinya diri ini.” Makna yang saya tangkap dari bagian ini adalah Pak Faiz membantu pembaca untuk mengenali diri sendiri, karena banyak fenomena seseorang tidak mengenali diri sendiri.

Kondisi tidak mengenai diri sendiri inilah yang melahirkan beberapa problem dalam kehidupannya. Ia akan mendapatkan persoalan-persoalan yang lahir dalam diri. Intinya, pada bagian satu, pembaca diajak untuk berefleksi dan bertanya kepada diri sendiri mengenai “siapa diri ini?”.

Pentingnya Mengenali Diri Sendiri

Di antara makna-makna yang lahir dalam bagian tersebut, saya menangkap dengan kuat bahwa pentingnya kita sibuk mengenali diri dengan berjalan menuju diri sendiri, bukan justru menjauh dari diri sendiri. Berjalan menuju diri sendiri maksudnya seperti perilaku muhasabah diri saat mendapatkan masalah, bukan mencari-cari alasan yang berada di luar diri kita.

Sosok Aku dan Hamba sebagai pelaku, Pak Faiz menjelaskan bahwa jalan yang paling mulia untuk tertempuh oleh pelaku ialah Cinta. Bagi saya, Pak Faiz tidak jauh dari misi Islam tentang Rahmatal lil’alamin. Kemampuan seseorang untuk mengenali diri sendiri akan melahirkan dampak terhadap perilaku sibuk melakukan perbaikan terhadap diri sendiri, dan selanjutnya selesai dengan sendiri.

Artinya, akan lahir seseorang yang dalam hatinya tidak menyimpan energi negatif, kalaupun menyimpan itu tidak dominan. Justru yang menyelimuti dan memenuhi adalah energi cinta.

Kemampuan seseorang mengenali diri sendiri, tidak menyimpan perasaan iri dengki serta kawan-kawannya kepada liyan, yang selanjutnya saya definisikan dengan kemerdekaan diri. Pada kondisi ini seseorang telah fokus menjadi diri sendiri yang memiliki tugas untuk menjadi hamba dan membagikan cinta kepada seluruh makhluk yang hidup bersama dalam alam semesta.

Pada kondisi ini pula, seseorang akan lebih menikmati segala dinamika kehidupan, termasuk kesulitan. Kemampuan ini kita miliki karena diri telah mengenali sendiri, sehingga mengetahui solusi semacam apa yang tepat untuk kita jalankan.

Selain itu, kemampuan ini memang tidak mudah kita tempuh dalam waktu yang singkat dan usaha yang ringan. Sebab kemampuan ini akan terbentuk dari sebuah proses panjang dan memakan banyak usaha yang serius serta konsisten. Namun, tidak ada salahnya kan jika kita mengetahui teorinya terlebih dahulu? Sekian. []

 

Tags: CintaFahruddin FaizfilsafatKemerdekaan DiriReview Buku
Khoniq Nur Afiah

Khoniq Nur Afiah

Santri di Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek R2. Tertarik dengan isu-isu perempuan dan milenial.

Terkait Posts

Perempuan Lebih Religius

Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

9 Juli 2025
Ancaman Intoleransi

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

5 Juli 2025
Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

4 Juli 2025
Fiqh Al-Usrah

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

28 Juni 2025
Novel Cantik itu Luka

Novel Cantik itu Luka; Luka yang Diwariskan dan Doa yang Tak Sempat Dibisikkan

27 Juni 2025
Fiqhul Usrah

Fiqhul Usrah: Menanamkan Akhlak Mulia untuk Membangun Keluarga Samawa

25 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Negara Inklusi

    Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam dan Persoalan Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID