• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Ceritaku Diasuh, Dirawat dan Dididik oleh Dua Ibu

Aku harus membuktikan kepada keduanya bahwa aku bisa menjadi seorang perempuan yang berpendidikan, yang cerdas dan berguna bagi kehidupan sesama.

Najlah Humaidah Najlah Humaidah
11/01/2024
in Personal
0
Rawat Ibu

Rawat Ibu

839
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada Tanggal 22 Desember 2023 kemarin, kita telah memperingati hari ibu, banyak sekali yang ingin aku ungkapkan kepada kedua ibuku, ibu kandung dan ibu angkatku. Mereka berdua adalah sosok yang telah berjuang untuk merawat dan mendidikku dengan penuh kasih sayang.

Sebelumnya, dalam tulisan ini, aku ingin menceritakan kisah perjalanan hidupku yang diasuh oleh dua ibu.

Kala itu, saat ibuku masih memiliki dua orang anak (kakak-kakaku) yang masih kecil, ibu kembali hamil dan kemudian melahirkan seorang anak kembar, aku dan kakakku. Jadi usia aku, kembar dan kakakku hanya berjarak 1 tahun.

Sehingga hal inilah yang membuat ibu merasa kerepotan untuk mengasuh anak-anaknya. 2 anak masih berusia 1 tahunan, belum lagi ibu harus merawat dan mengasuh 2 bayi, aku dan si kembar.

Menjadi Anak Angkat Bibi dan Paman

Kondisi seperti inilah yang akhirnya membuat bibi dan pamanku merasa kasihan melihat ibuku yang harus merawat 4 anak sekaligus. Sehingga bibi dan paman berinisiatif untuk ikut mengasuh dan merawat bayi. Lalu dipilihlah aku untuk menjadi anak angkat mereka.

Baca Juga:

Peran Penting Ayah di Masa Ibu Menyusui

Tana Barambon Ambip: Tradisi yang Mengancam Nyawa Ibu dan Bayi di Pedalaman Merauke

Aborsi Menjadi Salah Satu Penyebab Tingginya Angka Kematian Ibu

Dari Nada ke Makna: Tafsir Relasi Ibu dan Anak dalam Lagu Jumbo

Meskipun sekarang aku dirawat dan diasuh oleh bibiku, ibuku selalui menemuiku. Termasuk melihat bagaimana perkembanganku.

Namun karena saat itu, aku masih kecil, aku menganggap bahwa bibi adalah ibu kandungku. Jadi aku benar-benar merasakan bagaimana aku diasuh, dirawat dan dididik dengan penuh kasih sayang olehnya.

Sehingga saat ibuku datang untuk melihatku, aku sendiri merasa asing dan seringkali menghindar darinya. Hingga ibu kandungku memberikan tatapan sedih padaku. Tapi di sisi lain, beliau tetap tersenyum melihat pertumbuhan aku yang sangat baik.

Tak jarang beliau sering mengajakku untuk bercanda dan sesekali meyakinkanku bahwa ia adalah ibu kandungnya. Dan beliau juga tidak jarang untuk mengenalkanku kepada kakak-kakak kandungnya.

Namun aku sendiri, masih belum bisa menerimanya. Karena anggapanku yang benar ibu kandungku adalah bibiku ini.

Hingga akhirnya, tiba pada saat ibuku jatuh sakit dan tidak lama beliau meninggalkanku. Namun disaat sebelum ibu meninggalkanku, beliau berpesan pada ibu angkatku agar selalu menyayangi dan merawatku seperti anak kandungnya sendiri.

Sejak itu, ibu dan ayah angkatku memenuhi pesan tersebut, mereka memberikan kasih sayang penuh dan tidak membeda bedakan antara anak kandungnya dan anak angkatnya. Namun setelah beberapa tahun ketika aku duduk di Sekolah Dasar (SD), ayah angkatku ikut meninggalkan kami dan pada saat itu, aku merasakan hal yang berbeda dari ibuku.

Menujukkan Kasih Sayang yang Berbeda

Sejak itu, aku merasakan sikap yang berbeda dari ibu angkatku. Ia selalu menunjukkan kasih sayangnya kepada anak kandungnya sedangkan kepadaku jarang sekali. Hal inilah yang kemudian membuat aku iri kepadanya. Bahkan sempat aku berpikiran buruk kepadanya, “apakah ibu tidak sayang padaku lagi?”.

Tapi pertanyaan itu terjawab sudah, ketika aku jatuh sakit, beliau memberikan perhatian penuh padaku, tak jarang aku melihatnya menangis di dalam kamarnya, dan suatu waktu aku pernah menanyakan hal tersebut. Lalu ibuku menjawab dan bercerita tentang pesan terakhir ibu kandungku, dan beliau merasa gagal dalam merawatku ketika melihatku jatuh sakit.

Sehingga mulai dari sinilah, ibu angkatku kembali menjalankan wasiat dari ibuku. Bahwa ia tidak boleh membeda-bedakan bentuk kasih sayang, baik untuk anak kandungnya maupun untuk aku.

Lalu, hal ini juga yang membuat ibu angkatkku semakin bekerja keras untuk mencukupi keluarga kecilnya. Karena ia tidak mungkin terus mengandalkan penghasilannya sebagai seorang guru, sedangkan kebutuhan untuk keluarganya banyak.

Sehingga pada suatu ketika ia bercerita, bahwa ia ikut arisan bulanan yang jumlahnya lumayan besar. Dan arisan bulanan ini juga menjadi tabungan ibuku untuk bekal pendidikan anak-anaknya termasuk aku.

Menjadi Mahasantriwa SUPI ISIF

Dan siapa sangka ketika aku beranjak dewasa, aku mendapatkan kabar kalau ibuku yang mendapatkan arisan tersebut. Sehingga ibu angkatku langsung menggunakan seluruh uang arisan tersebut untuk pendidikan anak-anaknya. Termasuk, hingga sekarang aku bisa kuliah dan menjadi mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Dengan menjadi mahasantriwa SUPI ISIF Cirebon aku justru sangat beruntung. Karena di sini aku diajarkan oleh Bunda Nurul Bahrul Ulum dan Abi Marzuki Wahid untuk selalu memuliakan dan menghormati ibu.

Dalam memuliakan seorang ibu, Islam juga mengajarkan bahwa seorang ibu memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pada seorang ayah. Dalam Hadisnya Rasulullah SAW memberikan teladannya tentang bagaimana menghormati dan membahagiakan seorang ibu.

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda:

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Artinya: “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR Al Bukhari dan Muslim).

Dalam Hadis di atas sangat jelas Rasulullah SAW sebagai suri tauladan umat Islam, beliau menyebut ibu sebanyak tiga kali, dan menyebutkan ayah satu kali. Hal tersebut menjadi bukti bagaimana Rasulullah Saw memuliakan sosok ibu dan menghormatinya. Lalu apakah menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua hanya pada saat mereka masih hidup? Tidak.

Oleh sebab itu, bagi saya yang sekarang hidup bersama kedua ibu, bagaimana pun saya harus menghormati dan memuliakannnya.

Pengorbanan Ibu

Bahkan saat melihat pengorbanan yang ibu kandung dan ibu angkatku lakukan, membuatku selalu menjadi semangat untuk terus belajar, belajar dan belajar. Aku harus membuktikan kepada keduanya bahwa aku bisa menjadi seorang perempuan yang berpendidikan, yang cerdas dan berguna bagi kehidupan sesama.

Selain itu, aku juga ingin membuktikan bahwa beliau berhasil dalam mendidik, merawat dan memenuhi pesan ibu kandungku dengan baik.

Dengan begitu, aku berharap, aku bisa memenuhi pesan atau janji yang pernah mereka inginkan. Semoga kelak mereka akan bangga melihat hasil yang telah aku capai. Selamat hari ibu. []

Tags: CeritakuDiasuhDididikDirawatIbu
Najlah Humaidah

Najlah Humaidah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon

Terkait Posts

Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Memahami Disabilitas: Lebih Dari Sekadar Tubuh

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version