• Login
  • Register
Sabtu, 30 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Dad Shaming itu Ada

Fatikha Yuliana Fatikha Yuliana
19/05/2020
in Keluarga
0
14
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Fenomena mom shaming yang menyerang para ibu terkait pola asuh seringkali kita temui. Tetapi ternyata komentar menghakimi atau meremehkan yang mengganggu para ibu juga dialami oleh para ayah.

New York Times mengungkapkan data dari survey nasional di Amerika bahwa, dua tahun belakangan sebanyak 52% dari total laki-laki yang memiliki anak berusia di bawah 13 tahun mengalami dad shaming.

Bentuk perilaku dad shaming ini bisa berupa komentar miring, kritik, bahkan celaan atas pola asuh mereka terapkan. Tidak jarang, dad shaming ini berdampak pada penurunan kepercayaan diri sang ayah dan justru membuatnya selalu khawatir melakukan kesalahan dalam mengemban tanggung jawab.

Hal yang sama rupanya juga banyak terjadi di Indonesia. Seiring berkembangnya zaman dan akses informasi melalui media yang semakin mudah, fenomena dad shaming ini juga semakin sering kita jumpai dalam berbagai bentuk.

Siapa pun bisa saja menjadi pelaku dad shaming: orang tua dan mertua, teman kantor, tetangga, orang tua anak lain, bahkan istri pun bisa menjadi pelaku dad shaming secara sengaja maupun tidak sengaja.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Tidak Ada Anjuran Poligami Dalam Al-Qur’an
  • Insecurity Laki-laki dan Strategi Ketahanan Mental Keluarga
  • Tidak Ada Keutamaan Dalam Perkawinan Poligami
  • Muhammad Abduh: Jika Nafsun Wahidah adalah Adam, Maka Adam yang Mana?

Baca Juga:

Tidak Ada Anjuran Poligami Dalam Al-Qur’an

Insecurity Laki-laki dan Strategi Ketahanan Mental Keluarga

Tidak Ada Keutamaan Dalam Perkawinan Poligami

Muhammad Abduh: Jika Nafsun Wahidah adalah Adam, Maka Adam yang Mana?

Tentu saja penyebabnya bisa banyak hal, mulai dari pandangan pola asuh yang berbeda, hingga faktor narsisme yang membuat pelaku merasa lebih superior dan lebih baik daripada orang lain. Hal ini bisa menyebabkan si ayah tersebut stres atau depresi.

Percaya atau tidak, fenomena “sekadar mengingatkan” yang banyak dianut oleh masyarakat Indonesia menjadi salah satu timbulnya berbagai konflik. Hal ini dikarenakan banyak orang memberikan saran saat tidak diminta dan di waktu yang tidak tepat, sehingga biasanya akan sulit diterima dengan baik.

Apalagi jika saran tak diminta itu berkaitan dengan pola asuh yang sudah disepakati masing-masing pasangan. Misalnya, seseorang yang tidak tahu alasan dan latar belakang kondisi anak memberi saran pada sangat ayah, “Kok anaknya kurusan? Air susu ibunya (ASI) sedikit, ya? Harusnya kamu sebagai ayah bisa membahagiakan istri dan rajin mengajak istri belanja supaya ASInya melimpah.”

Tak bisa dipungkiri saran dan komentar yang dilontarkan orang lain seperti itu membuat jengkel dan menyentil rasa kepercayaan diri. Padahal, orang tersebut tidak tahu perjuangan apa yang telah orang tua lakukan agar anak tetap sehat dan kebutuhan keluarga tercukupi. Bahkan meskipun saran dan komentar tersebut datangnya dari orang tua maupun kerabat dekat sendiri, bukan berarti itu tidak membuat sang ayah kehilangan kepercayaan diri.

Pepatah mengatakan bahwa saat seorang anak terlahir ke dunia, di saat yang sama lahirlah sosok ayah dan ibunya. Dengan kata lain, menjadi ayah dan ibu adalah sebuah hal baru yang akan membutuhkan proses belajar tanpa henti.

Namun, pada kenyataannya banyak sekali orang yang serta-merta merasa lebih tahu dan berhak mengintervensi dalam pola pengasuhan keluarga lain yang berbeda hanya karena mereka memiliki pengalaman lebih dulu dalam hal mengasuh anak.

Faktanya, ilmu pengetahuan terus berkembang dan pola asuh anak pun beragam jenisnya. Dalam hal ini, dad shaming biasanya dilakukan jika sang ayah menerapkan metode belajar yang berbeda dan jarang dijumpai oleh masyarakat pada umumnya. Padahal tidak semua hal yang berbeda berarti salah. Jadi, stop menghakimi pola asuh orang lain. []

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana, terlahir di Indramayu. Alumni Ponpes Putri Al-Istiqomah Buntet Pesantren Cirebon. Berkuliah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon. Jatuh cinta pada kopi dan pantai.

Terkait Posts

Ketahanan Mental Keluarga

Insecurity Laki-laki dan Strategi Ketahanan Mental Keluarga

30 September 2023
Masjid Ramah Perempuan

Sudahkan Masjid Ramah Perempuan dan Anak?

27 September 2023
Kerja Perawatan dan Pengasuhan

Apresiasi Peran Laki-laki dalam Kerja Perawatan dan Pengasuhan

25 September 2023
Anak Korban Perceraian

5 Dampak Psikologi bagi Anak Korban Perceraian

23 September 2023
Fenomena Fatherless Country

Fenomena Fatherless Country dalam Kacamata Islam

15 September 2023
Ibu Rumah Tangga

Mengembalikan Posisi Ibu Rumah Tangga yang Termarjinalkan

12 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Al-Qur'an Poligami

    Al-Qur’an Menegaskan Monogami bukan Poligami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil Tentang Larangan Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jiwa yang (Seharusnya) Bersedih: Laki-laki yang Tak Boleh Menangis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membincang Misi Sosial Profetik Nabi Muhammad SAW

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ashoka Indonesia Kembali Mengadakan Mitigasi Krisis Iklim Melalui SICI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Tidak Ada Anjuran Poligami Dalam Al-Qur’an
  • Insecurity Laki-laki dan Strategi Ketahanan Mental Keluarga
  • Tidak Ada Keutamaan Dalam Perkawinan Poligami
  • Muhammad Abduh: Jika Nafsun Wahidah adalah Adam, Maka Adam yang Mana?
  • Tidak Ada Tafsir Al-Qur’an tentang Poligami

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist