• Login
  • Register
Rabu, 8 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Dad Shaming itu Ada

Fatikha Yuliana Fatikha Yuliana
19/05/2020
in Keluarga
0
13
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Fenomena mom shaming yang menyerang para ibu terkait pola asuh seringkali kita temui. Tetapi ternyata komentar menghakimi atau meremehkan yang mengganggu para ibu juga dialami oleh para ayah.

New York Times mengungkapkan data dari survey nasional di Amerika bahwa, dua tahun belakangan sebanyak 52% dari total laki-laki yang memiliki anak berusia di bawah 13 tahun mengalami dad shaming.

Bentuk perilaku dad shaming ini bisa berupa komentar miring, kritik, bahkan celaan atas pola asuh mereka terapkan. Tidak jarang, dad shaming ini berdampak pada penurunan kepercayaan diri sang ayah dan justru membuatnya selalu khawatir melakukan kesalahan dalam mengemban tanggung jawab.

Hal yang sama rupanya juga banyak terjadi di Indonesia. Seiring berkembangnya zaman dan akses informasi melalui media yang semakin mudah, fenomena dad shaming ini juga semakin sering kita jumpai dalam berbagai bentuk.

Siapa pun bisa saja menjadi pelaku dad shaming: orang tua dan mertua, teman kantor, tetangga, orang tua anak lain, bahkan istri pun bisa menjadi pelaku dad shaming secara sengaja maupun tidak sengaja.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

Baca Juga:

Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?

Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota

Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

Tentu saja penyebabnya bisa banyak hal, mulai dari pandangan pola asuh yang berbeda, hingga faktor narsisme yang membuat pelaku merasa lebih superior dan lebih baik daripada orang lain. Hal ini bisa menyebabkan si ayah tersebut stres atau depresi.

Percaya atau tidak, fenomena “sekadar mengingatkan” yang banyak dianut oleh masyarakat Indonesia menjadi salah satu timbulnya berbagai konflik. Hal ini dikarenakan banyak orang memberikan saran saat tidak diminta dan di waktu yang tidak tepat, sehingga biasanya akan sulit diterima dengan baik.

Apalagi jika saran tak diminta itu berkaitan dengan pola asuh yang sudah disepakati masing-masing pasangan. Misalnya, seseorang yang tidak tahu alasan dan latar belakang kondisi anak memberi saran pada sangat ayah, “Kok anaknya kurusan? Air susu ibunya (ASI) sedikit, ya? Harusnya kamu sebagai ayah bisa membahagiakan istri dan rajin mengajak istri belanja supaya ASInya melimpah.”

Tak bisa dipungkiri saran dan komentar yang dilontarkan orang lain seperti itu membuat jengkel dan menyentil rasa kepercayaan diri. Padahal, orang tersebut tidak tahu perjuangan apa yang telah orang tua lakukan agar anak tetap sehat dan kebutuhan keluarga tercukupi. Bahkan meskipun saran dan komentar tersebut datangnya dari orang tua maupun kerabat dekat sendiri, bukan berarti itu tidak membuat sang ayah kehilangan kepercayaan diri.

Pepatah mengatakan bahwa saat seorang anak terlahir ke dunia, di saat yang sama lahirlah sosok ayah dan ibunya. Dengan kata lain, menjadi ayah dan ibu adalah sebuah hal baru yang akan membutuhkan proses belajar tanpa henti.

Namun, pada kenyataannya banyak sekali orang yang serta-merta merasa lebih tahu dan berhak mengintervensi dalam pola pengasuhan keluarga lain yang berbeda hanya karena mereka memiliki pengalaman lebih dulu dalam hal mengasuh anak.

Faktanya, ilmu pengetahuan terus berkembang dan pola asuh anak pun beragam jenisnya. Dalam hal ini, dad shaming biasanya dilakukan jika sang ayah menerapkan metode belajar yang berbeda dan jarang dijumpai oleh masyarakat pada umumnya. Padahal tidak semua hal yang berbeda berarti salah. Jadi, stop menghakimi pola asuh orang lain. []

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana, terlahir di Indramayu. Alumni Ponpes Putri Al-Istiqomah Buntet Pesantren Cirebon. Berkuliah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon. Jatuh cinta pada kopi dan pantai.

Terkait Posts

Baiti Jannati

Menjawab Problem Ekologi Melalui Konsep Baiti Jannati

5 Februari 2023
Kehidupan Rumah Tangga

Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga

4 Februari 2023
Peran Ayah bagi Anak Perempuan

Fenomena Fatherless dan Peran Ayah bagi Anak Perempuannya

2 Februari 2023
Kesehatan Calon Pasangan

Pentingnya Mengetahui Kesehatan Calon Pasangan Sebelum Menikah

31 Januari 2023
Makanan Penambah Darah

Makanan Penambah Darah untuk Ibu Hamil Berdasarkan Kearifan Lokal Indonesia

26 Januari 2023
Toxic Parents

Toxic Parents dan Akibatnya pada Pengasuhan Anak

26 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Childfree

    Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu We Will Rock You dalam Satu Abad NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

Komentar Terbaru

  • Pemikiran Keislaman di Malaysia dan Indonesia pada 6 Tips Berdakwah Ala Nyai Awanilah Amva
  • Menghidupkan Kembali Sikap Saling Melindungi pada Impak Islamisasi di Malaysia: Tudung sebagai Identiti Muslimah Sejati dan Isu Pengawalan Moraliti Perempuan
  • Harapan Lama kepada Menteri PPPA Baru - Mubadalah pada Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual
  • Menjadi Perempuan Pembaru, Teguhkan Tauhid dalam Kehidupan pada Bagaimana Hukum Menggunakan Pakaian Hingga di Bawah Mata Kaki?
  • Wafatnya Mbah Moen Juga Dirasakan Semua Umat Beragama - Mubadalah pada Fahmina Institute Terapkan Prinsip Mubadalah dalam Organisasi
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist