Mubadalah.id – Kabarnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa nomor 83 tahun 2023, yang berisi dukungan terhadap Palestina. Dalam fatwa ini tertuang bahwa mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atas agresi Israel hukumnya wajib.
Sebaliknya, mendukung Israel dan produk yang dukung Israel hukum haram. Lantas bagaimanakah tanggapan masyarakat Indonesia dengan hal ini, dan seperti apa dampaknya terhadap dunia usaha di Indonesia, salingers yuk kita bahas!
Fenomena Awal Konflik Israel-Palestina
Konflik Israel-Palestina adalah konflik militer yang berlangsung dari abad ke-19 hingga pada abad ke-21. Konflik ini merupakan salah satu konflik terpanjang sekaligus terumit di dunia.
Masalah utama dari konflik Israel-Palestina ini mencakup status kepemilikan Yerusalem, pemukiman Israel, keamanan, hak air hingga hak kebebasan kembali Palestina.
Konflik ini berlangsung selama puluhan tahun dan melibatkan berbagai elemen, termasuk isu wilayah, agama, sejarah dan politik. Beberapa upaya untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina telah ada selama puluhan tahun, namun sampai saat ini masih berujung ricuh. Serangan Israel semakin brutal hingga menewaskan ribuan orang termasuk di antaranya anak-anak dan menyebabkan kerusakan parah di jalur Gaza.
Seperti yang sudah dikemukakan oleh menteri kesehatan Palestina Gaza, yang dikelola Hamas melaporkan pada 6 November bahwa lebih dari 10.000 orang tewas, termasuk 4.100 lebih anak-anak, yang artinya rata-rata satu anak tewas tiap 10 menit.
Perang ini juga mengakibatkan 25.400 orang Gaza dan Tepi Barat terluka, di sisi lain petugas medis, jurnalis dan staf PBB ikut tewas, padahal berdasarkan hukum internasional, pekerja bantuan dan petugas kesehatan serta fasilitas harus dilindungi.
Jumlah korban tewas meningkat dengan begitu cepat; pasokan air, listrik, dan bahan bakar telah diputus. Kini separuh penduduk diminta mengungsi ke wilayah lain.
Dampak Fatwa MUI terhadap Dunia Usaha di Indonesia
Menurut pengamat Ekonomi dan keuangan Syariah dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Muhammad Fany Alfarisi, keputusan MUI mengeluarkan fatwa sebagai bentuk mendukung Palestina itu sudah tepat, kendali jika kita lihat dari sisi ekonomi sebenarnya merupakan keputusan yang sulit.
Dengan adanya pemboikotan produk Israel, sedikitnya turut berdampak kepada para pekerja Indonesia, yang sebelumnya bekerja di perusahaan atau tempat usaha yang terafiliasi mendukung Israel. Karena mungkin saja produktivitas kerja menurun, seiring mulai turunnya permintaan pasar.
Akan tetapi momen ini bisa menjadi sebuah pendorong bagi rakyat Indonesia sendiri untuk mencintai produk dalam negeri dan mengurangi kebutuhan produk impor.
Faktanya produk asing yang ada di Indonesia banyak anak negeri melakukan berbagai produksi seperti kopi, ayam goreng bahkan dari sisi teknologi sekalipun, produk dalam negeri tidak kalah unggul dengan produk luar.
Artinya, boikot produk berafiliasi mendukung Israel ini tidak begitu mengganggu kebutuhan rakyat Indonesia. Hanya saja, produk lokal dengan luar masih kalah dari segi nama atau brand yang kita pakai. Brand global itu berkembang secara signifikan di berbagai kota-kota besar di dunia.
Cintai Produk Dalam Negeri
Dengan adanya fatwa MUI terhadap pemboikotan produk-produk pro-Israel setidaknya akan memberikan pengaruh terhadap rakyat Indonesia untuk lebih mencintai produk dalam negeri sekaligus ikut andil dalam membantu Palestina untuk menekankan serangan Israel terhadap Palestina.
Akan tetapi jika hanya sebagian kecil rakyat Indonesia yang memboikot. Tentu akan berdampak sangat lambat dan kemungkinan kecil akan terwujud.
Perlunya kesadaran bahwa fatwa MUI tersebut bisa seluruh rakyat Indonesia ikuti. Tanpa memandang agama, karena aksi boikot tersebut bukan persoalan klaim agama.
Melainkan soal kemanusiaan, dan sepatutnya orang Indonesia bukan hanya mencukupkan boikot. Akan tetapi segera mengganti produk-produk pro Zionis dengan produk negeri sendiri. Karena momen ini adalah momen yang pas untuk mengajarkan betapa pentingnya mencintai produk karya bangsa sendiri.
Misalnya dengan menggunakan beberapa produk lokal yang daerah-daerah di seluruh Indonesia hasilkan, termasuk UMKM masyarakat sekitar. Dengan begitu, membuat kita akan lebih meningkatkan rasa kecintaan kita kepada produk yang warga lokal hasilkan. []