• Login
  • Register
Rabu, 9 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Dilema Kemanusiaan: Antara Kebakaran California dengan Genosida Palestina

Kita kerap terjebak pada Logikal Fallacy berupa Over Generalisir yang mana bukan berarti seluruh warga AS pro terhadap genosida Palestina

Iqbal Rizkyka Iqbal Rizkyka
19/01/2025
in Publik
0
Kebakaran California

Kebakaran California

942
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – California yang merupakan salah satu negara bagian dari Amerika Serikat mengalami kebakaran. Kebakaran ini terjadi tepatnya di Los Angeles yang terjadi sejak Selasa 7 Januari 2025. Mengutip dari Kompas.com Kebakaran California ini menghanguskan lebih dari 40.000 hektar luas tanah dan menghancurkan lebih dari 12.000 bangunan.

Penyebab pasti kebakaran ini masih dalam proses penyelidikan. Namun dugaan sementara penyebabnya karena hembusan angin Santa Ana yang berkecepatan hingga 100 mph dari pegunungan mendorong kobaran api kearah laut.

Uniknya, kebakaran ini terjadi setelah ungkapan ancaman Presiden terpilih Donald Trump terhadap Hamas yang akan menjadikan Gaza seperti neraka apabila mereka tidak melepaskan para sandera Israel sebelum tanggal 20 Januari.

Tentu saja ancaman tersebut membuat masyarkat dan netizen geram, karena seperti yang kita ketahui di Palestina tepatnya tepi pantai barat Gaza sudah terjadi genosida tanpa henti sejak 7 Oktober 2023. Sejak awal Amerika Serikat merupakan salah negara pendukung utama Israel terhadap Palestina. Lantas setelah ancaman tersebut kebakaran langsung menghembus di Los Angeles.

Banyak komentar netizen bahwa ini merupakan karma berupa azab Allah atas apa yang telah mereka perbuat selama ini. Namun Ironisnya kebakaran yang menyebabkan lebih dari ratusan ribu penduduk diungsikan ini merupakan kawasan wilayah elit yang banyak dihuni oleh artis Hollywood. Sebut saja Paris Hilton, James Woods, Mandy Moore, Tom Hanks, Bella Hadid dan masih banyak lagi.

Baca Juga:

Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

Kebaikan Yang Justru Membunuh Teman Disabilitas

Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina

Two State Solution: Solusi Perdamaian bagi Palestina-Israel atau Tantangan Integritas Nasional Terhadap Pancasila?

Terjebak Logikal Fallacy

Dengan banyaknya kecaman dari warganet, juga ada juga penggiringan opini untuk tidak perlu untuk memberi donasi kepada mereka yang dilanda kebakaran. Meski jika kita bandingkan dengan warga Gaza, para artis ini memiliki banyak aset untuk bisa dapat recovery mandiri. Namun dalam konteks kemanusiaan kita tidak seharusnya tebang pilih untuk memberi bantuan. Jika itu terjadi pada orang dekat atau sekitar kita juga harus menolong.

Kita kerap terjebak pada Logikal Fallacy berupa Over Generalisir yang mana bukan berarti seluruh warga AS pro terhadap genosida Palestina selama ini. Tidak seperti di Indonesia, di AS keputusan yang tidak manusiawi terebut merupakan hanya dominan suara pemerintah. Banyak masyarakat pro kemanusiaan yang menolak keputusan pemerintah AS. Bahkan di antara artis Hollywood tersebut, Tom hanks begitu kuat menyuarakan suara-suara terhadap Palestina.

Wilayah yang mengalami kebakaran ini bukan hanya menghanguskan pemukiman warga lokal dan non muslim saja. Bahkan warga Indonesia juga banyak yang bermukim disana untuk bekerja maupun menempuh pendidikan. Penduduk yang Bergama muslim di California juga banyak, bahkan ada salah satu masjid yang terdampak akibat kejadian ini yakni Masjid At-Taqwa.

Masjid yang telah terbangun selama kurang lebih 20 tahun ini, membuat Jemaah menangis kehilangan. Namun hingga saat ini penggalangan dana sudah mereka lakukan untuk membangun kembali Masjid ini yang diperkirakan mencapai 500.000 USD (Kurang lebih 8 Milyar rupiah).

Refleksi

Fenomena ini sebenarnya dapat menjadi ajang refleksi untuk kita semua. Yang mana bencana tidak akan memandang apapun status sosial, agama, maupun afiliasi kita. Begitupun dalam hal membicarakan kemanusiaan. Kita harus melepaskan sekat-sekat agama maupun status sosial yang mana setiap manusia merupakan korban dari bencana ini.

Bahkan Islam sendiri begitu lantang untuk mengajarkan peri kemanusiaan (humanisme) meski terhadap orang yang beda agama bahkan musuh sekalipun. Hal ini seperti yang Habib Husein Ja’far al-Haddar ungkapkan dalam konten Youtubenya di Jeda Nulis

“Islam mendidik kita untuk membenci perbuatan maksiat seseorang, bukan berarti harus membenci manusianya”. Sontak pernyataan tersebut relevan untuk kita agar untuk memberikan pesan dan perbuatan yang baik meski sebelumnya kita kerap mendapatkan perbuatan yang kurang nyaman.

Lantas apa yang mesti kita lakukan untuk ke depan? Tentu, di samping tetap menyuarakan hak-hak kemanusiaan terhadap warga Palestina, kita juga tetap membantu warga yang terdampak korban pada kebakaran di AS.

Seperti Uya Kuya dan keluarganya, memberi bantuan makanan dan paket sembako pada warga yang terdampak. Meski kawasan rumah anak mereka Cinta Kuya dan Nino tidak terdampak. Namun mereka tetap berantusias memberi bantuan pada siapapun korban dari bencana tersebut.

Doa Terbaik

Jika hal terebut tidak dapat kita lakukan, kita bisa melakukan tutur berempati dan memberi doa terbaik untuk mereka. Sembari juga mendoakan yang terbaik untuk warga Palestina yang tak henti mengalami tembakan.

Selain itu salah satu kabar baik, Gencatan senjata permanen sepakat dilakukan oleh Hamas dan Israel berlaku sejak 19 Januari. Pernyataan ini diumumkan oleh Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani selaku mediator pada Rabu 15 Januari 2025.

Sudah seharusnya kita menyikapi secara berpikir jernih adil terhadap setiap fenomena terjadi. Bahkan untuk kasus kebakaran di California ini kita harus menerapkan standar ganda karena mereka pro terhadap penyerangan Israel.

Namun sejatinya kerap kita lakukan selama ini menganggap bahwa penduduk negara seperti di Amerika Serikat hanya terdiri dari orang non muslim saja. Melainkan juga banyak warga muslim, dan meski mayoritas non muslim dalam kemanusiaan siapapun manusia wajib kita turut berempati dan membantu sebagai bentuk Hifzul Nafs. []

Tags: DonasiGencatan SenjataGenosidaKebakaran CaliforniakemanusiaanPalestina
Iqbal Rizkyka

Iqbal Rizkyka

Iqbal Rizkyka salah satu mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Bukittinggi. Biasa menulis hal-hal tentang filsafat, pemikiran, sosial, budaya, sejarah, dan lain-lain

Terkait Posts

Melawan Perundungan

Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan

9 Juli 2025
Nikah Massal

Menimbang Kebijakan Nikah Massal

8 Juli 2025
Intoleransi di Sukabumi

Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

7 Juli 2025
Retret di sukabumi

Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

7 Juli 2025
Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perempuan Lebih Religius

    Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengebiri Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan
  • Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah
  • Mengebiri Tubuh Perempuan
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID