Mubadalah.id – Membaca doa kemalaman di perjalanan merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw.
Selanjutnya, dengan membaca doa kemalaman di perjalanan, semoga kita tetap mendapat perlindungan dan keselamatan dari Allah SWT.
Menurut Ibu Nyai Hj. Masriyah Amva, salah satu ulama perempuan KUPI dan juga pengasuh Pondok Pesantren Jambu al-Islamy, Cirebon, memberikan bacaan doa kemalaman di perjalanan.
Doa Kemalaman di Perjalanan
Berikut lafal doanya, seperti termaktub dalam buku Indahnya Doa Rasulullah Bagiku karya Ibu Nyai Hj. Masriyah Amva.
يَا أَرْضُ ربِّي وَربُّكِ اللَّه، أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شرِّكِ وشَرِّ ما فِيكِ، وشر ماخُلقَ فيكِ، وشَرِّ ما يدِبُّ عليكِ، وأَعوذ باللَّهِ مِنْ شَرِّ أَسدٍ وَأَسْودٍ، ومِنَ الحيَّةِ والعقربِ، وَمِنْ سَاكِنِ البلَدِ، ومِنْ والِدٍ وَمَا وَلَد
Ya ardhu rabbi wa rabbukillahu a’uzu billahi min syarriki wa syari ma fiki wa syarri ma khuliqa fiki wa syari ma yadubbu ‘alaiki wa a’uzu billahi min syarri asadin wa aswadin wa minal hayyati wal ‘aqrabi wa min sakinil baladi wa min walidin wa ma walada.
Artinya : Wahau bumi, Tuhanmu dan Tuhanku adalah Allah. Aku berlindung kepada Allah dari segala kejahatanmu, kejahatan yang Engkau ciptakan dalam jasad mu, kejahatan binatang yang melata di atasmu. Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan binatang buas, ular, kalajengking dan dari penghuni tempat, dari iblis dan setan.
Ibu Nyai Hj. Masriyah Amva menyampaikan bahwa doa ini berasal dari hadis yang bersumber dari riwayat Abdullah bin Umar RA. Beliau berkata doa ini selalu dibaca oleh Rasulullah SAW apabila beliau kemalaman di perjalanan.
Sementara itu, sekilas biografi Nyai Hj. Masriyah Amva, lahir di Babakan, Ciwaringin, Cirebon pada 13 0ktober 1961. Ia adalah seorang ulama perempuan penulis, penyair, spiritualis dan pimpinan Pondok Pesantren Jambu al-Islamy, Babakan, Ciwaringin, Cirebon.
Selanjutnya, Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) tahun 2017, yang terlaksana di Pondok Pesantren yang pimpinannya Nyai Masriyah. Tidak ada satu catatan di dalam sejarah bahwa ulama perempuan pernah melakukan kongres sebelumnya, baik di Indonesia maupun dunia. Rul)