• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Apa Benar Dosa Istri Ditanggung Suami?

Mubadalah Mubadalah
24/09/2016
in Kolom
0
dosa istri ditanggung suami

dosa istri ditanggung suami

756
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Aku baru saja menerima posting seorang teman yang sedang gundah. Tentang “Renungan Pagi” di sebuah grup wa. Bahwa dosa-dosa istri itu akan ditanggung suami sepenuhnya kelak di akhirat. Bahwa ucapan mempelai laki-laki saat akad: “Ya saya terima nikahnya” adalah bentuk penerimaan tanggung-jawab sepenuhnya atas perempuan yang dinikahinya. Termasuk dosa-dosanya. Apa benar dosa istri ditanggung suami?

Lalu, adalah tugas suami untuk terus mengontrol dan memastikan agar istri tidak berbuat dosa sepanjang hidup. Jika tidak, maka setiap dosa yang dilakukan istri akan menjadi beban suami di akhirat. Karena itu, wajib bagi istri untuk selalu taat pada suami, sebagaimana taat pada Allah dan Rasul-Nya.

Sejauh pengetahuanku mengenai dasar-dasar Islam, hal demikian adalah sangat keliru. Karena prinsip dasar dalam Islam, pahala dan dosa adalah tanggung-jawab masing-masing yang melakukanya. Tidak bisa ditimpakan kepada siapapun.

Tentu saja jika ada orang yang berbuat dosa, terutama orang dekat, kita berkewajiban mengingatkan dan mengajaknya kembali. Sebatas itu. Ini juga berlaku bagi suami kepada istri. Juga istri kepada suami. Jika tetap berbuat dosa, ya ditanggung sendiri oleh pelakunya. Bukan oleh suaminya, atau istrinya. Tidak. Sama sekali tidak.

Setidaknya ada dua pertimbangan dari al-Qur’an mengenai tanggung-jawab individual ini. Pertama, Al-Qur’an telah menegaskan dalam surat an-Najm (53: ayat 38 dan 39), bahwa setiap orang tidak dibebani dosa orang lain, karena masing-masing orang memperoleh dari apa yang dilakukanya saja. Surat al-Muddatsir (74: 38) juga menegaskan bahwa setiap jiwa, masing-masing, akan diminta tanggung jawab atas apa yang dilakukanya. Sementara surat al-An’am (6: 94) menggambarkan bahwa kebangkitan di akhirat akan bersifat individu (furada), masing-masing mempertanggung-jawabkan sendiri.

Baca Juga:

Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

Yang Terjadi Jika Miskin, Tapi Ngotot Menikah

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Kedua, deskripsi yang lebih hidup digambarkan al-Qur’an dalam surat at-Tahrim (66: 10-11) mengenai kisah orang terdahulu. Ada dua orang perempuan yang tidak beriman, padahal suami keduanya adalah seorang Nabi. Yaitu istri Nabi Nuh as dan istri Nabi Luth as. Kelak di akhirat, suaminya tidak bisa menyelamatkan mereka, dan dosa mereka juga tidak dibebankan kepada suami mereka. Juga mengenai istri yang beriman sementara suami yang justru tidak beriman. Yaitu Siti Asia istri Raja Fir’aun Mesir, yang juga dibebaskan dari tanggung-jawab perbuatan suaminya.

Dengan demikian, ketaatan istri pada suami juga tidak bersifat mutlak. Ia hanya berlaku untuk hal-hal yang benar di sisi Allah dan baik untuk kehidupan rumah tangga. Jika demikian, secara resiprokal, maka suamipun harus taat pada permintaan istri tentang hal-hal yang benar di sisi Allah Swt dan baik untuk rumah tangga. Inilah esensi dari keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah. Yaitu, saling mendukung dan saling mengingatkan. Bukankah sifat orang-orang beriman (al-‘Asr, surat ke-103) adalah mereka yang saling menasihati mengenai kebenaran dan kesabaran?

Tags: Dosa IsteriDOsa isteri tidak ditanggung suamikeluarga
Mubadalah

Mubadalah

Portal Informasi Popular tentang relasi antara perempuan dan laki-laki yang mengarah pada kebahagiaan dan kesalingan dalam perspektif Islam.

Terkait Posts

COC

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

18 Juli 2025
Penindasan Palestina

Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

18 Juli 2025
Mengantar Anak Sekolah

Mengantar Anak Sekolah: Selembar Aturan atau Kesadaran?

18 Juli 2025
Kehamilan Perempuan

Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

18 Juli 2025
Sirkus

Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

17 Juli 2025
Disabilitas dan Kemiskinan

Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 

17 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID