Mubadalah.id – Beberapa hari lalu, negara kita merayakan pelatikan presiden dan wakil presiden baru. Kemudian diikuti dengan pelantikan menteri dan jajaran setingkat menteri oleh presiden terpilih. Acara tersebut jelas mendapat antusiasme masyarakat sebab nama-nama yang presiden lantik akan turut menentukan arah bangsa.
Dari nama-nama yang ada, publik terkejut dengan nama-nama tokoh, baik yang sudah akrab, terkenal maupun yang masih asing. Beberapa di antaranya, masih ada pula nama-nama tokoh lama yang turut menghiasi kabinet baru yang diberi nama ‘Kabinet Merah Putih’.
Hal lain yang menyorot perhatian adalah, adanya beberapa tokoh perempuan dalam jajaran kabinet. Hal ini menjadi bukti bahwa keterlibatan perempuan turut dipertimbangkan bahkan dalam urusan kenegaraan.
Kabinet Merah Putih yang Presiden Prabowo Subianto lantik pada 20 Oktober lalu, mengumumkan adanya 7 menteri koordinator (menko), 41 menteri, 59 wakil Menteri, dan 5 pejabat setingkat Menteri.
Dari nama-nama tersebut, rupanya ada 14 tokoh perempuan yang masuk dalam jajaran Kabinet Merah Putih. Yakni 5 perempuan menduduki jabatan Menteri,dan 9 perempuan menduduki jabatan Wakil Menteri. Dari 14 nama tersebut, tentu kita semua sudah tidak asing dengan nama Sri Mulyani yang lagi-lagi presiden percaya sebagai Menteri Keuangan.
Menilik Kiprah Ibu Sri Mulyani
Kiprah Ibu Sri Mulyani ini sudah terakui oleh presiden-presiden sebelumnya. Yakni beliau pernah menerima amanat menjadi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas pada era Presiden SBY. Hingga kemudian menjadi Menteri Keuangan saat perombakan kabinet Presiden SBY.
Ibu Sri Mulyani kembali menjadi Menteri Keuangan selama dua periode Pemerintahan Presiden Joko Widodo. Lalu saat ini, beliau ditunjuk kembali menjadi Menteri Keuangan di Kabinet Presiden Prabowo Subianto.
Kiprah panjang Ibu Sri Mulyani dalam urusan pemerintahan ini menjadi salah satu bukti bahwa perempuan mempunyai kemampuan yang setara dengan laki-laki. Selain itu menjadi wujud keterwakilan perempuan sebagai penentu kebijakan.
Selain Ibu Sri Mulyani, tokoh-tokoh perempuan yang dilantik dalam Jajaran Kabinet Merah Putih, ialah: Meutya Hafid sebagai Menteri Komunikasi dan Digital. Rini Widyantini sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Widiyanti Putri Wardhana sebagai Menteri Pariwisata. Arifatul Choiri Fauzi sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
Selain itu ada Sembilan Wakil Menteri yang terwakili oleh perempuan. Yakni: Ribka Haluk sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri. Ni Luh Puspa sebagai Wakil Menteri Pariwisata, Veronoca Tan sebagai Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Christina Aryani sebagai Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran/BP2MI, Stella Christie sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi.
Lalu ada Dyah Roro Esti Widya Putri sebagai Wakil Menteri Perdagangan. Isyana Bagoes Oka sebagai Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Diana Kusumastuti sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), dan Irene Umar sebagai Wakil Menteri Ekonomi Kreatif.
Melihat Eksistensi Perempuan Indonesia
Eksistensi perempuan Indonesia dalam kabinet pemerintahan sebenarnya sudah terakui pula sejak era presiden-presiden sebelumnya. Pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo terdapat 9 Menteri perempuan, pada era pemerintahan Presiden Soekarno terdapat dua menteri perempuan. Lalu pada era pemerintahan Presiden Soeharto terdapat 9 menteri perempuan dengan dua menteri yang ditetapkan pada masa peralihan Soeharto ke B.J. Habibie.
Kemudian pada era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid Alias Gus Dur, terdapat 2 menteri perempuan. Di mana pada saat itu pula Megawati Soekarnoputri terpilih menjadi Wakil Presiden (Wapres) perempuan pertama. Lalu, pada masa pemerintahan Presiden Megawati terdapat dua menteri perempuan.
Hadirnya peran perempuan dalam tatanan pemerintahan, harusnya menjadi pengingat bahwa patriarki terhadap anak perempuan di negeri ini harusnya sudah sirna. Perempuan-perempuan Indonesia sejak zaman dahulu sudah menunjukkan kualitasnya.
Kita tahu seorang Malahayati yang berhasil menjadi panglima laut dan memimpin perang di Aceh. Kemudian ada pula Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, hingga sosok Kartini. Perempuan berhak mengisi panggung apa saja dengan kemampuannya, dan menjadi tantangan besar untuk semua pihak di sekitarnya dalam mendukung potensi yang ada dalam diri anak perempuan.
Eksistensi menteri-menteri perempuan dari satu era presiden ke era presiden berikutnya menunjukan bukti bahwa perempuan mampu bersaing, dan berhasil atas kepemimpinannya. Tak hanya Ibu Sri Mulyani, nama-nama tokoh perempuan yang ada di Kabinet Merah Putih saat ini adalah sosok-sosok hebat di bidangnya masing-masing.
Misalnya, Ibu Meutya Hafid yang saat ini presiden tunjuk menjadi Menteri Komunikasi Dan Digital. Dia adalah seorang jurnalis hebat yang bahkan pernah mengalami tragedi penyanderaan bersama juru kamera Budiyanto, saat bertugas di Irak 18 Februari 2005. Lalu terbebaskan tiga hari setelahnya. Maka, jangan heran jika perempuan-perempuan Indonesia juga sumber daya hebat yang berhak kita beri kesempatan. []