Mubadalah.id – Ibu hamil mana yang tidak ingin merasakan persalinan dengan pengalaman minim trauma? Saya pribadi sewaktu mengandung Kafa bercita-cita ingin bisa melahirkan tanpa ada drama yang menakutkan secara pervaginam atau masyarakat umum bilang lahiran normal. Padahal sesungguhnya melahirkan secara caesar pun normal dan bisa dilakukan dengan minim trauma selama ada persiapan yang matang.
Sewaktu saya belum menikah, sering sekali saya mendengar bahwa melahirkan itu sakit dan bisa menghadirkan trauma yang berbeda bagi setiap ibu yang sedang berjuang di ruang persalinan. Bahkan trauma persalinan pun bisa berlanjut ke jenjang yang lebih serius seperti Baby Blues Syndrome.
Al-Qur’an pun menjelaskan bahwa perempuan mengalami masa yang tidak mudah ketika hamil dan melahirkan dalam teks “hamalathu ummuhu kurha, wawadlo’athu kurha” pada surah al-Ahqaf ayat 15 yang artinya “Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula)”. Tidak hanya itu, bahkan Sayyidah Maryam pun merasakan sakit dan bersandar pada pohon kurma ketika masa persalinannya tiba (QS. Maryam ayat 23).
Tetapi tahu kah kamu? Ternyata seiring berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia, maka berkembang pula ilmu kesehatan di dunia kebidanan yang dapat diterapkan untuk para ibu bersalin agar dapat merasakan persalinan dengan minim trauma. Empat Bidan Fenomenal Penolong Persalinan Minim Trauma
Bidan Lanni Kuswandi
Siapa yang tidak mengenal Ibu Lanni Kuswandi, pelopor hypnobirthing di Indonesia dan penulis buku Keajaiban Hypnobirthing. Sebuah teknik persalinan yang digunakan untuk membantu ibu hamil yang sedang menjalani persiapan untuk masa persalinannya dengan menggunakan self-hypnosis disertai dengan teknik relaksasi agar dapat mengurangi persepsi akan ketakutan, kecemasan, dan rasa sakit saat melahirkan.
Teknik ini digunakan oleh Ibu Lanni di Pro-V Clinic Holistic Health Care didasarkan dengan teori bahwa setiap perempuan mempunyai potensi untuk menjalankan proses hamil dan melahirkan secara alami, tenang, nyaman, bahkan tanpa rasa sakit.
Bahkan pada praktiknya, metode ini mampu membantu ibu bersalin secara nyaman dan minim trauma dengan perineum utuh apabila sang ibu bersalin benar-benar memberdayakan dirinya secara optimal selama masa mengandung.
Bidan Yessie Aprillia
Bidan Yessie Aprilia juga menjadi salah satu praktisi dan trainer hypnobirthing and gentle birth di Indonesia. Bidan Yessie sering memberikan edukasi terkait tips-tips melahirkan minim trauma di web ataupun akun instagram yang dikelolanya yaitu Bidan Kita. Selain edukasi, beliau juga sering mencontohkan gerakan yoga khusus untuk ibu hamil agar tubuh ibu hamil dan janin dapat selaras dan senantiasa sehat sehingga siap ketika masa persalinan tiba.
Saya pribadi sewaktu hamil beberapa kali mengikuti sesi live instagram Bidan Yessie, membaca bukunya yang berjudul Bebas Takut Hamil dan Melahirkan, juga mengikuti gerakan yoga di akun youtube-nya. Hal ini menurut saya memang sangat membantu apalagi jika mengingat saat itu adalah masa kehamilan dan persalinan pertama saya.
Bidan Mugi
Ibu Mugi Rahayu merupakan seorang bidan yang dikenal dengan penggagas metode Persalinan Maryam. Persalinan ini dikonsep secara islami berdasarkan pengalaman persalinan Sayyidah Maryam dan juga disebut oleh para ibu bersalin yang dibantu oleh Ibu Mugi sebagai persalinan yang minim trauma. Ibu Mugi biasanya memberikan edukasi terkait nutrisi sunnah dan juga senam Maryam yang gerakannya didasarkan dari gerakan salat, serta persiapan psikis.
Teknik Persalinan Maryam memiliki persiapan psikis dengan konsep tidak perlu mengkhawatirkan rasa sakit dan melahirkan keshalihan. Ibu hamil juga bisa memilih posisi bersalinnya sesuai dengan ritme dan gerakan tubuh ibu dan janin saat bersalin baik itu berbaring, jongkok, posisi miring, bersujud, ataupun menungging sesuai kondisi yang diinginkan oleh sang ibu bersalin.
Bidan Novel
Terakhir adalah Bidan Novelita Damanik yang kini sedang hits menjadi buah bibir para ibu hamil lantaran unggahan di media sosialnya yang menampilkan pasiennya yang sedang dalam proses melahirkan namun tidak terlihat sedikit pun gurat kesakitan.
Bahkan hanya dengan metode Tiup-Tiup, sang ibu bersalin mampu melahirkan anaknya sebelum proses merias wajahnya selesai tanpa ada ejanan sekalipun. Tentu pengalaman ini merupakan pengalaman personal yang minim trauma bagi sang ibu bersalin.
Terlepas dari siapa yang paling fenomenal diantara keempat bidan penolong persalinan minim trauma yang sudah disebutkan di atas, ada satu konsep yang sama pada metode persalinan yang diterapkan oleh keempat bidan tersebut dalam mewujudkan persalinan minim trauma yaitu adanya pemberdayaan diri sejak masa kehamilan, menyeleraskan tubuh dengan gerakan janin serta adanya peran suami yang senantiasa hadir sejak masa pra kehamilan hingga melahirkan. []