Sabtu, 27 Desember 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

    sikap ambivalen

    Julia Suryakusuma Soroti Ancaman Kekerasan Seksual dan Sikap Ambivalen terhadap Feminisme

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Taubat Ekologis

    Saatnya Taubat Ekologis dan Kembalikan Sakralitas Alam

    Perempuan Disabilitas

    Kasus Gowa dan Rapuhnya Perlindungan bagi Perempuan Disabilitas

    Era Scroll

    Hidup di Era Scroll: Masihkah Kita Memiliki Fokus Utuh?

    Ikan Asin

    Mengubah Limbah Ikan Asin Menjadi Pakan Mandiri

    Parenting Anxiety

    Parenting Anxiety: Ketika Mengasuh Anak Berada di Bayang-bayang Parenting Goals

    Perempuan Disabilitas Berlapis

    Diskriminasi Berlapis Perempuan Disabilitas di Negara yang Belum Inklusif

    Agus Buntung

    Menulis Terminologi “Agus Buntung” Di Media Online, Inklusikah? 

    Tambang Ilegal

    Tambang Ilegal: Kejahatan Ekologi yang Menghancurkan Alam dan Keselamatan Rakyat

    Manunggaling Kawula Gusti

    Manunggaling Kawula Gusti, Pengakuan Inklusivitas dalam Sufisme Jawa

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

    sikap ambivalen

    Julia Suryakusuma Soroti Ancaman Kekerasan Seksual dan Sikap Ambivalen terhadap Feminisme

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Taubat Ekologis

    Saatnya Taubat Ekologis dan Kembalikan Sakralitas Alam

    Perempuan Disabilitas

    Kasus Gowa dan Rapuhnya Perlindungan bagi Perempuan Disabilitas

    Era Scroll

    Hidup di Era Scroll: Masihkah Kita Memiliki Fokus Utuh?

    Ikan Asin

    Mengubah Limbah Ikan Asin Menjadi Pakan Mandiri

    Parenting Anxiety

    Parenting Anxiety: Ketika Mengasuh Anak Berada di Bayang-bayang Parenting Goals

    Perempuan Disabilitas Berlapis

    Diskriminasi Berlapis Perempuan Disabilitas di Negara yang Belum Inklusif

    Agus Buntung

    Menulis Terminologi “Agus Buntung” Di Media Online, Inklusikah? 

    Tambang Ilegal

    Tambang Ilegal: Kejahatan Ekologi yang Menghancurkan Alam dan Keselamatan Rakyat

    Manunggaling Kawula Gusti

    Manunggaling Kawula Gusti, Pengakuan Inklusivitas dalam Sufisme Jawa

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Etika Sufi Ibn Arabi (2): Mendekati Tuhan dengan Merawat Alam

Ibn Arabi melarang untuk melakukan perbuatan yang sia-sia (al-‘abats) terhadap seluruh yang ada, baik kepada benda-benda mati, tumbuhan, maupun binatang

Ali Yazid Hamdani Ali Yazid Hamdani
21 September 2023
in Hikmah
0
Etika Sufi Ibn Arabi

Etika Sufi Ibn Arabi

996
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setelah mengenal apa itu etika sufi melalui tesmak Ibn Arabi, kali ini akan meneropong bagaimana konsepsi itu mewujud dalam wacana ekologis.

Saat ini bukan hanya arus teknologi saja yang semakin maju, banjir informasi adalah konsekuensi logis yang tidak lepas dari kemajuan yang terjadi. Pabrik-pabrik juga semakin banyak, gedung-gedung mencakar langit juga tidak kalah meramaikan, pembangunan demi pembangunan semakin gencar, hutan-hutan semakin mengalami pengurangan.

Hal ini berdasarkan laporan Badan Pusat Statisik menyatakan bahwa luas hutan selama lima tahun terakhir (2017-2021) di Kalimantan, Papua dan Sumatra berkurang seluas 1.575.442 ha, sementara penambahan luas hutan di Bali-Nusa Tenggar, Sulawesi, Jawa, dan Maluku seluas 619.185 ha. Angka tersebut sebanding dengan 0,5 % dari total luas daratan Indonesia.

Belum lagi penggusuran lahan yang juga marak terjadi. Sebagaimana dalih yang sudah-sudah adalah “demi kesejahteraan rakyat  dan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat”.

Sungguh tidak berlebihan jika ada yang bilang, “tanam jagung yang tumbuh gedung, tanam padi yang tumbuh malah industri” hal demikian benar adanya.

Bukan bermaksud apapun, apalagi hendak menolak pembangunan, sungguh sama sekali tidak. Sejauh pembangunan itu membawa kemaslahatan dan kesejahteraan bagi manusia, mengapa harus menolaknya?

Hanya saja, yang sangat saya sayangkan adalah dalih pembangunan yang mengeksploitasi alam secara berlebihan. Alih-alih untuk mensejahterakan, justru yang terjadi malah memunggungi kesejahteraan itu sendiri, yang melahirkan krisis baru berupa krisis lingkungan. Hal demikian secara terang dapat merugikan kita saat ini, dan anak cucu kita nantinya.

Gejala Paradigma Antroposentris

Salah satu sebab dari krisis lingkungan ini karena bersumber dari paradigma berpikir manusia yang bercorak antroposentris. Sebuah pemahaman di mana manusia menjadikan dirinya sebagai pusat kehidupan dari alam. Seolah-olah ia memiliki hak kuasa penuh atas alam, sehingga mampu berbuat seenaknya, menjadikan alam sebagai sarana untuk memperkaya dirinya, tanpa memikirkan dan mempertimbangkan akibat-akibat yang akan muncul di kemudian hari.

Degradasi moral tidak terelakkan, manusia semakin kehilangan jati diri kemanusiaannya, padahal Allah menjadikan manusia sebagai pengganti-Nya (Khalifah fil ard) di bumi. Tujuannya untuk memelihara dan menjaga bumi sebaik mungkin dan sebagaimana seharusnya.

Ibn Arabi juga turut memberikan paradigma alternatif bagaimana mencitai Tuhan dengan cara merawat alam, dengan kata lain, sebuah konsep ekologis yang menitik-beratkan pada pelestariaan alam melalui pendekatan nilai-nilai agama. Setidaknya konsepsi eko-teologi Ibn Arabi dalam tesmak etika sufi ini masih berpijak pada prinsip wahdat al-wujud-nya.

Ekologi Sufi

Dari konsep wahdat al-Wujud-nya mewujud dalam bentuk etika lingkungan. Masih berpegang teguh pada prinsip kesatuan yang beragam bahwa “segala sesuatu berasal dari dan kembali kepadaNya”. Karena alam / kosmos merupakan cermin Tuhan. Pada hakikatnya wujud alam adalah wujud Tuhan, makanya alam itu indah.”

Secara ontologis alam dan seisinya adalah milik Allah secara mutlak, dan secara metaforis adalah milik manusia. Maka dari itu, manusia memiliki hak-hak yang terbatas terhadap alam. Bagi Ibn Arabi dalam karya magnum opus-nya yang berjudul al-Futuhat al-Makkiyah memaparkan bahwa hak-hak manusia atas alam tiada lain hanyalah untuk melanjutkan keberlangsungan hidup manusia itu sendiri, tidak lebih.

Karena menurutnya manusia sebagai khalifah fil ard adalah untuk memelihara dan menjaga kelestarian alam. Manusia hanya sebagai pengganti Tuhan, yang hanya boleh memegang (memanfaatkan seperlunya) sesuatu itu, tapi bukan untuk memilikinya. Dengan kata lain, semua hanyalah titipan dariNya. Ibn Arabi menyebut hak ini sebagai milk amanah.

Kepemilikan secara metaforis atas bumi ini adalah bentuk ujian bagi manusia. Agar mereka berhasil dalam ujiannya, maka ia harus bisa membaca tanda-tanda atau ayat-ayat alam dari Sang Maha Pengatur alam tunjukkan. Baik melalui ayat qauliyah maupun kauniyahNya. Salah satu cara untuk bisa membacanya adalah harus memiliki ilmu. Lalu mengamalkannya dalam wujud perlakuan yang benar terhadap alam dan lingkungannya berdasarkan syara’.

Kasih Sayang pada Semua

Ibn Arabi melarang untuk melakukan perbuatan yang sia-sia (al-‘abats) terhadap seluruh yang ada, baik kepada benda-benda mati, tumbuhan, maupun binatang. Ia pernah berkata dalam karyanya yang lain sebagaimana dikutip Mukhlisin (2019: p. 237):

“Janganlah kamu mencabut tumbuhan, jangan pula merusak sistem dan aturan secara sia-sia, tanpa ada suatu kepentingan bagi binatang, berupa memberikan manfaat ataupun mencegah bahaya. Demikian pula jangan memindahkan batu dari tempatnya dengan sia-sia”. Ibn Arabi menyadari bahwa jika saja itu dilakukan maka akan merusak tatanan sistem yang berlaku.”

Dalam konteks ini, terdapat sikap lain yang harus menyertai, yakni kasih sayang. Ia mengingat akan pentingnya kasih sayang terhadap seluruh mahlukNya, semuanya memiliki manfaat atas yang lain. Untuk menyokong itu, ia berargumen dengan memberikan dua contoh tentang dua orang yang mendapat pengampunan dosa lantaran perhatian dan pertolongannya kepada binatang. Yang satu tentang seorang pelacur yang memberi minum anjing, yang satu lagi sebuah riwayat yang Ibn Arabi terima dari Al-Hasan al-Wajih.

Antara Allah, Manusia, dan Alam

Dalam konsep persahabatan Ibn Arabi bukan hanya berlangsung antara sesama manusia, atau hanya tentang antara manusia dan Tuhan, tetapi antara manusia dengan alam, seperti tumbuhan maupun hewan, baik yang berstatus miliknya atau bukan.

Jika terdapat seseorang yang berteduh di bawah pohon karena lelah atau apapun. Itu merupakan persahabatan. Sehingga jika suatu saat pohon itu layu, maka orang itu memiliki kewajiban untuk menyiramnya. Dan itu karena persahabatan yang terjalin, bukan karena pamrih dirinya.

Ketersalingan manusia, alam dan Tuhan yang erat. Melalui konsepnya yang bercorak teosentris dan teomorfis menjadikan hubungan antara alam, manusia, dan Tuhan tumbuh harmonis. Semua itu merupakan satu-kesatuan tidak terpisahkan yang mengakar pada satu wujud.

Karena itu alam dan manusia tidak tercerai-beraikan dari prinsip metafisis wujud tunggal (wahdat al-wujud) tadi. Dengan meyakini bahwa “Segala seusatu berasal dari dan akan kembali kepada Tuhan”. Maka muncullah kesadaran bahwa hanya Tuhan lah Sang pemilik segalanya.

Dari sekelumit penjelasan di atas, buah pikiran Ibn Arabi yang progresif tidak akan pernah usang dan membawa angin segar bagi kita. Gagasan semacam ini harus terus digali agar menemukan relevansi dan kontribusinya hingga mampu dikontekstualisasikan dengan problematika saat ini.

Ibn Arabi dengan gagasan wahdat wujudnya melalui kerangka etika sufi menjadi salah satu paradigma alternatif bagi manusia untuk bertindak lebih bijaksana dan arif dalam memaknai alam. Sehingga lahir benih-benih penghormatan terhadap alam dan menyadari bahwa alam merupakan tajalli Tuhan yang juga patut kita jaga lestarinya. Wallahu A’lam bi al-shawab. (Bersambung)

Tags: Etika Sufi Ibn ArabifilsafatislamSufitasawuf
Ali Yazid Hamdani

Ali Yazid Hamdani

Ia aktif menulis esai, suka beropini, dan sesekali berpuisi.

Terkait Posts

Toleransi dalam Islam
Buku

Buku Toleransi dalam Islam: Membaca Ulang Makna Natal dalam Islam

26 Desember 2025
Keadilan Hakiki
Publik

Perspektif Keadilan Hakiki bagi Perempuan Hadirkan Islam yang Membebaskan

25 Desember 2025
Biologis Perempuan
Publik

Islam Memuliakan Kondisi Biologis dan Sosial Perempuan

24 Desember 2025
Ratu Saba'
Figur

Ratu Saba’ dan Seni Memimpin ala Perempuan

24 Desember 2025
Keulamaan Perempuan dalam
Publik

Jejak Panjang Keulamaan Perempuan dalam Sejarah Islam

20 Desember 2025
Kepemimpinan Perempuan
Publik

Apakah Islam Mengenal Kepemimpinan Ulama Perempuan?

19 Desember 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Taubat Ekologis

    Saatnya Taubat Ekologis dan Kembalikan Sakralitas Alam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Gowa dan Rapuhnya Perlindungan bagi Perempuan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diskriminasi Berlapis Perempuan Disabilitas di Negara yang Belum Inklusif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengubah Limbah Ikan Asin Menjadi Pakan Mandiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hidup di Era Scroll: Masihkah Kita Memiliki Fokus Utuh?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Saatnya Taubat Ekologis dan Kembalikan Sakralitas Alam
  • Kasus Gowa dan Rapuhnya Perlindungan bagi Perempuan Disabilitas
  • Hidup di Era Scroll: Masihkah Kita Memiliki Fokus Utuh?
  • Mengubah Limbah Ikan Asin Menjadi Pakan Mandiri
  • Parenting Anxiety: Ketika Mengasuh Anak Berada di Bayang-bayang Parenting Goals

Komentar Terbaru

  • dul pada Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan
  • Refleksi Hari Pahlawan: Tiga Rahim Penyangga Dunia pada Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto
  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Account
  • Home
  • Khazanah
  • Kirim Tulisan
  • Kolom Buya Husein
  • Kontributor
  • Monumen
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Rujukan
  • Tentang Mubadalah
  • Zawiyah
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID