• Login
  • Register
Rabu, 29 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Film Hamid tentang Cinta, Ketulusan dan Kemanusiaan

Perjuangan Hamid nyatanya tidak hanya mencari sang ayah, namun ia juga mengunjungi tempat kerja sang ayah, dan sambil ikut serta mengerjakan kapal yang pernah ayahnya buat

Muallifah Muallifah
08/06/2022
in Film
0
Film Hamid

Film Hamid

168
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Film Hamid merupakan film yang penuh dengan pelajaran hidup. Yang mengisahkan tentang anak kecil berumur 7 tahun yang ditinggal mati ayahnya. Sialnya, Hamid hidup penuh sebatang kara, dengan kemiskinan akut. Penasaran? Simak kisah berikut.

Pernahkah kita berpikir tentang kapan ayah dan ibu akan mendahului kita? Atau justru kita yang paling awal mendahului orang tua? Pertanyaan itu kadang terbesit dalam pikiran dan membuat overthinking berlebihan. Biasanya, yang paling kita pikirkan adalah, bagaimana kabar kita di masa depan ketika tiba-tiba kehilangan orang tua? Bagaimana dengan anak yang sejak kecil sudah kehilangan orang tua? Gambaran inilah yang terekam dalam Film Hamid.

Begitulah kisah Hamid dalam Film Hamid. Anak kecil yang berumur 7 tahun ditinggal ayahnya. Latar belakang cerita dalam Film Hamid tersebut yakni sebuah perkampungan di Kashmir (India). Ayahnya (Rehmat) adalah seorang pembuat kapal. Hidup dalam kemiskinan, masa kecilnya dihabiskan untuk bermain dan belajar. Namun, Hamid lebih menyukai bermain daripada belajar.

Suatu malam, ayahnya pulang dari tempatnya bekerja. Di tengah perjalanan, ia dicegat oleh kelompok tentara India. Sesampainya di rumah, Hamid merengek kepada ayahnya karena mainan yang diimpikannya tidak dibawakan karena lupa. Akhirnya, atas permintaan Hamid, ayahnya kembali ke tempat kerjanya untuk mengambil mainan tersebut. Sedangkan istrinya (Ishrat) justru melarang suaminya pergi kembali.

Semenjak kejadian itu, ayah Hamid tidak pernah kembali lagi ke rumah. Di tengah keterbatasan media untuk melakukan komunikasi, ayah Hamid hilang jejak, pada momen yang sama, banyak laki-laki di daerah tersebut hilang. Biasanya bentrok dengan tentara India. Tidak jarang peristiwa bentrok selalu terjadi antara warga lokal dengan tentara India. Banyak korban yang hilang seketika, tidak jarang pula anggota tentara yang juga meninggal.

Baca Juga:

Deklarasi Kemanusiaan Universal Rasulullah Saw saat Wukuf di Arafah

Mengenal 4 Kondisi Paling Penting untuk Anak

Apakah Semua Perempuan Terlahir Menjadi Ibu?

Apa yang Terjadi Jika Kita Memutus Tali Silaturahmi?

Semenjak belum kembali, relasi Hamid dengan ibunya ditampilkan dengan sangat dingin. Keduanya berbicara apa adanya. Ibunya bukanlah orang yang begitu perhatian kepada anaknya, meskipun demikian, bukan berarti sikap dinginnya itu adalah bukti bahwa ia tidak peduli dengan anaknya. Pada momentum itu, ibunya merasakan kesedihan luar biasa atas kehilangan suaminya. Segala upaya ia lakukan, termasuk melaporkan kepada pihak kepolisian terkait suaminya yang hilang. Namun tidak kunjung menemukan titik terang.

Di sisi lain, di Film Hamid sikap spiritual yang ditampilkan oleh sosok ayahnya, adalah seorang yang taat kepada agama. Kedekatan Hamid dengan ayahnya membuat ia merindukan sang ayah yang hangat itu. Dirinya selalu bertanya, mengapa ayahnya tidak pulang. Temannya sekolahnya, Bilaal, menjawab bahwa ayahnya sudah bersama Tuhan. Hamid tidak percaya itu, hingga ia terus mencari keberadaan ayahnya dan berusaha untuk berkomunikasi dengan Tuhan agar ayahnya kembali.

Daftar Isi

  • Film Hamid dan Keikhlasan Melepas Kepergian Sang Ayah

Film Hamid dan Keikhlasan Melepas Kepergian Sang Ayah

Pada suatu hari, selepas ia salat, ia melihat angka 786, sebuah angka yang numerik yang diyakini oleh masyarakat India yang artinya “Bismillahirrahmanirrahim”. Melalui angka itu, ia kemudian mengambil handphone milik ayahnya yang terletak di koper tua. Setelah mendapatkan handphone tersebut, ia terus menelpon nomor itu. telepon tersebut masuk ke nomor Abhay, salah satu tentara yang bertugas untuk konflik tersebut. Hamid begitu senangnya, telpon tersebut diangkat oleh Tuhan.

Abhay, awalnya tidak menggubris nomor itu. Lambat laun, ia mulai mulai menunjukkan empatinya kepada Hamid. Ia banyak mendengarkan cerita tentang ayah dan ibunya beserta konflik yang terjadi di daerahnya. Tidak jarang, ia turut membantu apa yang dibutuhkan oleh Hamid.

Setiap waktu, adegan dalam Film Hamid, dengan mengenakan kopyah ketika ingin menelpon Tuhan, Hamid mencurahkan segala hidupnya kepada nomor itu dengan keyakinan bahwa ia adalah Tuhan, tempat segala mencurahkan kegelisahan seperti apa yang pernah dijelaskan kepada ayahnya.

Perjuangan Hamid nyatanya tidak hanya mencari sang ayah, namun ia juga mengunjungi tempat kerja sang ayah, dan sambil ikut serta mengerjakan kapal yang pernah ayahnya buat, namun belum selesai. Tidak jarang, ia juga mendapatkan uang dan diberikannya kepada sang ibu. Hamid tampil sebagai anak kecil yang sudah dewasa.

Hingga suatu hari, dalam sebuah percakapan di telpon. Abhay mengakui bahwa dirinya bukan Tuhan. Hamid begitu kecewa dengan kenyataan bahwa, ayahnya sudah tiada. Ayahnya tidak bisa kembali bersama. Mengetahui hal itu, akhirnya ia menguburkan semua kenangan sang ayah. Mulai dari foto, berkas yang dimiliki ibunya untuk mencari sang ayah, hingga telpon genggam yang ia buang ketika mengetahui Abhay bukan Tuhan.

Pasca mengetahui kenyataan itu, baik Hamid atau sang Ibu melepas Rehmat dengan ikhlas. Film Hamid ditutup dengan Hamid yang sedang menaiki kapal bersama ibunya. []

Tags: ayahBollywoodCintaFilm HamidFilm Indiakemanusiaan
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Dinamika Konflik dalam Keluarga

Ungkap Dinamika Konflik dalam Keluarga di Film Ngeri-ngeri Sedap

20 Juni 2022
Perjuangan Perempuan Karier

Kisah Bapak Rumah Tangga dan Perjuangan Perempuan Karier

2 Juni 2022
Film Mimi

Tonton Film Mimi Sebelum Melakukan Praktik Surogasi!

31 Mei 2022
Pesan Parenting Drama Korea

Pesan Parenting Drama Korea: Anak Bukanlah Media Penerus Mimpi Orang Tua yang Terputus

30 Mei 2022
Korban Pelecehan Seksual

Susahnya Mencari Keadilan bagi Korban Pelecehan Seksual

28 Mei 2022
Gangubai Kathiawadi

Gangubai Kathiawadi: Film Pejuang Hak Perempuan di Wilayah Kamathipura

20 Mei 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • istri taat suami tidak kunjungi ayah yang sakit

    Kisah Istri Taat Suami tidak Kunjungi Ayah yang Sakit sampai Wafat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Deklarasi Kemanusiaan Universal Rasulullah Saw saat Wukuf di Arafah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dampak Negatif Skincare terhadap Ekosistem Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fikih Haji Perempuan: Sebuah Pengalaman Pribadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Impak Islamisasi di Malaysia: Tudung sebagai Identiti Muslimah Sejati dan Isu Pengawalan Moraliti Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna
  • 6 Pola Pendidikan Anak Sesuai Ajaran Islam
  • Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara
  • Doa Kemalaman di Perjalanan
  • Fikih Haji Perempuan: Sebuah Pengalaman Pribadi

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist