• Login
  • Register
Sabtu, 4 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Film Layla M; Kisah Kegigihan Perempuan Menjadi Seorang Jihadis

Baik Layla ataupun Dhania, merupakan dua perempuan yang sama, yang merasa kecewa atas segala hal yang tidak didapatkan di Suriah. Keduanya merasa kesal atas segala paham keislaman yang dimiliki

Muallifah Muallifah
11/04/2022
in Film
0
Film Layla M

Film Layla M

196
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Barangkali kalau mendengar nama Layla dalam film Layla M, pikiran kita mengarah kepada kisah perempuan yang bernama Layla Majnun, berikut dengan kisah haru bernama laki-laki yang bernama Qais. Kisah kedua tokoh itu, menjadi fenomenal bahkan di seluruh dunia sebab tidak tidak Bersatu akibat tidak mendapatkan restu dari orang tua Layla.

Namun, berbeda dengan kisah di atas, film Layla M justru sangat jauh dari apa yang kita pikirkan. Film ini justru menampilkan sosok perempuan yang gigih, cerdas serta tidak takut apapun dalam melakukan pemberontakan sesuai dengan keyakinannya.

Dikisahkan dalam film Layla M tersebut, Layla adalah seorang perempuan asal Belanda-Maroko yang tinggal di Kota Amsterdam. Sebagai penduduk minoritas, ia menyadari bahwa kotanya tidak terbuka kepada kelompok muslim, khususnya penggunaan cadar. Ketika di kotanya tersebut diberlakukan pelarangan penggunaan cadar, Layla justru melakukan penolakan dengan sangat keras dan ia justru menggunakan cadar. Atas dasar itu, Layla justru memiliki keinginan yang kuat untuk pergi ke Timur Tengah.

Selayaknya orang yang teguh terhadap pilihannya, seperti itulah Layla dalam film Layla M. Setiap hari, ia justru bergaul dengan kelompok-kelompok Islam kanan yang menyajikan kesengsaraan Palestina. Sampai pada pemahaman bahwa, Layla harus mengorbankan hidupnya untuk Islam dan saudara-saudaranya. Berbeda halnya dengan Layla, keluarganya justru lebih menerima atas perbedaan yang tercipta di kota tersebut.

Namun, ketegangan terjadi antara hubungan Layla dengan ayahnya. Apalagi ketika sang ayah tahu bahwa, Layla memutuskan untuk menggunakan cadar, menonton kisah-kisah kekejaman tentara Israel kepada Palestina dalam film Layla M, hingga akhirnya ia bertemu dengan Abdel (Illias Addab).

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik
  • Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

Baca Juga:

Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

Usia Remaja adalah Usia yang Rentan

Menjadi wajar atas sikap Layla. Sebab ia adalah seorang gadis, dimana pada masa transisi tersebut, ia memiliki sikap labil, keingintahuan yang besar, apalagi ketika mendapat penolakan oleh keluarganya atas perilaku yang dipilih, ia justru sering bergabung dengan kelompok-kelompok Islam kanan yang lebih menghargai akan eksistensinya.

Sikap ayahnya terutama, menjadi salah satu pemicu utama kegalauan Layla dalam film Layla M. Apalagi sejak bertemu dengan Abdel, ia merasa memiliki sosok baru dalam hidupnya, yang siap menampung kegelisahan dan keingintahuan yang dimilikinya.

Bersama Abdel, Layla memiliki tingkat religiusitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya. Setiap hari, keduanya belajar satu sama lain, seperti halnya mengkaji Al-Quran melalui skype. Segala bentuk perilaku yang menyimpang dan tidak sesuai dengan ayat Al-Qur’an, membuat Layla geram. Hingga akhirnya, dengan segala keresahan yang dialami, ia memilih untuk menikah dengan Abdel, dan kabur bersama suaminya.

Nyatanya, dalam film Layla M Abdel bukanlah laki-laki biasa. Ia adalah seorang jihadis yang memiliki peran penting dalam pergerakan terorisme. Mulai dari pelatihan bagi para jihadis, hingga produksi konten dalam penyebaran ideologi. Pasca pernikahan tersebut, kehidupan Layla berubah 180%. Ia seperti terombang-ambing dengan perjalanan Abdel. Ia dibawa ke Belgia, kamp pelatihan jihadis. Hingga akhirnya, perjalanannya berakhir ke Timur Tengah.

Beberapa waktu bersama Abdel, kebenaran terus terungkap. Ia mengetahui keterlibatan suaminya dengan jaringan teroris. Layla juga tidak setuju atas sikap yang harus diperankan sebagai istri, seperti halnya memasak untuk teman-teman Abdel, selalu berada di rumah, dll. Kegiatan itu bertentangan dengan niat Layla yang ingin pergi ke Timur Tengah untuk mengkaji Al-Quran, bersama anak-anak di penampungan. Namun, kegiatan itu di larang oleh suaminya.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Kisah dalam film Layla M, hampir serupa dengan kisah Nur Dhania, seorang perempuan yang, bermula dari facebook, ia berhasil membujuk keluarganya untuk berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Kisah Dhania barangkali menjadi salah satu warning bagi kita bahwa, momentum remaja adalah momen yang paling rentan terpapar radikalisme bahkan terorisme.

Tidak hanya itu, peran perempuan seperti apa yang disampaikan oleh Dhania melalui pelbagai forum, tidak jauh berbeda dengan apa yang ditampilkan oleh Layla, yakni membantu dalam ranah domestik. Sebab, jihad perempuan adalah mengurus hal domestik.

Akan tetapi, ketidaknyamanan tersebut dialami oleh Layla yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap negara Timur Tengah. Baik Layla ataupun Dhania, merupakan dua perempuan yang sama, yang merasa kecewa atas segala hal yang tidak didapatkan di Suriah. Keduanya merasa kesal atas segala paham keislaman yang dimiliki. Meskipun demikian, pengalaman dalam film Layla M itu adalah pembelajaran penting bagi keberlanjutan hidup perempuan, untuk memberikan sinyal dan menyebarkan virus tentang Islam rahmah bagi semuanya. []

 

Tags: Ekstremisme BeragamaFilmFilm Layla MJihadisperempuan
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Film Troll

Pertemuan Mitologi, Ekologi, dan Phallotechnology dalam Film Troll

1 Februari 2023
Film Gangubai Kathiawadi

Film Gangubai Kathiawadi: Siapapun Bisa Menjadi Pembela Hak Perempuan

17 Januari 2023
Cek Toko Sebelah 2

Review Film Cek Toko Sebelah 2: Makna Hubungan Orangtua-Anak

12 Januari 2023
Relasi Mubadalah

3 Potret Relasi Mubadalah dalam Film Enola Holmes 2

26 Desember 2022
Film Dokumenter

Film Dokumenter Muda Buka Suara: Upaya Mendokumentasikan Rahim Alam Melalui Suara Marginal

22 Desember 2022
Peran Ibu

Pentingnya Peran Ibu dalam Membentuk Karakter Anak dalam Film Laal Singh Chadda

14 Desember 2022
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nabi Saw Menghormati Anak Perempuan

    Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam
  • Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik
  • Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker
  • Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist