• Login
  • Register
Sabtu, 1 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Mengudar Stigma Perempuan Bercadar Ala Ainun Jamilah

Melalui Ainun Jamilah kita belajar, keterlibatan perempuan bercadar seperti Ainun dalam ruang-ruang diskusi perlu disambut dan disuarakan lebih lantang melalui konten narasi, aksi dan dukungan dari lingkungan tempat ia tumbuh dan belajar.

Alfiyah Alfiyah
01/05/2021
in Personal, Rekomendasi
0
Perempuan

Perempuan

405
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Berita tentang identitas perempuan bercadar yang menjadi pelaku bom di Mabes Polri pada akhir bulan Maret lalu menyita perhatian publik. Meskipun tidak ada hubungan antara gender dan model pakaian seseorang terhadap perbuatan melanggar hukum tertentu. Namun tidak sedikit ada ketakutan dibenak sebagian kecil masyarakat mengenai perempuan yang bercadar, terlepas dari aktivitas apa yang ia kerjakan.

Mengenai hal tersebut ada beberapa faktor yang membuat perempuan terlibat dalam aksi teror. Menurut A.C Manullang, secara nasional dapat bersumber pada beberapa faktor, yaitu : 1) faktor ekstrimisme keagamaan, 2) nasionalisme kesukuan yang mengarah pada separatisme dan 3) kelompok kepentingan tertentu yang ingin menimbulkan kekacauan.

Menurut saya, dalam konteks peristiwa bom bunuh diri yang dilakukan oleh perempuan yang menyerang Mabes Polri, faktor pertama menjadi relevan yaitu ekstrimisme beragama. Hal itu tercermin pada isi surat wasiat yang ditinggalkan pelaku. Dalam surat tersebut ia menuliskan tentang janji balasan surga bagi mereka yang mau memutuskan hubungan dengan dunia seperti tidak mengikuti pemilu karena sama halnya mendukung Thoghut, tidak menggunakan bank konvensional karena ada riba dll.

Narasi yang dibangun seringnya mengatasnamakan kepentingan agama sehingga meninggalkan kebutuhan duniawi merupakan keputusan paling agung nan mulia. Lebih lanjut, ekstrimisme paham agama yang diyakini adalah paling benar sehingga melihat segala sesuatu diluar diri adalah kafir, sehingga timbul perbuatan mencederai, membuat orang lain merasa takut sampai pada membunuh orang yang mengatasnamakan amaliyah wajib yang harus dilakukan oleh mereka. Karena masih menurut doktrin yang sama, dengan perbuatan itu, sama halnya dengan mendekatkan pelaku pada pintu surga Tuhan. 

Perempuan Menolak Terorisme 

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan
  • Gerakan Perempuan Melestarikan Tradisi Nyadran
  • Dalam Relasi Pernikahan, Perempuan Harus Menjadi Subjek Utuh
  • Dalam Al-Qur’an, Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Bekerja

Baca Juga:

Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan

Gerakan Perempuan Melestarikan Tradisi Nyadran

Dalam Relasi Pernikahan, Perempuan Harus Menjadi Subjek Utuh

Dalam Al-Qur’an, Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Bekerja

Asumsi bahwa penerimaan diri seseorang oleh lingkungannya adalah berdasarkan ekspresi perilaku seperti ideologi, gagasan dan tindakan yang dibawa, bukan berdasarkan pakaian yang ia kenakan. Hal ini sesuai dengan tugas manusia yang mengemban amanah sebagai Khalifah.

Lebih lanjut mengenai tujuan kekhalifahan, pemilik Instagram Ainun Jamilah, seseorang perempuan muda progresif dari Makassar yang terlibat aktif dalam organisasi lintas iman, komunitas lokal pengkajian isu agama dan budaya, serta giat mengisi konten @cadargarislucu tentang pemahaman bahwa manusia tidak dibedakan hanya karena model pakaian, dan jenis gender tertentu. Tetapi melalui kontribusi dan bentuk tanggungjawab yang nyata sebagai seorang pemimpin di muka bumi.

Tidak hanya menyuarakan bahwa cadar bukanlah simbol eksklusifitas, tetapi akun @cadatgarislucu juga kerap kali eksis membagikan postingan mengenai pentingnya merawat hak-hak sebagai manusia yang beragama yang melindungi dan menyayangi seluruh ciptaan tuhan. Kalis Mardiasih, seorang aktivis hak-hak perempuan dalam sambutannya sebagai panelis di dalam Webinar yang berjudul “Menyambut Generasi Cadar Garis Lucu” yang ditayangkan melalui akun YouTube Mubadalah menyatakan dengan tegas bahwa, gerakan cadar reformis moderat yang saat ini sedang digagas oleh Ainun dkk dicederai oleh tafsir yang patriarkal.

Prinsip eksklusifitas laki-laki dalam produksi dan interpretasi teks-teks keagamaan pada akhirnya dapat membuat perempuan hanya sebagai objek kontrol dari pengetahuan keagamaan serta peran mereka dalam memproduksi narasi yang ekual gender menjadi terabaikan. 

Mengudar Stigma Penggunaan Cadar

Ainun Jamilah mengaku berempati atas situasi yang terjadi. Ia sangat menyayangkan dengan penggunaan identitas cadar berarti turut mengukuhkan pandangan publik tentang pemakaian cadar yang diidentikkan penganut paham ekstrimisme.

Dalam gagasan dan gerakan yang ia bangun, perlunya menyadari akan pentingnya menerima realitas dari identitas berbeda di luar diri, artinya langkah untuk memilih dan menerima perbedaan itu melalui pergumulan dari berbagai perspektif yang beda sampai pada aksi memperjuangkan kesetaraan dengan asas keadilan bagi perempuan dan kemanusiaan.

Ainun menjawab pula berbagai pertanyaan mengenai cara untuk mengudar Stigma orang terhadap perempuan bercadar seperti berikut : a) aktif melibatkan diri dalam pergaulan keluarga, b) aktif melibatkan diri dalam forum-forum diskusi kampus, c) berani angkat suara dan menyatakan pendapat, d) tidak alergi diskusi dan bergumul membagi peran dengan lawan setara, e) memperluas pergaulan di komunitas-komunitas filsafat, f) mengambil peran penting di organisasi-organisasi antar iman, g) berani mengambil resiko.

Melalui Ainun Jamilah kita belajar, keterlibatan perempuan bercadar seperti Ainun dalam ruang-ruang diskusi perlu disambut dan disuarakan lebih lantang melalui konten narasi, aksi dan dukungan dari lingkungan tempat ia tumbuh dan belajar. Karena melalui jalan itulah tujuan maksimal penciptaan manusia sebagai khalifah yang tidak boleh mencederai martabat kemanusiaan baik melalui tafsir teks yang misoginis maupun pengungkungan dari melakukan aktifitas di ruang publik mampu diredam. []

 

 

Tags: cadarGerakan HijrahHijabislamJilbabKesalinganPerdamaianperempuantoleransi
Alfiyah

Alfiyah

Seorang Mahasiswi Fakultas Dakwah yang sedang berikhtiar merampungkan studinya.

Terkait Posts

Sepak Bola Indonesia

Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

1 April 2023
Agama Perempuan Separuh Lelaki

Pantas Saja, Agama Perempuan Separuh Lelaki

31 Maret 2023
Kontroversi Gus Dur

Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu

30 Maret 2023
Food Waste

Bulan Puasa: Menahan Nafsu Atau Justru Memicu Food Waste?

30 Maret 2023
Perempuan Haid Mendapat Pahala

Bisakah Perempuan Haid atau Nifas Mendapat Pahala Ibadah di Bulan Ramadan?

29 Maret 2023
Ruang Anak Muda

Berikan Ruang Anak Muda Dalam Membangun Kotanya

29 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Melestarikan Tradisi Nyadran

    Gerakan Perempuan Melestarikan Tradisi Nyadran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadis Relasi Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemerdekaan Indonesia Bukti dari Keberkahan Ramadan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat
  • Nabi Muhammad Saw Biasa Melakukan Kerja-kerja Rumah Tangga
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan
  • Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri
  • Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist