• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Forum Titik Temu Ajak Manusia Perkuat Persaudaraan dan Perdamaian

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
11/04/2019
in Aktual
0
membangun peradaban

membangun peradaban

18
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Nurcholis Madjid Society, Ma’arif Institute, Wahid Foundation, Jaringan Gusdurian dan Yayasan Terang Surabaya menggelar forum titik temu. Forum tersebut dihadiri 200-an peserta di salah satu hotel Jakarta, Rabu, 10 April 2019.

Dalam forum bertajuk persaudaraan insani, hidup damai dan hidup berdampingan itu, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, MA membacakan dokumen persaudaraan manusia. Dokumen tersebut merupakan hasil kesepakatan Imam Besar Al Azhar, Sayyed Ahmed al Thayeb dengan Pemimpin Gereja Dunia, Paus Fransiskus di Abu Dhabi awal Februari lalu.

Inti dokumen itu menegaskan umat manusia di seluruh dunia agar senantiasa membina persahabatan, menjalin persaudaraan, dan saling menghormati. Serta tidak mempolitisasi agama untuk kepentingan politik praktis, sehingga memecah belah persaudaraan seluruh umat manusia, sebangsa dan setanah air.

Ketua Nurcholish Madjid Society, Muhammad Wahyuni Nafis mengatakan, langkah kemanusiaan ini tentu saja bukan hanya tanggung jawab satu umat atau satu negara. Namun kerja bersama semua umat manusia di dunia, termasuk Indonesia.

“Dalam usaha meneruskan seruan ini dan demi mengingatkan penguatan toleransi dan mencegah peningkatan eskalasi kebencian dan permusuhan diantara warga bangsa. Kami menggelar forum titik temu,” kata M. Wahyuni Nafis melalui pesan tertulis yang diterima Mubadalahnews.

Baca Juga:

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

Mengenal Paus Leo XIV: Harapan Baru Penerus Paus Fransiskus

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Manusia Bukan Tuan Atas Bumi: Refleksi Penggunaan Energi Terbarukan dalam Perspektif Iman Katolik

Ia menjelaskan, forum ini hendak mengajak seluruh umat manusia untuk mengecam segala bentuk teror, ekstremisme kekerasan, baik fisik maupun verbal. Termasuk setiap bentuk keburukan yang merusak harmoni dan kedamaian hidup bersama

“Forum titik temu ini (kami) mengingatkan penguatan toleransi dan mencegah peningkatan eskalasi kebencian dan permusuhan di antara warga bangsa,” ucapnya.

Untuk itu, pentingnya usaha-usaha memperkuat lembaga-lembaga pendidikan dan mendorong mereka untuk mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan. Seperti toleransi, budaya saling menghormati, dan kebebasan tanpa perbedaan.

“Intinya forum ini bertujuan untuk terus memperkuat persaudaraan dan perdamaian,” tegasnya.

Masalah terbesar adalah kebencian, bukan perbedaan

Sementara itu, Koordinator Jaringan Nasional Gusdurian, Alissa Wahid menambahkan, forum titik temu ini penting untuk menyampaikan pesan bahwa masalah terbesar manusia adalah kebencian, bukan karena perbedaan.

“Di era dunia mengglobal ini, kita tak dapat menghindari keberagaman dalam hidup bersama,” ucap putri sulung dari Presiden ke-4.

Menurutnya, kebencian antar kelompok akan membawa kehancuran. Untuk itu, antar kelompok harus membangun jembatan-jembatan persaudaraan, dengan terus memupuk kepercayaan dan toleransi antar sesama.

“Selalu ada ruang hidup bersama dalam persatuan dan kedamaian,” kata Mbak Alissa, sapaan akrabya.

Untuk diketahui, sejumlah tokoh hadir dan menyampaikan pesan perdamaian melalui pidatonya, antara lain Pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafii Ma’arif. Istri almarhum Abdurrahman Wahid, Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, dan istri almarhum Nurcholish Madjid, Omi Komaria Madjid.

Selain tiga tokoh tersebut, forum ini juga dihadiri tokoh-tokoh lain seperti Muhammad Mahfud MD, Siti Musdah Mulia, Komaruddin Hidayat, Ignatius Suharyo, Dr HC KH Husein Muhammad, HS Dillon.

Selain itu ada Ruhaini Dzuhayatin, Oman Fathurrahman, Ulil Abshar Abdalla, Sudhamek AWS, Banthe Dammasubho, Chandra Setiawan, Arief Harsono, Pendeta Gomar Gultom, dan Rommy Mandang. (RUL)

Tags: dokumen persaudaraan manusiaforum titik temuImam Besar Al AzharKebenciankeberagamanPaus FransiskusPemimpin Gereja DuniaperbedaanPerdamaiansaling menghormatiSayyed Ahmed al Thayebtoleransi
Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Lebih banyak mendengar, menulis dan membaca.

Terkait Posts

Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version