• Login
  • Register
Sabtu, 28 Januari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Forum Titik Temu Ajak Manusia Perkuat Persaudaraan dan Perdamaian

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
11/04/2019
in Aktual
0
membangun peradaban

membangun peradaban

8
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Nurcholis Madjid Society, Ma’arif Institute, Wahid Foundation, Jaringan Gusdurian dan Yayasan Terang Surabaya menggelar forum titik temu. Forum tersebut dihadiri 200-an peserta di salah satu hotel Jakarta, Rabu, 10 April 2019.

Dalam forum bertajuk persaudaraan insani, hidup damai dan hidup berdampingan itu, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, MA membacakan dokumen persaudaraan manusia. Dokumen tersebut merupakan hasil kesepakatan Imam Besar Al Azhar, Sayyed Ahmed al Thayeb dengan Pemimpin Gereja Dunia, Paus Fransiskus di Abu Dhabi awal Februari lalu.

Inti dokumen itu menegaskan umat manusia di seluruh dunia agar senantiasa membina persahabatan, menjalin persaudaraan, dan saling menghormati. Serta tidak mempolitisasi agama untuk kepentingan politik praktis, sehingga memecah belah persaudaraan seluruh umat manusia, sebangsa dan setanah air.

Ketua Nurcholish Madjid Society, Muhammad Wahyuni Nafis mengatakan, langkah kemanusiaan ini tentu saja bukan hanya tanggung jawab satu umat atau satu negara. Namun kerja bersama semua umat manusia di dunia, termasuk Indonesia.

“Dalam usaha meneruskan seruan ini dan demi mengingatkan penguatan toleransi dan mencegah peningkatan eskalasi kebencian dan permusuhan diantara warga bangsa. Kami menggelar forum titik temu,” kata M. Wahyuni Nafis melalui pesan tertulis yang diterima Mubadalahnews.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • “Oh Indonesiaku” Lagu Nasida Ria yang Membincang Kerukunan di Negara yang Plural
  • Tahun Baru Imlek dan Keharmonisan antar Umat Beragama
  • Perbedaan Perempuan dan Laki-laki Itu Untuk Saling Melengkapi
  • RIP Paus Emeritus Benedictus XVI dan Dialog Mubadalah antar Agama-agama
    • Masalah terbesar adalah kebencian, bukan perbedaan

Baca Juga:

“Oh Indonesiaku” Lagu Nasida Ria yang Membincang Kerukunan di Negara yang Plural

Tahun Baru Imlek dan Keharmonisan antar Umat Beragama

Perbedaan Perempuan dan Laki-laki Itu Untuk Saling Melengkapi

RIP Paus Emeritus Benedictus XVI dan Dialog Mubadalah antar Agama-agama

Ia menjelaskan, forum ini hendak mengajak seluruh umat manusia untuk mengecam segala bentuk teror, ekstremisme kekerasan, baik fisik maupun verbal. Termasuk setiap bentuk keburukan yang merusak harmoni dan kedamaian hidup bersama

“Forum titik temu ini (kami) mengingatkan penguatan toleransi dan mencegah peningkatan eskalasi kebencian dan permusuhan di antara warga bangsa,” ucapnya.

Untuk itu, pentingnya usaha-usaha memperkuat lembaga-lembaga pendidikan dan mendorong mereka untuk mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan. Seperti toleransi, budaya saling menghormati, dan kebebasan tanpa perbedaan.

“Intinya forum ini bertujuan untuk terus memperkuat persaudaraan dan perdamaian,” tegasnya.

Masalah terbesar adalah kebencian, bukan perbedaan

Sementara itu, Koordinator Jaringan Nasional Gusdurian, Alissa Wahid menambahkan, forum titik temu ini penting untuk menyampaikan pesan bahwa masalah terbesar manusia adalah kebencian, bukan karena perbedaan.

“Di era dunia mengglobal ini, kita tak dapat menghindari keberagaman dalam hidup bersama,” ucap putri sulung dari Presiden ke-4.

Menurutnya, kebencian antar kelompok akan membawa kehancuran. Untuk itu, antar kelompok harus membangun jembatan-jembatan persaudaraan, dengan terus memupuk kepercayaan dan toleransi antar sesama.

“Selalu ada ruang hidup bersama dalam persatuan dan kedamaian,” kata Mbak Alissa, sapaan akrabya.

Untuk diketahui, sejumlah tokoh hadir dan menyampaikan pesan perdamaian melalui pidatonya, antara lain Pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafii Ma’arif. Istri almarhum Abdurrahman Wahid, Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, dan istri almarhum Nurcholish Madjid, Omi Komaria Madjid.

Selain tiga tokoh tersebut, forum ini juga dihadiri tokoh-tokoh lain seperti Muhammad Mahfud MD, Siti Musdah Mulia, Komaruddin Hidayat, Ignatius Suharyo, Dr HC KH Husein Muhammad, HS Dillon.

Selain itu ada Ruhaini Dzuhayatin, Oman Fathurrahman, Ulil Abshar Abdalla, Sudhamek AWS, Banthe Dammasubho, Chandra Setiawan, Arief Harsono, Pendeta Gomar Gultom, dan Rommy Mandang. (RUL)

Tags: dokumen persaudaraan manusiaforum titik temuImam Besar Al AzharKebenciankeberagamanPaus FransiskusPemimpin Gereja DuniaperbedaanPerdamaiansaling menghormatiSayyed Ahmed al Thayebtoleransi
Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Biasa disapa akrab dengan panggilan Arul, lulusan S1 Ekonomi Syariah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, tukang masak di gunung, tapi lebih banyak diam, mendengarkan dan menulis.

Terkait Posts

perspektif mubadalah

5 Pilar Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

28 Januari 2023
Ninik Rahayu Dewan Pers

Dr. Ninik Rahayu Terpilih sebagai Ketua Dewan Pers 2022-2025

15 Januari 2023
Terorisme

Forum Masyarakat Sipil Cirebon Dorong Rehabilitasi dan Reintegrasi Mantan Pelaku Kasus Terorisme

14 Januari 2023
Nabi Perintahkan Kita Lindungi Warga dari Kekerasan Seksual

Nabi Perintahkan Kita Lindungi Warga dari Kekerasan Seksual

31 Desember 2022
Mahasiswa Sebagai Social Control Untuk Wujudkan Bebas dari Korupsi

Mahasiswa Sebagai Social Control Untuk Wujudkan Bebas dari Korupsi

30 Desember 2022
wakaf uang perempuan

Wakaf Uang, Menciptakan Perempuan Berdaya

27 Desember 2022
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fatwa KUPI

    Menanti Hasil Fatwa KUPI dari Kokohnya Bangunan Epistemologi Part II-Habis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Pilar Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Writing for Healing: Mencatat Pengalaman Perempuan dalam Sebuah Komunitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Atensi Pesantren Menjawab Isu Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konco Wingking Dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 3 Hal yang Perlu Ditegaskan Ketika Perempuan Aktif di Ruang Publik
  • Content Creator atau Ngemis Online?
  • 5 Pilar Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah
  • Menanti Hasil Fatwa KUPI dari Kokohnya Bangunan Epistemologi Part II-Habis
  • Terminologi Mubadalah Berguna Untuk Gagasan Relasi Kerjasama

Komentar Terbaru

  • Menjauhi Sikap Tajassus Menjadi Resolusi di 2023 - NUTIZEN pada (Masih) Perlukah Menyusun Resolusi Menyambut Tahun Baru?
  • Pasangan Hidup adalah Sahabat pada Suami Istri Perlu Saling Merawat Tujuan Kemaslahatan Pernikahan
  • Tanda Berakhirnya Malam pada Relasi Kesalingan Guru dan Murid untuk Keberkahan Ilmu
  • Tujuan Etika Menurut Socrates - NUTIZEN pada Menerapkan Etika Toleransi saat Bermoda Transportasi Umum
  • Film Yuni Bentuk Perlawanan untuk Masyarakat Patriarki pada Membincang Perkawinan Anak dan Sekian Hal yang Menyertai
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist